Download App

Chapter 94: Hanya berhalusinasi

Sudah hampir jam12 malam,Kiran dan Yani baru sampai di rumah dengan di antarkan oleh Reyhan.

Reyhanpun segera pamit pulang setelah mengantarkan Kiran dan yani.

"Eh dua anak gadis ini baru pulang toh Udah jam segini."Kata ibunya yani begitu membukakan pintu untuk kiran dan yani.

"Iya bu maaf,,,,tapi kami ga berdua saja ko.Ka Reyhan bersama kami dan malahan ka Rey yang ngantarin kami pulang."Kata yani menjelaskan.

Ibunya yani sedikit tenang mendengar perkataan yani sedangkan kiran hanya tersenyum.

"Ya sudah,,,,kalian pergi tidur sana...!!"Suruh ibunya Yani yang juga mau kembali lagi kekamar.Ibunya yani memang sedang menunggu Kepulangan Kiran dan yani di dalam kamar.ibu yani merasa khawatir sedari tadi karna sudah tengah malam Kiran dan yani belum pulang juga.Sedangkan pak wahyu sudah tertidur sedari tadi.

"Kami tidur dulu ya bu,,,"Kata kiran yang di anggukan kepala oleh ibu yani.

Setelahnya ibunya yani juga segera pergi kekamarnya.Matanya sudah begitu sangat mengantuk.

Kiran masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya dengan baju tidur baby dol.

Setelah kiran keluar dari kamar mandi giliran yani lagi masuk kedalam kamar mandi.

Kiran naik ketempat tidur dan duduk sambil menyandarkan pundaknya di sandaran tempat tidur.

Kiran mengambil ponselnya dan mengotak atik ponselnya melihat-lihat foto-foto di dalam ponselnya.Kiran melihat foto Arjun yang berfoto bersamanya.Wajahnya begitu sedih memandangi foto itu.

"Mas Arjun,,,,kia sangat rindu."Gumam kiran dengan lirih.

Tak lama yani keluar dari kamar mandi dan segera naik ketempat tidur di samping kiran.Dia menarik selumut kemudian memandang kiran yang hanya diam memperhatikan ponselnya.

"Kiran kamu kenapa? ko diam aja dari tadi,,,?" tanya yani sambil memegang sebelah pundak kiran.

"Engga pa pa yan,,,,Aku cuma lagi kangen aja sama mas Arjun."Jawab kiran dengan wajah senduh.

Yani merasa prihatin,Dia tak bisa membayangkan bagai mana terpukulnya hati dan batin kiran di tinggalkan oleh suami yang begitu di cintainya.

"Kamu jangan sedih ya,,,!! aku tahu kamu sangat merindukan mas Arjun.Akupun sampai sekarang tak percaya kalau mas Arjun udah ga ada.Mas Arjun yang begitu tampan dan begitu sempurna menurutku harus pergi secepat ini."Kata yani sedikit bercanda.

Kiran tersenyum tipis mendengar yani yang memuji suaminya walaupun yani sebenarnya sedang bercanda.

"Oh iya,,,,aku ampe lupa,bukankah tadi kamu sedang mencari seseorang.Dan kamu mengatakan kalau itu mas Arjun.Apakah kamu ga salah lihat kiran,,,?" kata yani dengan wajah serius memandang kearah kiran.

Kiranpun baru tersadar dan menegakkan duduknya dengan posisi menyilakan kakinya di tempat tidur.

"Iya yan,,,,aku baru ingat.Tadi aku emang melihat orang yang sangat mirip mas Arjun.Tapi setelah itu orang itu menghilang entah kemana.

"Kamu ga lagi berhalusinasikan Ki,,,??" tanya yani memastikan.

Kiran menggelengkan kepalanya."Tidak yan,,,,aku ga berhalusinasi.Aku benar melihat orang yang mirip mas Arjun itu."

"Baik lah,,,kita akan mencari tahunya.Besok kita akan kembali ke tempat acara tadi."Kata yani dengan serius.

Kiran mengangguk.Dalam hatinya dia sangat berharap kalau itu Arjun.

"Sekarang kita tidur,udah mau jam satu.Besok pagi-pagi kita akan mencari tahunya."Kata yani lagi.

Kiran mengiyakannya dan segera tidur bersama yani.Walaupun sebenarnya sulit bagi kiran untuk memejamkan matanya.Pikirannya terus terbawang kepada pria yang mirip Arjun itu.

"Aku sangat berharap itu kamu mas.Aku ga akan salah mengenali Mas Arjun.Orang itu begitu mirip walaupun terlihat sedikit kurus."Batin kiran sambil matanya menatap ke langit-langit kamar.

Tak berapa lama akhirnya kiran tertidur.Sedangkan yani sudah sedari tadi tertidur.

