Download App

Chapter 3: 13 october

Aku adalah Humairoh Al munawwaroh usia 24 tahun,aku punya 2 adik laki-laki dan jarak usia kami luamayan jauh.

Adik ke 2 ku adalah Eko Saputro,20 tahun.

Sedang si bungsu Agus Wicaksono,13 tahun.

Keluargaku asli Semarang,kendal sumberagung.

Aku bekerja di Batam sebagai Baby sitter untuk keluarga keturunan Chinese Kristen.

Hari itu aku sedang berada di dapur,ketika pesan WA msuk

"Humai minta pin bbm mu"

Aku mengernyit heran,tumben ni orang WA duluan.

"oke"

Lalu aku mengirim no bbm ku padanya,hehe

2016 bbm masih terkenal ya,beda sama sekarang 🤭

tiba-tiba WA pun pindah ke bbm

"Nanti kalau ada yang add terima saja ya?"

"Maksudnya,,???"

Beneran heran dan aneh saja tiba-tiba mas Azzam chat duluan dan bicara banyak.

Azzam adalah mantan ( 2012 bisa di bilang kami hampir ta'aruf namun batal entah karena apa,dan sekarang dia sudah menikah dan memiliki seorang putri)

Balik ke chat bbm

"Aku mau kenalin kamu,sama cowok. Dia putih,tinggi,ganteng tapi duda 2 anak"

Belum sempat aku balas,dia sudah bicara lagi

"kamu kenal sama orangnya"

Makin aneh kan,,

"siapa sih?"

"mas Faisal"

What,,????? Kok bisa bukannya mas Faisal istrinya mba Kasih??? Kok bisa jadi duda,,Kaget pasti terakhir kami telfonan bahkan aku sempat bicar pada mba Kasih istri dari mas Faisal.

"Kok bisa mas? Bukannya itu suaminya mba Kasih ya?"

"Mereka udah cerai,,"

"Kok bisa,kenapa?"

Belum di jawab pesannya,mas Faisal beneran add aku d bbm.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikum salam,mas Faisal kan"

Karena foto profilnya bukan wajah dia jadi ya,,nanya gitu takut salah orang.

"Iya,Humai apa kabar?"

"Wah lama ya,,udah berapa tahun gak pernah bersapa ya mas,,"

"🙃🙃🙃 iya dek"

Wkwkwk baru sehari kenal berani panggil adek saja,itu mungkin bedanya kalau udah dewasa ya? Gampang buat deketin ciwi ciwi,,

Kalau buat yang masih seumuran,pasti ada canggung buat panggil gitu,mereka akan ijin dulu.

Tiba-tiba panggilang masuk pun menyapa,karena mungkin lama aku tak balas pesannya,,

"Hallo dek,,"

"Assalamu'alaikum,kan Islam mas. Gk usah hallo,langsung salam saja "

"Heee iya dek, wa'alaikum salam"

"Mas sekarang aku sudah bisa masak loh,,"

Jujur dari suara maa faisal kedengeran dia grogi gitu,makanya aku berusaha lebih SKSD (sok kenal sok deket,,karena sebernya juga kami udah kenal lama. Apalagi aku hampir jadi sama adeknya.)

"Wah alhamdulillah,," jawabnya di ujung sana

"Iya dong,dulu kan waktu sama mas Azzam aku gak bisa masak. Sekarang udah bisa mas,kapan-kapan insya Allah aku masakin deh"

"Iya deh,,hehehe"

"Mas mau tanya boleh?"

"Hmmm,,"

"Kata mas Azzam mas cerai? Kok bisa??"

"Aku tidak mau mengumbar aib keluargaku dek,tapi mantan istriku selingkuh dan kabur dari rumah meninggalkan anak-anak sama mbahnya"

"Maaf ya mas,,yang sabar ya"

Sungguh hal yang tidak pernah aku duga,karena dulu aku selalu beranggapan kalau istrinya itu sangat cantik,apalgi dengan karakter yang humble dan gaul. Mudah dekat sama siapa saja,,siapa yang gak akan bahagia punya istri sesempurna itu.

Sebenarnya aku kenal mas Faisal karena dulu sempat dekat dengan mas Azzam. Dia adalah teman yang mendengarkanku ketika mas Azzam memilih wanita lain,untuk di nikahi. Aku ingat waktu itu menangis sejadi-jadinya saat telfon sama mas Faisal.

Setelah shalat isya,aku bersiap untuk tidur ku buka hpku

"Dek udah tidur ya?"

"Belum mas,,"

"Aku sedang di kerjai teman-temanku,,"

"Kenapa?"

"Katanya mau cari makan,kok malah ke club malam dek."

"Hehehehe trs kenapa mas?"

"Dek aku gak suka pergi ke tempat-tempat begini. Astaghfirullah,ada wanita telanjang kurang bahan sedang menari,,"

"Ya udah pulang saja mas,,"

"Gak bisa dek,mereka gak biarin mas pulang. Makanya mas chat sama kamu,,"

Wkwkwkkkk entah kenapa kok bisa bikin hatiku deg deg ser gitu,,padahal cuma kalimat biasa saja.

"Hihi aku deg deg serrr mas,,"

"Hehe kalau gak deg deg an malah bahaya dek,,kan masih hidup makanya deg deg an,,"

"Hihihi iya juga ya,,"

"Dek andaikan kamu ada di sini,,"

"Jangan berandai-andai,kan gak boleh. Lebih baik mas pulang saja,dari pada gak nyaman. Aku mau tidur mas,,"

"Iya sudah, selamat tidur dedeknya mas,,"

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikum salam dedek,,"

Ini adalah awal kami saling mengenal,bukan untuk teman atau calon ipar. Tapi sebagai calon suami,,dan calon istri,,

13 Oktober 2016,,

Bismillah,keraguan dalam hatiku tidak hilang walau aku berusaha bersikap baik dan biasa.

Sungguh nama mas Mo masih setia menghiasi doa-doaku walau mungkin dia sudah tenang di alam sana.

Bangun pagi ini,,aku shalat subuh dan setelahnya bersiap membangunkan Lucky dan Briana untuk sekolah.

"Bi ayo bangun sayang,,"

"Abang,bangun bang,,cepetan mandi. Gantian sama adek,,"

"Adek ayo bangun sayang,," sambil aku kitik-kitik perutnya

"Ahahaha iya mbak,iyaa aku bangun,,"

Bukan hal susah membangunkan abang Lucky,,tapi beda sama Briana. Harus d cium-cium dulu dan biasa sampai di kitik kitik baru mau bangun,,

Lucky akan langsung masuk kamar mandi,sudah aku siapkan pakaian dan handuknya di dekat kamar mandi.

Sedang si kecil harus aku tunggui,tapi karena orang tuanya menyuruhku agar Briana belajar mandi sendiri jadi aku hanya menunggunya di depan kamar mandi dan membantu memakaikan seragam biar cepet.

"makan sarapan dulu ya,,"

Mereka makan sambil menutup mata karena masih ngantuk,,

Entahlah hal ini begitu biasa untukku,,sudah hampir 4tahun aku menjaga mereka. Jadi sudah paham kebiasaan mereka,,

Setelahnya aku mengantar mereka ke sekolah,dengan sepeda motor.

(np)

Kisah ini tidak semuanya fiksi,

Bila kurang menarik,maafin heee

Jodoh itu tidak perlu di tebak-tebak,,


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login