Download App

Chapter 42: Ada Sekrup Yang Longgar ?

Dalam perjalanan ke rumah om Jerry, Marco kembali memeriksa rekaman kamera cctv, dia mendapatkan nomor plat nomor mobil avanza yang menculik Chloe.

"ada temuan baru ?" tanya Stefan sambil melirik Marco yang mengutak-atik laptopnya dengan kening berkerut

"aku meretas kamera cctv jalan"

"dan ?"

"sial" umpat Marco

"ada yang salah ?"

"kita kehilangan jejak, cctv hanya ada di kota"

Mereka sampai di depan rumah om Jerry, pagar menjulang memgelilingi rumah besar itu. Stefan memarkir mobilnya di depan rumah dan melirik jam, baru jam setengah tiga.

"yakin mau masuk ?" tanya Stefan agak ragu.

Om Jerry adalah kakak dati Ny. Suri, saat ini dia menjabat sebagai Irjenpol di ibu kota, beliau orang yang terkenal memiliki karakter yang tegas dan orang yang sangat mentaati hukum, pepatah mengatakan 'darahnya putih', ketaatannya pada hukum sudah merasuk sampai ke tulang-tulangnya, bahkan jika keluarganya melakukan pelanggaran dia tetap akan taat pada hukum. Dan sekarang mereka mau meminta bantuannya untuk mencari Chloe yang hilang belum 1×24 jam, di tambah lagi semua bukti penculikan adalah hasil peretasan secara ilegal.

"tidak ada jalan lain" jawab Marco sambil membuka pintu mobil, Stefan mengikutinya sambil menghela nafas.

Marco menekan bel pintu dan beberapa saat kemudian dua security keluar

"selamat pagi pak" sapa Stefan dengan senyum lebar

"ada keperluan apa pak ?" tanya security dengan curiga

"kami mau bertemu dengan pak Jerry"

Kedua security menatap Stefan dan Marco penuh selidik, ini tamu atau maling ? datang ke rumah orang jam setengah tiga

"hallo om, kami ada di depan rumah" Marco berbicara di telpon, tak lama kemudian telpon di ruang jaga berdering dan salah satu security berlari masuk dan beberapa saat kemudian berteriak pada rekannya.

"bos bilang oke"

Dengan ragu-ragu si security membuka kunci pagar

"bisa cepat sedikit ? kami sedang bertaruh dengan nyawa orang" kata Stefan masih dengan senyum di wajahnya, namun nada bicaranya terlihat tidak sabar.

Begitu pintu pagar terbuka Marco dan Stefan langsung melesat masuk.

Saat mereka memasuki rumah, om Jerry menyambut mereka masih dengan piyama, lalu membawa mereka ke ruang kerja. Mereka duduk berhadapan, meski dalam piyama aura kepemimpinan dari om Jerry tidak bisa di abaikan.

"sebaiknya kalian punya alasan yang masuk akal karna sudah menganggu istirahatku" kata om Jerry dengan suara berat

"om saya mau minta tolong, perintahkan beberapa anak buah om untuk membantu saya mencari orang hilang" ujar Marco tanpa basa basi

"siapa yang hilang ?"

"istri saya"

"hah ? ha.....ha.....ha...anak berandal sejak kapan kamu punya istri ?"

Mendengar tawa om Jerry ekspresi Marco tidak berubah.

Marco tetap diam sampai tawa om Jerry mereda

"ha...ha....jadi kamu serius sudah menikah ?" Marco mengangguk "kenapa orang tuamu tidak memberitahu om ?"

"situasi kami saat itu sangat mendesak"

"hah ? ha...ha...jadi kamu menghamili anak gadisnya orang ?"

"bukan seperti itu" Marco mencoba menjelaskan "nanti saja om tanya sendiri ke mama, sekarang kita bahas hal yang lebih penting"

"he.....heh...kenapa kamu panik begitu, apa istrimu hilang di bawa kabur orang ?"

"ya"

Stefan terperangah mendengar jawaban sepupunya, duh manusia ini sulit suka sekali membuat orang salah paham.

"maksudnya istrinya di culik om" jelas Stefan akhirnya "kami sudah melapor ke kantor polisi tapi mereka tidak mau melakukan pencarian karna belum hilang selama 1×24 jam"

"kapan dia hilang ?"

"kemarin sore"

"kenapa kalian menduga kalau dia di culik ?"

"dari re...."

"karena kami menemukan mobil yang dia kendarai terparkir di mall dan tas beserta ponselnya tergeletak di bawah mobil" Stefan memotong Marco yang hampir membongkar kejahatannya meretas kamera cctv.

Pada saat itu ponsel Chloe di dalam saku celana Marco bergetar, lalu mati karna kehabisan baterai.

🍒🍒🍒🍒🍒

Setelah makan seporsi mie instans Chloe memperbaiki tulang lengan para penculik yang telah dia aniaya, dia melihat kartu tergeletak di meja

"wah...aku sudah lama tidak main kartu, ayo kita mengusir bosan" Chloe mengambil kartu dengan mata berbinar dan duduk bersila di lantai.

Para penculik bengong, apa di kepala gadis ini ada sekrup yang longgar ? dia di culik tapi malah mengajak para penculik bermain kartu untuk mengusir rasa bosan, seakan-akan mereka sedang menikmati waktu liburan.

