Download App

Chapter 44: bab 44. Martin berusaha menghancurkan pernikahaan Alena dan Robin.

"2 minggu lagi resepsi Alena dan Robin, ada kesempatan aku bisa menghancurkan hubungan mereka, gumam Martin dalam hati.

Di dalam kelas Martin memutar otaknya bukan untuk pelajaran, namun mencari cara bagaimana hubungan Alena dan Robin bisa pecah, "Ale nanti istirahat kita perpus pinjam buku, "kata Martin. "istirahat buat makan, aku laper, "kata Alena sambil melotot. "Jutek amat lo, "kata Martin. "Martin, Alena kenapa kalian ngobrol terus bukan memperhatikan, keluar sana, jangan ikuti pelajaran bapak, "Kata pak Dosen marah. "Maaf pak, Martin yang ngajak ngobrol, "kata Alena sambil keluar kelas di ikuti Martin.

Alena yang marah di ikuti Martin, "Ale aku minta maaf, nanti aku jelasin deh sama pak Dosen kalo aku yang salah, "kata Martin mengejar Alena. Alena pergi ke kantin melampiaskan kekesalannya pada makanan, "Lo musti traktir, apa yang aku makan, "Kata Alena memesan beberapa makanan dan minuman, Martin yang bengong dengan kelakuan Alena, "Lo perut kecil makan banyak banget, "kata Martin, "Aku kalo lagi Emosi yah begini siapa suruh lo bikin Emosi, tanggung aja akibatnya, "kata Alena.

"Ale, aku kan murid baru banyak pelajaran yang ketinggalan, ajarin aku dong, "Kata Martin mulai bersiasat, "Kalo mau privat sama suami aku aja kan Kak Robin guru, kalo aku boro-boro ngajarin orang aku aja di ajarin suami tau, "kata Alena.

"Yah kalo suami kamu mau ajarin aku gapapa, aku Privat di rumah Lo aja, "kata Martin. "Ntar aku tanya suami aku dulu soalnya suami aku selain ngajar, bantuin ayah aku juga di kantor "kata Alena, "Sibuk dong suami Lo, "kata Martin. "Ya gitu, deh, makanya musti aku tanyain dulu, "kata Alena. "Oke aku tunggu yah jawabannya, "kata Martin,

Setelah membayar semua makanan Alena mereka masuk kelas lagi karena Pelajaran yang lain sudah di mulai. sudah ganti Dosen yang lain.

"Ale kamu kan masih muda, umur mu saja baru 19thn kenapa kamu sudah menikah? "gumam Martin dalam hati. "Woy ngelamun aja, mikirin Ale yah, "kata Indri. "Ya, lo tau Ale udah merried, "tanya Martin bisik-bisik takut di marahin Dosen lagi, Indri cuma ngangguk, membuat Martin semakin kesal, "

Jam istirahat tiba, karena perut Alena udah kenyang, Alena ga pergi ke kantin, Alena malah tidur di kelas, Indri cuma bisa geleng-geleng kepala lihat kelakuannya seperti itu, Martin juga ga ikut ke kantin dia memandangi gadis pujaan hatinya itu, "Ya Tuhan, ileran aja dia cantik banget, "kata Martin dalam hati. Indri yang cemburu melihat Martin lebih memandang Alena daripada dirinya, "Inget Martin itu bini orang, kenapa lu ga move on aja sama aku gitu, "kata Indri. "Gua belom bisa pindah ke lain hati dri, sabar yah, ntar kalo gua bisa move on, moga aja berjodoh sama lo, "kata Martin. "Jangan lama-lama ntar kalo gua juga di embat yang laen tau rasa lo, "kata Indri.

Akhirnya pelajaran Usai, Alena di jemput Robin, Martin mengikuti Alena karena mau minta Privat ke Robin, "Kak aku mau Privat dong, "kata Martin. Robin yang melihat ada kejanggalan menolaknya. "Privat buat apaan kuliah juga baru semester 1, belajat aja yang rajin terus ulangi lagi di rumah, maaf soalnya aku sibuk, ga ada Waktu, "kata Robin. "kalo aku belajar bersama Ale boleh kan kak, "kata Martin. "Ga usah, Ale belajarnya sama aku saja, "kata Robin jutek yang tau Martin cuma cari alasan saja untuk dekat-dekat sama Alena. "Ayo kak pulang, dadah Martin, "kata Alena.

