Download App

Chapter 18: PERNIKAHAN PENUH KEJUTAN

Azzam tak menyangka dengan apa yang dia lihat. Zakiya, Sellia dua nama itu seolah membuat kepalanya rasanya mau pecah. Belum lagi Darren yang sempat menemukan keberadaannya. Tatapan tajam laki-laki itu membuat dia cemas. Akan ada masalah besar yang akan menimpanya. Itu yang dia pikirkan sekarang.

Siapa yang tidak terkejut saat melihat orang yang ternyata pernah dia nodai kini bersanding dan sudah sah menjadi istri dari sepupunya sendiri. Azzam pun berkeringat dingin melihat kenyataan yang baru saja dia lihat. Zakiya adalah Sellia.

"Silakan mempelai perempuan mencium tangan mempelai laki-laki ya." ucap pembawa acara.

Zakiya yang tampil dengan busana pengantin syar'i lengkap dengan cadarnya, digandeng Renata ke arah Rafka. Rafka tak henti-hentinya tersenyum menatap wanita cantik yang sekarang sudah sah menjadi istrinya. Sedangkan Zakiya pun juga tak kalah bahagianya. Sambil malu-malu dia mencium tangan Rafka yang kini sah menjadi suaminya.

"Ayo silakan kalau mau diambil fotonya. Duh istrinya malu-malu ya. Kita jadi ga bisa lihat wajah cantiknya nih. Karena hanya akan dilihat oleh suami tercinta. Mbak Zakiya ini seperti mutiara ya. Yang tersimpan di dalam cangkang kerang. Dan hanya suaminya yang nanti bisa melihat wajahnya. Sungguh beruntung Mas Rafka ini ya. Dapat mutiara yang cantik jelita." ucap pembawa acara lagi.

"Assalamualaikum wahai istriku." bisik Rafka saat Zakiya mencium tangannya.

"Waalaikumsalam, suamiku." Zakiya melepaskan tangannya lalu menunduk. Mungkim pipinya sudah mirip udang rebus sekarang.

"Silakan disematkan cincinnya ke tangan mempelai wanita, Mas." Rafkapun mengikuti apa yang diperintahkan oleh pembawa acara. Rafka dan Zakiya saling melempar senyum. Saling mengungkapkan cinta lewat tatapan mata mereka. Lalu spontan Rafka mencium kening Zakiya. Lalu menggenggam tangannya seolah tak ingin dilepas lagi.

"Wah pengantin barunya kayaknya udah ga sabar nih. Ditandatangani dulu buku nikahnya ya. Nanti malah kelupaan ga jadi bulan madu nih. Hehehe." ucapan pembawa acara membuat gaduh di ruangan itu. Semua tertawa tidak dapat menahan gemas pada pasangan pengantin yang baru saja menikah.

Saat diambil gambarnya dengan membawa buku nikah, pandangan Zakiya tiba-tiba tertuju pada lelaki yang sangat dia benci. Lelaki di masalalunya yang menorehkan luka teramat dalam. Membuat masa depannya hancur. Sampai dia dipertemukan lagi dengan Rafka yang begitu sempurna di matanya.

"Beb, kenapa sih dari tadi cemberut terus? pengantinnya koq pake cadar ya beb? percuma donk udah pake makeup tapi ditutup separo. Mana ada yang tahu dia cantik apa tidak. Kalau aku nanti nikah sama kamu ya Beb, aku mau tampil cantik memukau semua orang. Sekali seumur hidup jadi ratu sehari, ngapain pake ditutup-tutup segala. Mau sewa MUA paling bagus di Jakarta langganan para artis pokoknya ya Beb." Kinan bergelayut manja di lengan Azzam. Tapi laki-laki itu tampak tidak tertarik dengan pembicaraan kekasihnya.

"Sayang, koq diem aja sih?" gerutu Kinan sambil menepuk pundak Azzam.

"Eh, iya sayang ada apa?"

"Kamu ga dengerin aku ngomong dari tadi ya?" gerutu Kinan karena ternyata Azzam tidak mendengarkan perkataannya.

"Maaf sayang. Aku lagi bayangin kita nikah nanti kayak gitu ga ya? jadi ga sabar nih." Azzam yang terbiasa berbohong, tidak susah mencari kalimat yang sekiranya bisa menyenangkan hati Kinan. Meski sebenarnya bukan itu yang dia pikirkan.

"Oh ternyata kamu mikirin itu? ga sabar ya Beb pengen kayak waktu di London dulu." Kinan mengerlingkan sebelah matanya.