"ayo kalian duduk, kenapa masih bengong ?" Chloe mulai mengocok kartu "cepat duduk, kita pakai taruhan" kata Chloe percaya diri "kenapa ?" tanya Chloe melihat mereka masih menatapnya dengan bengong "kalian tidak mau ? kalau begitu aku akan mematahkan kaki ketiga kalian"

Mendengar ancaman Chloe mereka langsung duduk melingkar, Chloe tersenyum penuh kemenangan.

"taruhannya tidak usah terlalu banyak seratus ribu saja per orang, bagaimana ?"

Mereka mengangguk pasrah, apa kami bisa mengajukan keberatan ? lebih baik kami kehilangan uang dari pada kami kehilangan kaki ketiga, masa depan kami bisa suram, keluh mereka dalam tatapan mata saling mengerti.

Pada putaran pertama sampai ke tiga Chloe kalah, keempat penculik itu jadi bersemangat, lumayan kan kalau dapat uang tambahan dari berjudi he he he.

"ah.....ini pasti karna aku masil lapar, otakku tidak bisa berfungsi dengan normal" keluh Chloe

"eh..bos" tampaknya panggilan bos sudah beralih ke Chloe sejak permainan kartu di mulai "tapi nanti kami beneran di bayar kan ?"

"heh....kalian takut aku gak punya uang, aku tunjukkan saldo ATMku kalau gak percaya" Chloe berbalik meraba kantong celananya tapi tidak ada apa-apa di sana, lalu Chloe berdiri dan mencari lagi, ekspresi mukanya sedikit panik "dimana ponselku ? dompetku ? tasku ?" Chloe menatap keempat penculik dengan panik "waktu kalian menculikku dimana kalian meletakkan tasku ?"

Keempat pria itu saling pandang lalu menggeleng bersamaan "apa maksud kalian tidak tau ?" Chloe melotot marah "kalau tasku ponsel dan dompetku tidak ada bagaimana aku bisa pulang ?"

"eh bos bisa pinjam ponselku, tapi bos jangan telpon polisi" kata pria kurus yang bernama Darto sambil mengeluarkan ponsel dari kantongnya. Chloe menerima ponsel dengan cepat. "bos ingat jangan telpon polisi" Chloe memberi tanda ok dengan tangannya 👌, lalu menghubungi nomor ponselnya namun setelah satu kali nada dering panggilan terputus secara otomatis.

"yah...ponselku mati" gumam Chloe sambil menyerahkan ponsel kembali ke Darto.

"tenang bos, nanti kalau kami menang kami antar bos pulang" kata Darto menghibur, karna dia sudah menang selama tiga kali berturut-turut, Chloe mengangguk setuju.

"eh tapi keluargaku pasti kuatir karna aku menghilang, mereka pasti lapor polisi"

"bos telpon keluarga dulu gih, kasi tau jangan lapor polisi, kami tidak mau di tangkap bos, sudah cukup kami babak belur di hajar sama bos" rengek Nando pemimpin penculik

👌

Chloe sekali lagi mengusap ponsel Darto lalu dia terdiam beberapa saat, ehm...dia tidak hafal no ponsel Marco. Lalu dengan ragu-ragu dia memencet no ponsel Meylinda

"hallo" sapa Meylinda ragu-ragu karna yang muncul di layarnya adalah nomor asing

"kak Mey ini aku"

"Chloe ?" Meylinda langsung mengenali suara adiknya "anak bandel kemana saja kamu, pergi tidak kasi kabar, apa kamu tau kami semua panik mencarimu, seluruh rumah sakit di kota kami obok-obok, Marco pulang dari luar kota dengan panik, kami tidak tidur karna mencemaskanmu dan sekarang tiba-tiba kamu menelpon pakai nomor asing, katakan apa yang terjadi ?"

Chloe menjauhkan ponsel dari telinganya, dia tau kakaknya sedang panik, dan kebiasaannya untuk mengatasi rasa panik dengan ngomel. Para penculik bergidik ketika mendengar omelan Meylinda

"maaf kak Mey" jawab Chloe penuh penyesalan setelah kakaknya berhenti mengomel "aku tau aku salah, sekarang boleh aku minta tolong ?"

Meylinda menghembuskan nafasnya penuh kelegaan "apa ?"

"bisa tolong jemput aku ?"

"kamu di mana ?"

Chloe menoleh ke arah Nando 'ini di mana ?' bisiknya

'jalan nelayan kota B' jawab Nando dengan berbisik juga

'apa ? kalian menculik dan membawaku ke luar kota '

Buk

Chloe memukul kepala Nando

"C....? kamu mau di jemput di mana ?" tanya Meylinda setelah beberapa saat jeda

"Rrrrr....di jalan nelayan kota B" jawab Chloe pelan

"APA ? jadi kamu keluar kota ? sekarang katakan pada kakak kamu pergi sama siapa ?" teriak Meylinda

"en.....nanti saja pas pulang aku jelasin" Chloe berusaha menenangkan kakaknya "en....kak agak cepetan ya soalnya aku gak bawa dompet maupun ponsel" tambah Chloe

"hhmmmm" gumam Meylinda lalu menutup telpon

Setelah menutup telpon Meylinda menghubungi Marco dan mengatakan keberadaan Chloe, dia juga mengatakan bahwa Marco tidak perlu cemas, karna Chloe baik-baik saja. Dengan sigap Marco berangkat dengan dengan lima anggota polisi menuju ke kota B. 'Chloe tunggu aku akan menjemputmu' batin Marco.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C42
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login