Download App

Chapter 25: MD 25 - Lebih Cantik Dari Si Sosialita

Mumut merasa lega saat para pimpinan perusahaan di tempatnya bekerja, bahkan Randy mesti berkali-kali menatapnya untuk memastikan kalau perempuan yang berdiri di samping Bian adalah adalah Mumut.

Tanpa sadar Mumut beringsut mendekat pada Bian saat para tamu undangan yang merupakan para pebisnis terkenal kolega Bian dan beberapa direksi di kantornya mendekat untuk memberikan selamat.

Mumut tersenyum kecil untuk mengatasi rasa gugupnya saat para tamu menyalaminya dan menjadi lebih gugup lagi saat beberapa diantara mereka meminta foto bersama. Bian melingkarkan lengannya ke pinggang Mumut membuat pipi gadis itu bersemu merah karena merasa malu, membuatnya imut dan menggemaskan.

"Selamat, Bro. Aku gak nyangka kamu akan secepat ini menikah." Andri, seorang kolega Bian menepuk-nepuk punggungnya sambil tersenyum lebar, kemudian mendekat dan bebisik ditelinga Bian, "By the way, berapa usia istri kamu. Dia terlihat masih anak-anak."

Bian spontan menatap ke arah Mumut dan memperhatikan wajah istrinya, walau dalam riasan yang cukup berat kali ini wajah Mumut tetap terlihat lebih muda dari umurnya. Harusnya umurnya sekitar duapuluh empat atau dua puluh lima tahun tapi gadis di sebelahnya masih pantas mengenakan seragam putih abu-abu.

Bian tak pernah menyangka Mumut akan secantik itu karena ia tak pernah memperhatikannya, Saat mengajak Mumut menikah hanya satu terlintas di pikirannya, Ristie!

Mumut yang mendengar bisikan Andri menjadi semakin malu dan menundukkan wajahnya kemudian setelah meminta ijin pada Bian. Mumut berjalan menjauh dan mendekati mama.

Mumut tidak melihat keberadaan ibunya di samping Mama. Kata mama tadi ibu merasa kesakitan jadi perawat Muna membawanya ke kamar. Meski masih canggung Mumut memaksakan dirinya berbincang dengan Mama daripada dia harus bersama para tamu yang sebagian besar tak dikenalnya.

Mumut melihat Bian sedang mengobrol dengan beberapa orang dari mereka, sesekali dia menunjuk ke arah Mumut mungkin sedang menunjukkan keberadaan istrinya.

"Mantan kamu gak diundang, Bi?"tanya seorang undangan yang berteman dengan Ristie.

Bian memandang lelaki di depannya dengan pandangan kosong, dia memang tak mengundang Ristie karena dia mau memberi kejutan saat datang ke pernikahan Risti dengan memperkenalkan Mumut sebagai istrinya, Bian ingin melihat Ristie cemburu dan berharap gadis itu kembali padanya.

"Di mana kamu menemukan perempuan secantik itu, Bos." tanya temannya yang lain lagi

Bian hanya tersenyum menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari teman-temannya. Dia juga melakukan hal yang sama saat mereka memuji Mumut.

Bu Padma mendekati Randy yang sedang berdiri di dekat jendela, mengawasi jalannya pesta.

"Istri bos cantik banget ya, Rand! Jauh banget dari si mantan," Pandangan Bu Padma berarah pada Mumut saat dia mengatakan hal itu pada Randy. Sama seperti sebagian karyawan di kantor, Bu Padma juga tidak suka pada Ristie.

"Tadinya kukira istri Pak Bian adalah artis muda yang sering muncul di televisi. Sheila! Tapi setelah diperhatikan lagi ternyata lebih cantik lagi. Lagipula istri presdir terlihat pemalu jadi gak mungkin itu Sheila." tambah Bu Padma.

Randy hanya tertawa mendengar perkataan bu Padma, dia ingin berkata kalau istri Bos adalah anak buahnya yang sering dinasehati dan diberi semangat oleh Bu Padma tapi dia tak mengatakannya karena nanti akan menimbulkan kehebohan. Seandainya bukan Randy yang mengurus pesta pernikahan ini dia juga pasti gak akan menyangka pengantin cantik dalam balutan kebaya putih gading itu adalah cleaning service di kantornya.

"Kayaknya baru beberapa hari lalu Presdir masih sama mantannya, jadi agak kaget juga ketika kemarin kamu mengumumkan kalau kita diundang dalam syukuran pernikahan Presdir. Apa istrinya itu calon yang dipilihkan mamanya? Aku lihat dia cukup dekat dengan mamanya Pak Bian,"

Randy hanya tertawa mendengar kata-kata Bu Padma, Pandangannya teralih pada Bian yang mendekati Mumut dan membawanya mendekati temannya yang hendak berpamitan. Randy kagum pada Mumut meski di terlihat gugup tapi dia bisa menyesuaikan dirinya dengan Bian, dia terlihat luwes, anggun dan tidak mempermalukan dirinya sendiri.

Tamu yang terakhir pulang adalah para pimpinan perusahaan milik Bian. Merka memuji keduanya dan mendoakan keduanya yang di sambut ucapan terimakasih dari Bian dan Mumut. Bu Padma sempat merasa familiar dengan suara Mumut tapi dia mengabaikannya karena dia juga lupa suara siapa.

Randy mendekati keduanya setelah tak ada lagi tamu yang ada di ruangan itu. dia mengucapkan selamat kepada keduanya dan kemudian berbisik kepada Bian dengan mengatakan Mumut lebih baik dari Ristie dan untuk tidak menyia-nyiakannya.

***

AlanyLove


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C25
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login