"Hussh.. jangan kenceng-kenceng." Azzam tersenyum tipis menatap Kinan yang selalu menggoda di matanya.

Zakiya tiba-tiba ingin meneteskan airmata saat melihat Azzam dan Kinan. Ingatannya terlempat ke masalalu saat begitu beratnya dia menjalani hari-hari sebagai ABG yang salah pergaulan. Putus sekolah dan harus menjauh dari teman-temannya, mengasingkan diri dan jauh dari kedua orangtua dan adiknya, adalah hal yang sangat berat ia jalani saat itu. Dalam kondisi mengandung dia harus jauh dari orang-orang yang dia sayangi.

"Kenapa kamu menangis istriku?" tanya Rafka sambil mengusap airmata Zakiya.

"Gapapa Kak." jawab Zakiya. Tidak mungkin dia mengatakan kegelisahan di hatinya saat ini.

"Sini aku hapus airmatamu. Setelah ini, aku tidak akan membiarkanmu menangis lagi." ucap Rafka. Zakiya semakin terharu dengan sikap manisnya Rafka. Dia semakin merasa bersalah akan semuanya. Dia tidak bisa berterus terang pada Rafka. Karena sampai kapanpun dia tidak akan menceritakan pada Rafka. Meski hatinya sebenarnya ingin jujur pada lelaki yang begitu baik hatinya.

"Terimakasih Kak." jawab Alisha. Setelag berfoto. Sekarang giliran foto bersama anggote keluarga.

"Ayo siapa yang mau berfoto dengan pengantin?" tanya pembawa acara. Yumna dan Shafiyapun langsung berdiri. Mereka tak sabar ingin berfoto dengan pengantin.

Renata juga tampak bahagia bersama Sammy. Hanya Darren yang tampak tidak bisa tenang. Ia ingin sekali menghajar laki-laki seperti Azzam itu. Tangannya terkepal saat melihat Azzam malah bermesra-mesraan dengan perempuan di sebelahnya. Rasanya benar-benar ingin memukulnya hingga babak belur. Gara-gara dia, anak perempuannya pernah hampir putus asa. Anak SMP yang harus dihadapkan dengan masalah berat. Sedangkan lelaki itu tampak santai pergi ke luar negeri tanpa rasa bersalah sedikitpun.

'Dasar laki-laki brengsek. Beraninya dia bermesraan di pernikahan anakku. Pengen kuhajar sampai remuk tulang-tulangnya.' batin Darren dengan wajah menahan amarah.

"Papi, disuruh foto tuh. Ayo Mami sudah siap lho." ucapan Sammy mengagetkan Darren.

"Eh, iya Sam. Maaf ya."

"Papi kenapa dari tadi bengong terus? mikirin apa Pi?" tanya Sammy yang masih SMA tapi selalu peduli pada orangtua dan kakaknya.

"Tidak apa-apa koq Sam. Udah yuk foto dulu. Mami kayaknya udah ga sabar tuh. Udah senyum-senyum terus dari tadi." ucap Darren.

"Iya, Pi. Aku senang Mami bahagia. Alhamdulillah Mami baik-baik saja ya, Pi.".

"Iya Nak. Alhamdulillah." Darren dan Sammy menghampiri Zakiya dan Rafka juga ada Renata di sana.

"Papi nih kemana aja? koq lama sekali? tegur Renata.

"Maaf Mi tadi Papi ga denger waktu dipanggil. Maaf ya. Mami jangan marah ya." ucap Darren yang selalu sabar menerima kondisi istrinya.

"Ayo Pi, Mi kita foto dulu buat kenang-kenangan." ucap Rafka yang sekarang sudah mulai memanggil Darren dan Renata Papi dan Mami.

"Iya, Raf." Darren menggandeng Renata berdiri di sebelah pengantin.

"Tiga, dua, satu. Oke sip." sang Fotografer mengambil gambar keluarga itu. Lalu selanjutnya pembawa acara memanggil keluarga berikutnya untuk berfoto.

"Keluarga Bapak Abidzar silakan maju ke depan ya. Ayo foto dulu sama pengantin."

Darren terlihat panik. Bukan masalah Azzam dan Zakiya. Tapi Renata. Dia takut Renata akan kumat kalau melihat Abidzar.

"Mami kita keluar dulu yuk. Anterin Papi ke toilet sebentar yuk."

"Ih Papi udah tua koq masih takut ke toilet sendirian." jawab Renata. Darren segera menarik lengan Renata menjauh dari sana. Jangan sampai Renata melihat wajah Abidzar.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C18
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login