Download App

Chapter 26: Hukuman

Hari libur.

Saat hari libur, semua siswa diperbolehkan untuk pergi kemanapun mereka mau, selama dalam pengawasan pihak yang bertanggung jawab.

Leon keluar dari asrama saat pagi, dia telah ditunggu oleh Albion yang sedang duduk di bangku taman.

"Ohh, Leon, selamat pagi. Apakah kau punya rencana untuk berlibur?"

"Paman Albion, bukankah Paman sedang cuti hari ini? Mengapa masih ada di sini?"

"Yah, aku memiliki beberapa urusan di sini. Sebentar lagi aku akan pergi ke White Tower karena berbagai hal. Mumpung aku masih disini, mari mengobrol sebentar"

Leon berjalan menuju bangku taman dan duduk di samping Albion.

Leon bertanya, "Paman, kenapa penyihir putih disebut sebagai tipe penyihir terlemah?"

Albion tertawa mendengar pertanyaan Leon, "Itu karena secara khusus, penyihir putih tidak memiliki metode untuk menyerang dan bertahan. Bahkan jika tanpa Crest, aku yakin penyihir putih adalah kelompok pertama yang akan tewas dalam medan perang. Namun… jangan meremehkan penyihir putih"

"Apakah menyembuhkan dan mengobati sama pentingnya dengan menyerang dan bertahan?"

"Ya, kau bisa menganggapnya seperti itu. Kita adalah penyihir putih, tugas kita adalah menjaga nyawa dan menyelamatkan jiwa. Putih berarti kemurnian, tugas kita adalah menjaga semua hal tetap pada semestinya"

"Aku tidak mengerti"

Albion tersenyum sedikit, "Tidak apa-apa, suatu saat nanti kau akan memahaminya"

Kesunyian bertahan selama beberapa saat, tidak ada percakapan yang terjadi.

Leon ragu untuk mulai bertanya, "Tentang Gadis bernama Arines itu… aku penasaran bagaimana dia bisa masuk ke sekolah ini meskipun satu semester telah berlalu"

Albion tetap memasang wajah tenang, dia sama sekali tidak terganggu oleh pertanyaan Leon.

"Arines Fou Belzarc… aku tidak terlalu banyak tau tentangnya. Namun jika menilai dari namanya, aku rasa dia masih keturunan seorang bangsawan. Leon, jika kau ingin masa depanmu terjamin, buatlah hubungan dengan para bangsawan"

"Tapi bukankah itu adalah hubungan palsu?"

"Tidak, inilah politik. Itu saja saranku untuk masa depanmu. Baiklah, sudah saatnya aku pergi. Jika kau pergi ke White Tower, katakan saja namaku, kau akan disambut di sana"

"Terima kasih, aku akan memikirkannya lain kali"

Setelah kalimat perpisahan yang singkat, Albion menghilang dalam sekejap mata. Leon tidak pernah berhenti takjub pada sihir teleportasi.

Leon tetap duduk di tempatnya, dia memandang langit sambil berpikir tentang ucapan Albion.

"Bangsawan… Arines kah?"

"Ya, Apakah kamu memiliki urusan denganku?"

"Huh?" Leon langsung terkejut karena mendapatkan jawaban. Dia melihat Arines yang sedang berdiri di depannya. Sepertinya Arines sedang berkeliling dan berhenti tepat ketika Leon menyebutkan namanya.

"Arines?!"

"Ya, Namaku Arines. Kamu sudah menyebutkan namaku dua kali, apakah ada sesuatu tentangku?"

Leon kebingungan menghadapi pertanyaan itu. Jika dia menjawab sesuai perkataan Albion, itu akan menimbulkan masalah besar.

"Ah—, aku hanya sedang berpikir mengapa kamu telat masuk sekolah selama enam bulan"

Arines tetap pada wajah tanpa ekspresi, "Hm? Maaf, aku tidak ingin membahasnya karena beberapa alasan. Jika aku tidak salah, namamu Leon Farnos, kan? Orang-orang sering membicarakan tentangmu, sepertinya kamu orang yang hebat"

Leon sedikit tersipu karena dipuji, "Ahahaha, itu hanya cerita yang dilebih-lebihkan. Aku hanya siswa biasa"

Arines diam sebentar untuk berpikir, lalu berkata, "Hmm, definisi 'biasa' bagimu sepertinya sangat jauh dari pemahaman orang lain. Aku tidak pernah bertemu siswa biasa yang mendapatkan tongkat sihir iblis secara kebetulan"

Leon tidak mampu menepis pernyataan itu.

"Leooooon!"

Tiba-tiba Leon mendengar suara Anna dari kejauhan. Anna sedang berlari ke arahnya.

"Sepertinya temanmu datang. Kalau begitu, aku permisi"

Arines menunduk sedikit lalu berjalan pergi. Leon ingin mengatakan sesuatu, namun kalimat itu tidak sempat terucap.

