Download App

Chapter 79: Separuh jiwa yang hilang

Setalah Lima hari di rawat di rumah sakit,akhirnya Kiran di perbolehkan untuk pulang.

Selama itu pula Arjun belum juga di temukan.Kiran pun berusaha sekuat hatinya untuk menerima semuanya.

Mami Arjun sudah mengurus semua administrasi.Kini meraka sudah bersiap-siap untuk kembali kerumah.

"Biar mami bantu ya,,,!! kata mami Arjun sambil memegang pergelangan tangan kiran untuk membantunya berjalan.

"Makasih ya mi,,,," ucap Kiran tersenyum ke arah mami mertuanya itu.

Mami Arjunpun juga tersenyum sambil terus memegang pergelangan tangan kiran.

Barang-barang kiran sudah di bawahkan oleh sopir ke mobil.Sebenarnya Aris ingin menemani kiran saat keluar dari rumah sakit,namun kiran melarangnya karna Aris sudah terlalu banyak membantunya selama ini.

Begitu sampai di tempat parkir,pak sopir membukakan pintu untuk Kiran dan mami Arjun.Setelahnya mereka segera meninggalkan halaman rumah sakit menuju ke Rumah Arjun bersama kiran.

Awalnya mami Arjun ingin agar kiran pulang ke rumah utama untuk sementara biar kiran bisa sedikit tenang.Namun kiran menolak,dia ingin Kerumah yang dia tempati bersama Arjun.

Setelah hampir setenga jam akhirnya mereka telah sampai di rumah.Kiran Keluar dari mobil setelah di bukakan pintu oleh pak sopir.

Mami arjun dengan penuh perhatian selalu membantu Kiran.

Para pelayan di rumah itu sudah menunggu ke pulangan majikan mereka sambil berdiri di teras rumah.Mereka semua merasa senang melihat Kiran namun merasa sedih juga atas hilangnya Arjun.

Terutama bagi mba Ayu yang sangat dekat dengan Kiran.Air mata mba Ayu ingin keluar namun di tahannya melihat kondisi majikannya itu.

"Selamat datang non Kiran,,,"Ucap mba Ayu.

Kiran tersenyum kemudian memeluk mba Ayu.

Mami Arjun hanya tersenyum melihat anak mantunya itu yang ternyata begitu dekat dengan para pelayan.mami Arjun begitu senang kepada kiran yang memiliki sifat yang rendah hati.

"Pak biar tasnya pelayan yang bawah masuk.Bapak boleh istirahat."Kata mami Arjun saat melihat sopirnya yang ingin membawa masuk tas milik kiran.

"Baik nyonya,,," pak sopir itu memberikan tas kiran pada salah satu pelayan dan kembali lagi ke mobil untuk memarkirkan mobil ke tempat parkir.

Mereka semua masuk.Mami Arjun membawah kiran ke kamarnya untuk istirahat.Sementara semua pelayan kembali mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.

"Kamu istirahat dulu ya sayang,,,!!soalnya kata dokter kamu harus banyak istirahat dan juga ga boleh terlalu banyak pikiran."Kata mami Arjun sambil mendudukan Kiran di tepi ranjang.

Kiran hanya mengangguk tanpa membalas perkataan mami mertuanya.

Mami Arjun tersenyum sambil mengelus rambut kiran.Dia tau anak mantunya itu berusaha untuk menyembunyikan kesedihan di hadapanya.

"Ya sudah,,,mami tinggal dulu.Jika perlu sesuatu kamu bilang mami ya,,,!!

Kiran kembali mengangguk.Setelahnya mami Arjun meninggalkan Kiran.

Mata Kiran mamandangi setiap sudut kamar itu sambil membayangkan kenangan-kenangan manis yang pernah dia lakukan bersama suaminya di kamar itu.

Air matanya menetes saat teringat kepada Arjun.Dia hanya berusaha tegar di hadapan semua orang.Akan tetapi saat seorang diri dia tak bisa untuk menyembunyikan kesedihannya.

Kiran mengambil foto Arjun yang terletak di atas meja samping tempat tidur.

