Download App

Chapter 18: Affairs!

"Selamat pagi boss." Sapa serentak seluruh karyawan saat Ceo mereka berjalan santai menuju ruang kerjanya.

Penampilan Alfando mendapat banyak pujian karena semakin terlihat tampan juga keren setelah menikah.

"Pagi, jam 10 serahkan semua laporan kinerja perusahaan selama saya tidak masuk." perintah Alfando tegas kepada seluruh karyawan.

Alfando memasuki ruang kerja, sepertia biasa Monika akan memberi sapaan "selamat pagi."

Seperti perjanjian mereka sebelumnya, Alfando dan Monika sepakat akan tetap bersikap profesional dalam menyangkut pekerjaan.

Tidak ada perubahan sikap pria ini pada Monika saat berada di dalam kantor.

Entah sudah berapa lama keduanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sesekali Monika dan Alfando berkomunikasi mengenai pekerjaan.

Alfando sibuk mengecek kumpulan laporan perusahaan, Monika sibuk membuat laporan dan struktur kegiatan yang akan dilakukan oleh sang ceo.

"Monika, kemari!" Perintah Alfando tegas, dengan sigap perempuan cantik ini mengikuti perkataan sang bos sekaligus berstatus suaminya tersebut.

Bruuuk...

Alfando membanting tumpukan file di tangannya, melempar pandangan tajam pada Monika.

"Atur ulang jadwal meeting dengan Yamada,Justin dan Nadine. Hubungi mereka jadwal meeting baru,setelah itu laporkan perubahan jadwalnya. Mengerti?"

Monika mengangguk, "Siap, pak."

Setelah memberikan perintah pada sang sekretaris lalu menyuruh Monika untuk kembali bekerja, dengan serius Alfando kembali mengutik tumpukan file,laporan pembukuan keuangan dan komputernya.

Klik...

Secara bersamaan kedua orang ini menoleh pada pintu,yang tiba-tiba saja terbuka.

Munculah dua orang yang tak asing bagi mereka, siapa lagi kalau bukan kakek -nenek Alfando.

Kedatangan tak disangka ini berhasil membuat Alfando dan Monika terkejut.

Monika berdiri dari kursi menghampiri kakek -nenek,mencium telapak tangan mereka dengan dahi.

"Kakek-nenek,kenapa tidak telpon dulu kalau mau mampir." seru Alfando disertai senyuman, memeluk kedua orang yang paling disayangnya ini.

Kakek membalas pelukan Alfando lalu duduk di sofa bersama dengan sang istri.

Nenek tersenyum bahagia,meminta Alfando dan Monika agar duduk.

Keduanya segera melakukan perintah.

"Tadinya kakek dan nenek mu ini juga tidak ada niat mampir, berhubung tempat acara reuni yang akan kami datangi dekat sekitar kantormu. Ya sekalian mampir." jelas Kakek dengan sikap cuek.

Alfando memanggil OB untuk membuat empat cangkir teh serta membawa cemilan untuk mereka, kurang dari dua pulu menit OB itu membawa pesanan Alfando.

Dengan sopan Monika mempersilakan kakek-nenek untu minum dan mencoba aneka kue yang tersedia di atas meja.

Kekek meminum teh miliknya lalu berdehem, "Oh ya Al, mulai malam ini selama seminggu kau harus tinggal di rumah kami bersama istrimu." Ujar kakek santai, memberikan titah yang sama sekali tak disangka.

Dengan wajah bingung Alfando memadang kakek-neneknya itu.

"seminggu?apa tidak terlalu lama kek?maksudku kami kan pengantin baru jadi masih butuh privasi.

Aku rasa kalau hanya sekedar melepaskan rindu sehari cukup kek-nek."

Mendengar penolakan halus sang cucu kakek melempar pandangan marah pada Alfando,"Privasi?Apa tinggal di rumah kami membuatmu merasa tidak memiliki privasi hah? Dasar cucu kurang ajar! Bagaimana bisa kau berkata sehari saja cukup?kami butuh waktu lebih dari sehari untuk mengenal istrimu." sekarang wajah kakek mulai tampak murka, padahal maksud Alfando tidak bermaksud membuat kakeknya marah.

Nenek mengelus dada sang suami,mencoba menenangkan emosi pria yang sudah bersama dengannya selama 52 tahun ini.

"Kau ini selalu saja mudah salah paham dan terpancing emosi, aku yakin maksud cucu tersayang kita bukannya seperti itu. Mereka kan pengantin baru sudah pasti ingin berduaan saja,sayang. Sama seperti kita dulu hehe..." Dengan bijaksana nenek Alfando menjelaskan maksud dari perkataan sang cucu, tentu saja penjalasan sang nenel 100 % salah.

Alfando merasa sehari saja cukup karena memang Alfando merasa lebih baik Monika dan kakek-nenek nya jangan terlalu akrab.

Karena jika mereka tidak akrab maka saat Alfando menceraikan Monika setelah melahirkan anak mereka tidak menjadi beban bagi kakek-neneknya.