Ketika Anna tiba, dia langsung menarik tangan Leon sambil panik.

"Leon, cepat!"

"Kemana?"

"Sudahlah, ikuti aku saja"

Leon segera berlari mengikuti Anna. Mereka keluar dari wilayah sekolah, melewati arena perbelanjaan, dan akhirnya berhenti di sebuah kedai makan kecil. Di sana ada Evan dan Hova yang sedang berselisih.

Evan protes, "Hei! Ini antreanku, kau tidak bisa menerobos seenaknya"

Hova menjawab, "Hah?! Untuk apa aku mengantre? Aku adalah seorang Eleinar, orang-orang harus menyingkir jika aku memintanya"

"Kau— sialan!"

Selain itu, ada juga Elyon— kakak dari Anna yang sedang mencoba menghentikan keduanya. Namun meskipun Elyon terus menggunakan sihir es miliknya, keduanya selalu berhasil menghancurkannya.

Amarah Evan dan Hova sudah tidak terbendung, atau mungkin itu hanya insting mereka untuk saling bertarung.

Leon mencoba untuk terlibat, "Hei, hentikan! Para pengawas bisa menghukum kalian jika sampai menimbulkan keributan di luar wilayah sekolah"

"Hah?!" Hova menengok ke arah Leon dengan ekspresi marah. Dia jauh lebih marah pada Leon dibandingkan pada Evan.

"Kebetulan sekali, aku ingin membalas dendam untuk kapten kami"

Hova langsung mengaktifkan Crest pertama miliknya. Sebuah lingkaran kuning dengan corak singa muncul di belakang punggungnya.

"First Crest of Golden Lion, Golden Blood"

Sebagian tubuh Hova langsung diselimuti cahaya emas redup. Hova pernah menggunakannya untuk melawan Evan dalam pertandingan. Dia masih bisa menandingi Evan meskipun Evan dalam kondisi penguatan penuh.

Crest milik Hova tidak seperti milik Evan yang memiliki aplikasi langsung pada tubuhnya sehingga bisa berubah menjadi tubuh harimau. Melainkan sebuah penguatan internal, dengan kata lain ototnya.

Leon tidak boleh menerima serangan langsung, dia bisa langsung runtuh jika terkena serangan satu kali. Ini karena kondisi tubuhnya belum benar-benar pulih.

"Kapten!"

Evan langsung berlari untuk menghentikan Hova. Tangan kirinya telah berubah menjadi tangan harimau putih.

Anna membuat lima lapisan dinding es untuk memperlambat Hova, namun semua ditembus dengan mudah.

Leon dalam bahaya jika tidak segera bertindak. Crest hijau bercorak ular muncul, Shira Yuki meluncur di udara dan membelit Hova. Hova berhasil dihentikan, namun dia semakin marah.

Sebuah Crest kuning kedua muncul.

"Second Crest of Golden Lion, Lion Roar"

Leon terkejut, "Crest kedua?!"

Hova meraung keras, suaranya menggema ke seluruh tempat. Shira Yuki tidak mampu bertahan dan langsung melepaskan diri.

Hova langsung melesat menuju Leon. Leon tidak lagi punya cara untuk mempertahankan dirinya. Kondisinya sekarang tidak memungkinkan untuk meminjam kekuatan roh atau iblis. Leon hanya bisa pasrah dengan pilihan terakhir. Dia menyilangkan lengannya di depan wajahnya sebagai pertahanan terakhir.

Mungkin dia akan terlempar beberapa meter karena sebuah pukulan, tapi tidak ada lagi yang bisa dia lakukan.

Pada saat-saat terakhir sebelum terkena pukulan… seorang wanita cantik muncul.

Wanita itu berbicara dengan suara yang dingin, "Apa yang sedang kalian lakukan? Apakah tidak ada yang mengatakan bahwa menggunakan sihir di luar lingkungan sekolah adalah pelanggan?"

Semuanya langsung berhenti. Wanita itu… Hana Irena memiliki pandangan yang dingin serta mengeluarkan aura yang mengintimidasi. Hova yang semula marah langsung kehilangan minat bertarung karena ketakutan. Meskipun Hana Irena memiliki wajah dingin, Hova dapat merasakan dengan jelas kemarahan yang besar darinya.

Hana Irena menatap tajam anak-anak itu.

"Evan En Light, Leon Farnos, Anna Yoko, Elyon Yoko, Hova Eleinar. Kalian kembali ke sekolah sekarang. Aku akan memutuskan hukuman untuk kalian nanti"

Anna protes, "Tapi aku tidak ikut bertarung, aku hanya—"

Hana langsung melirik Anna dengan tatapan tajam sebelum Anna sempat menyelesaikan kalimatnya. Anna langsung merinding, keringat dingin membasahi wajahnya.

Pandangan mata itu seolah mengatakan bahwa Hana Irena tidak menerima keluhan.

Hana Irena berjalan pergi sementara kelima anak itu mengikuti dari belakang.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C26
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login