Martin kesal rencana untuk lebih dekat dan tebar pesona sama Alena gatot alias gagal total, "musti pake rencana lain ini, "kata Martin.

Akhirnya Martin menemui teman-temannya dan menceritakan semuanya. "Gini aja Tin, kita pura-pura gangguin cewe yang lo taksir ntar lo tolongin dia biar dia tertarik dengan kebaikan lo, terus ntar laen hari kita coba tabrak dia, terus lo tolongin lagi masa kalo udah beberapa kali hati dia ga luluh juga ," kata jacki teman Martin. "Oke mulai besok kita mulai, "kata Martin bersemangat.

Di rumah Alena sedang manja-manja sama Suaminya, "Kak, apa bedanya kamu sama helicopter? "tanya Alena. "Bedalah Helicopter muter kalo aku ga, "jawab Robin, "Yeee salahlah, jawabannya Helicopter berputar di udara kalo kamu berputar-putar di hati dan pikiranku, hahaha, "Alena dan Robin tertawa terbahak-bahak, "bisa aja kamu, "kata Robin sambil mencium bibir Alena, dan Alenapun membalas ciumannya, "Love you Ale, "kata Robin, "Love you too muuuuachh, "Alena mencium pipi Suaminya dengan semangat, "Aku mau nasi goreng buatan istriku dong, "kata Robin, "Oke siap, aku bikinin dulu yah, "kata Alena, bergegas membuatkan nasi goreng spesial dengan telor mata sapi, mereka makan berdua dalam satu piring, Ayah Frans yang melihat kemesraan mereka merasa Bahagia,

"Duh pamer kemesraan teruusss, "kata Alex sambil masuk ke dalam kamarnya. Ibu Nabila hanya tersenyum melihat tingkah anak-anaknya. "Bu ternyata kita kurang punya anak dua, bikin anak lagi yuk, "kata Ayah Frans, "Noo Ayah jangan, sekarang saatnya Alena yang produksi, bukan ibu, kasian Ibu sudah saatnya istirahat masa ngurus bayi lagi, "teriak Alena. "Hahaha, Ayah kan cuma becanda Aleee, "Kata Ayah. disambut tawa semuanya. "Iih ga lucu bercandanya, ayo kak kita ke kamar, kita bikin anak, "kata Alena, membuat wajah Robin merah menahan malu, di depan mertuanya.

"Huh dasar bocah, udah punya suamipun ga berubah, ngomong ga pernah di saring, "kata Ayah. "Sudahlah, itu menurun dari ayahnya, hahaha, "Nabila tertawa sampai perutnya sakit. Frans dan Nabila menonton tv berdua saja karena Alex sudah masuj kamar, Alena dan Robinpun sudah masuk ke dalam kamar pula. "Dah malam, ayah besok harus kerja, ayo istirahat, "kata Nabila, "Tapi olahraga bareng dulu yah di ranjang, "kata Frans sambil mengedipkan matanya sebelah, Nabila hanya tersenyum, meski usia bertambah tua, namun Frans tidak pernah hilang stamina, selalu minta jatahnya, "membuat Nabila kewalahan, "oke bos, laksanakan, "kata Nabila. merekapun bergegas masuk kamar untuk memadu kasih. semakin tua semakin harmonis. "Aku selalu bahagia bersamamu, "bisik Frans di telinga istrinya, "Terimakasih untuk semuanya ayah Frans, semoga kita selalu bersama sampai tua, "kata Nabila mencium bibir suaminya dengan lembut setelah keduanya mencapai puncak kepuasan.

Sedangkan Alena dan Robin tidak pernah ada puasnya, setiap hari mereka bercinta tiada lelah, maklum pengantin baru, setiap bersentuhan berujung pertempuran, bahkan mereka mencoba berbagai posisi, menurut mereka tiada hari tanpa bercinta, mereka berhenti jika Alena datang bulan saja. bahkan Alena cepat belajar dari berbagai Vidio, sampai Suaminya kewalahan dengan banyaknya permintaan ini dan itu dari Alena.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C44
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login