Kiran memandangi foto itu dengan berurai air mata.

"Mas Arjun kamu di mana,,,? kia sangat rindu sama mas Arjun.Kenapa mas Arjun harus tinggalin Kia seperti ini.Hidup Kia tak lengkap tanpa mas Arjun di samping kia."Kiran menangis piluh meratapi nasipnya memandangi foto Arjun dan mengelus foto itu.Air matanya jatuh membasahi foto yang di pegangnya.

"Mas Arjun sudah janji ga akan pernah untuk ninggalin kia,,,tapi apa sekarang,,,,,mas Arjun pergi.Ki,,,,kia hiks,,,,,,hiks,,,,hiks"Kiran menyeka air matanya begitu saja sambil terus menangis.

"Kia kangen mas,,," kata Kiran kemudian memeluk foto Arjun dengan erat sambil terus menangis.Bahkan kini suara tangisan Kiran begitu kuat.Untung saja kamarnya kedap suara sehingga hanya dia saja yang mendengar suara tangisannya.

Kiran terus saja menangis sampai akhirnya dia tertidur meringkuk sambil terus memeluk foto Arjun.Matanya begitu bengkak dan wajahnya terlihat sembab.

Di tinggalkan oleh orang tercinta siapapun pasti akan merasa terguncang.

*****

Sudah tiga bulan kepergian Arjun selama itu pula Kiran sudah tidak seperti kiran yang sebelumnya.Kecerian di wajahnya tak perna lagi terlihat di wajahnya.

Kiran selalu menyendiri,mengurung diri di kamar atau pergi ketaman.Aris yang selalu berkunjung ke rumahnya saja tak pernah sekalipun ingin kiran temui yang membuat Aris merasa cemas dengan kondisi kiran sekarang ini.

Bahkan kini tubuh Kiran sudah terlihat sedikit Kurus.Setiap kali di ajak makan dia selalu menolak dan di saat mba Ayu membawakan makanannya ke kamar kadang tak tersentuh.Mba Ayu pun merasa prihatin dengan kondisi majikannya itu.

Apalagi dengan mami Arjun yang sudah tak tau harus berbuat apa.Bu aliya saja datang melihat anaknya itu merasa tak sanggup saat melihat kondisi kiran yang sudah seperti orang yang kehilangan jiwanya.

Kiran pun tak lagi pernah masuk kuliah sejak Arjun pergi.Lila juga selalu berkunjung namun sama seperti Aris,Kiran tak pernah menemuinya.

Kiran sedang duduk di balkon kamarnya sambil malamun.Tubuh yang sudah terlihat kurus dan wajah yang selalu terlihat pucat.Siapa pun yang melihatnya pasti akan mengira dirinya seperti mayat hidup.

"Sayang,,,"Mami Arjun menghampiri Kiran yang sedang duduk di balkon.

Kiran tersadar dari lamunannya dan menengok kebelakang.

"Mami,,,"

"Kamu makan dulu ya,,,"Kata mami Arjun yang sudah duduk di kursi sebelah Kiran dan meletakan nampan berisi makanan di atas meja kecil di sampingnya.

"Bentar mi,,,Kia belum lapar."Kiran menolak sambil tersenyum paksa melihat ke arah mami Arjun.

Mami Arjun menghela napasnya yang terasa berat."Kamu makan biar sedikit,,,kalau kamu ga makan mami ga mungkin bisa makan juga."Kata mami Arjun yang selalu membujuk Kiran untuk makan.

Kiran menghela napasnya."Baiklah mi,,,kia makan.Mamu juga harus makan."Ucap Kiran yang tak bisa menolak jika mami Arjun sudah membujuknya seprti itu.

Mami Arjun hanya mengangguk sambil tersenyum.

Kiran pun memakan makanannya.Dia hanya memakan roti dan sedikit meminum jus.

Melihat Kiran yang mau makan mami Arjun selalu merasa sedikit senang. Setidak Kiran makan walau hanya sedikit.

😊😊😊😊😊


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C79
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login