Monika yang sedari tadi diam,akhirnya membuka suara.

Berusaha memilih memilah kata agar tidak membuat kakek-nenek salah paham.

"Baiklah kami akan mengikuti apa kata kakek-nenek ,bahkan kalau perlu selama sebulan juga boleh." celoteh Monika tanpa beban, Alfando melebarkan kedua bola matanya.

Melempar pandangan "I kill you" mendapatkan pandangan yang menyeramkan itu secara reflek Monika memalingkan wajah dari Alfando.

Berdoa dalam hati "semoga Alfando tidak membunuhnya."

Kakek tertawa bahagia saat mendengarkan perkataan cucu menantunya tersebut, "Ide bagus, baiklah kalian selama sebulan tinggal bersama kami."

Alfando tiba-tiba batuk, sedangkan Monika hanya diam sambil melempar senyum.

Dalam hati mengutuk mulutnya yang dengan ceroboh mengatakan hal berbalik dari keinginannya.

"Monika ,selama kau tinggal bersama kami nenek akan mengajarimu cara membuat aneka menu masakan favorit keluarga kami dan memberikan penjelasan mengenai silsilah keluarga besar kami padamu."timbal nenek bahagia.

"Baiklah,Nek." balas Monika.

Kakek kembali meminum teh hangat milik-nya kemudian kembali memberiakan pengumuman.

"Oh ada satu permintaan kami yang harus kalian wujudkan tahun ini." ujar kakek serius, Monika dan Alfando saling berpandangan sekilas lalu kembali menatap kakek-nenek yang duduk di depan mereka.

"Berikan kami cicit."

~

Setelah kepergian kakek -nenek suasana di antara mereka menjadi dingin.

Tanpa berkata apapun Alfando tiduran di atas sofa lalu menutup mata dengan sebelah tangannya.

Pikirannya benar-benar kacau antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya.

"Maafkan aku, aku tidak mengira kakekmu akan langsung setuju dengan ideku tadi. " seru Monika dengan suara pelan, dan suaranya terdengar bersalah.

Alfando menyingkirkan tangannya, melempar seringkaian pada perempuan cantik yang sekarang sudah berstatus istrinya tersebut

Melihat Monika yang tampak menyesal membuat Alfando mengurungkan niat memarahi sang istri.

"Lain kali sebaiknya kau tidak perlu banyak berbicara,kalau tidak ingin semua kacau."

Monika mengangguk , "Baiklah, aku akan berusaha agar berbicara sedikit mungkin."Kali ini Monika membuat sumpah dengan telapak tangan.

"Good wife." balas Alfando lalu beranjak dari sofa, kembali ke bangku kerjanya.

Melanjutkan kegiatan kerjanya, begitu pula Monika.

Di sisi lain ,Radit tengah kesal karena Alfando tidak mengangkat telpon atau membalas pesan /chat darinya.

Pria tampan itu bahkan tidak bisa konsentrasi bekerja karena memikirkan Alfando.

#Flashback dua hari yang lalu

Radit terus mencium bibir Alfando dengan penuh gelora, bahkan sebelah tangan Radit sudah masuk ke dalam celana Alfando lalu meremas kejantan milik Afando.

Desehan Alfando akibat perbuatan nakalnya malah membuatnya semakin bergairah

Alfando berusaha untuk tidak mengubris sang kekasih , tapi karena terbawa suasana Alfando mulai meras punggung sang kekasih.

Memperdalam ciuamannya..

Tiba-tiba Hp Radit berbunyi...

Awalnya kedua pria yang sudah semi naked tak mengubrisnya,karena sibuk dengan kegiatan mereka.

Namun tiba-tiba pintu kamar Radit terbuka, munculah pria yang juga tampan menghajar Alfando.

"Lepasin pacar gue, dasar brengsek." lalu memukul keras perut Alfando, mendapatkan serangan tak terduga Alfando terkejut.

Kalau saja bukan Radit yang menghentikan Alfando dipastikan dia akan menghajar habis-habisam pria asing yang telah menyerangnya.

"Apa lo bilang pacar lo?!" Bentak Alfando keras, lalu meremas bahu Radit dengan kuat.

"Sejak kapan hah?dasar anjing lo." ujar Alfando murka pada Radit ,memukul keras wajah kekasih yang sudah sering mengkhianati dan melukainya ini.

Tanpa mau mendengarkan penjelasan Radit, Alfando segera memakai kemejanya dan pergi dengan membanting pintu.

Flasback off.

Demi Tuhan Radit belum siap untuk berpisah dengan Alfando, ya memang sering kali memilik affair dengan pria lain tanpa sepengetahuan pacarnya tersebut.

Tapi hati dan tulus cinta pria itu hanya untuk Alfando , bahkan Radit sudah membuat rencana akan melamar Alfando kemudian mereka berdua akan tinggal diluar negeri memulai kehidupan baru.

"Al,please angkat telpon aku. Aku janji nggak bakal kecewain kamu lagi."


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C18
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login