Pagi-pagi sekali Kiran dan yani sudah bersiap.Mereka akan pergi ke kampung sebelah dengan berjalan kaki.Ya,,,,sekalian olah raga.

Mereka berdua sudah berpamit namun tak mengatakan untuk kekampung sebelah.Mereka hanya mengatakan ingin berolahraga saja.

Kiran dan yani berjalan dan melewati depan rumah Reyhan.

"Ayo yan kita lari aja."Kiran menarik tangan yani dan berlari pelan.

Jarak kampung sebelah sekitar 2 kilo meter dari kampung yani.

"Bentar ki,,,,aku cape."Ucap yani dengan napas tersengal-sengal.

Mereka berdua beristirahat sebentar untuk mengatur napas.Tak lama mereka berdua melanjutkan jalan mereka hanya dengan berjalan saja karna mereka sudah sampai di kampung tetangga.

"Kita ke lapangan saja.Mungkin saja orang itu kembali lagi kesitu."Kata yani di anggukan kepalah oleh kiran.

Mereka berdua segera berjalan ke arah lapangan.Hari sudah lebih terang karna jam sudah menunjukan jam 6 pagi.

Saat sampai di lapangan mereka memperhatikan setiap sudut tempat itu.Terlihat begitu banyak sampah bekas acara semalam.

"Kita berjalan-jalan saja dulu,sekalian kita bertanya-tanya sama orang-orang di sekitar tempat ini.Barang kali mereka perna menemukan seseorang di sungai mungkin."Ucap Yani menduga-duga saja.

"Iya kamu benar yan,,,,"Jawab kiran dengan penuh harap.

Tak ada salahnya bertanya kali saja mereka memang pernah menemukan seseorang di sungai sekitar 4 bulan yang lalu.

Mereka keluar dari lapangan dan berjalan menyusuri kampung itu.Setiap bertemu orang mereka selalu bertanya namun tak ada yang mengetahui soal kecelakaan itu.

Kiran sudah hampir berputus asa.Mungkin saja yang di katakan yani itu benar kalau dia hanya berhalusinasi saja melihat Arjun.

Air matanya mengalir begitu saja tanpa bisa di tahannya.Kiran terduduk di tepi jalan dengan berjongkok sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Kiran menangis sesegukan membayangkan tak akan perna lagi bertemu Arjun.

Yani yang melihat kiran terduduk menghentikan langkahnya juga dan ikut duduk berjongkok di samping kiran.

"Kamu kenapa nangis,,,?Ayo kita cari mas Arjun,,,!?" Kata yani sambil memegang pundak kiran sebelah.

Kiran mengangkat wajahnya dan menggeleng menatap yani dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

"Tidak yan,,,,mungkin kamu memang benar kalau aku hanya berhalusinasi melihat mas Arjun."Kata kiran dengan sesegukan.

Yani merasa kasihan terhadap kondisi kiran.Yani pun tak bisa juga menahan air matanya."Kamu harus yakin ki,,,!! kita pasti akan menemukan mas Arjun."Yani menghapus air mata kiran yang terus mengalir.

Kiran tersenyum lirih mendengar perkataan yani."Makasih yan,,,,"Kata Kiran memegang kedua tangan yani.

Yani hanya mengangguk sambil tersenyum dengan mata yang sembab.

"Ya udah,,,ayo berdiri,,!! malu di lihatin orang.

Kiran hanya tersenyum dan berdiri dengan dibantu yani.

Namun pada saat mereka ingin melanjutkan berjalan lagi,mata kiran tak sengaja melihat ke arah lain yang membuatnya tak percaya dengan apa yang di lihatnya.Dia kemudian memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam setelahnya kembali lagi membuka matanya.

Seketika saja matanya terbuka lebar dengan kedua telapak tangan menutup mulutnya.

Yani yang melihat kiran terdiam dengan wajah yang nampak tegang mengerutkan keningnya.

"Ada apa kia,,,,? kamu kenapa lagi,,,?" tanya yani dengan perasaan ingin tahu.

Kiran mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah di mana ada seorang pria dan wanita sedang berjalan bersama.

Kini yani lah yang sangat terkejut dengan mulut sedikit terbuka dengan apa yang di lihatnya sekarang.

"iii,,,,,itu,,,,mas Arjun yan."Kata kiran terbata.

Yani malah manggut-manggut masih belum sadar.

"Mas Arjun,,,,"Teriak kiran dan langsung berlari mengejar pria dan wanita itu.

Yani yang tersadar langsung ikut berlari mengejar kiran.

"Mas Arjun,,,,,tunggu mas..!! kiran berlari sambil terus berteriak memanggil-manggil nama Arjun.

😊😊😊😊😊


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C94
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login