Download App

Chapter 8: SURAT CERAI

Arumi keluar dari rumah, berjalan sampai pangkalan ojek dekat rumah Rayyan. Satu-satunya tujuan dia untuk pergi adalah rumah Ayahnya. Ya rumah yang memang hasil kerja keras ayahnya itulah yang masih tersisa dengan satu unit mobil.

"Berhenti, Pak." Arumi meminta tukang ojek itu berhenti saat sudah sampai di depan rumahnya. Kemudian dia menyerahkan sejumlah uang kepada pengendara ojek itu.

Arumi melangkah ke dalam rumah. Ada Pak Budi yang menyambut kedatangannya.

"Mbak Arumi koq bawa koper segala? Mau tinggal di sini mbak?" Tanya Pak Budi sambil membukakan pintu gerbang untuk Arumi.

"Iya, Pak mulai hari ini saya akan tinggal di sini." Ucap Arumi, Pak Budi pun menoleh ke kanan dan kiri tapi dia tidak melihat suami Arumi.

"Mbak sendirian?"

"Iya, Pak." Arumi masuk ke dalam rumahnya. Sedangkan kopernya dibawa oleh Pak Budi.

"Mbak Arumi, mbak sendirian?" Tanya Bu Fatma, Asisten rumah tangganya.

"Iya, Bu. Bu boleh saya minta tolong panggilkan mbak-mbak semuanya kesini? saya ingin bicara pada mereka.

"Iya mbak sebentar saya panggilkan." Arumi meneliti sekeliling ruangan. Ruangan yang penuh dengan kenangan. Kenangan Baik dan buruk semua ada di rumah ini. Walau apapun yang terjadi, Arumi tidak akan menjual rumah ini. Dia baru tahu cerita tentang masalah ayahnya dengan Rayyan. Tapi tetap saja Rayyan tidak seharusnya membalas sakit hatinya dengan melibatkan dirinya.

"Mbak Arumi ada apa mb?" Tanya Ina salah seorang ART di rumah Arumi.

"Sebelumnya saya minta maaf pada mbak-mbak sekalian. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih karena selama ini sudah banyak membantu saya dan ayah mengurusi rumah ini. Tapi.. Saya mohon maaf karena saya harus memberhentikan kalian. Hanya Pak Budi dan Bu Fatma saja yang masih ada di sini untuk menemani saya."

Para ART sudah tahu apa yang akan disampaikan Arumi. Mereka semua ada enam orang termasuk bu Fatma. Jadi ada lima orang yang akan diberhentikan oleh Arumi.

"Mbak, saya ingin tetap di sini membantu mbak Arumi. Apapun yang terjadi biarlah kami ikut mbak Arumi."

"Tapi saya tidak bisa menggaji kalian mbak." Ucap Arumi dengan mata berkaca-kaca. Bahkan dia saat ini hanya mengandalkan tabungannya sendiri. Dan setelah ini pun dia akan berhenti dari pekerjaannya di Kantor Rayyan.

"Tidak apa-apa mbak. Kami rela tidak di gaji asal kami masih bisa tinggal disini. Masalah makan biar kami cari sendiri mbak. Kami di sini sudah seperti keluarga. Dan kehidupan di luar sangat berbahaya untuk wanita lemah seperti kami."

Arumi nampak kasihan pada ART nya. Sampai sebesar itu mereka menyayanginya. Bagi Arumi mereka tidak hanya seorang ART tapi sudah seperti keluarganya sendiri. Dia juga tahu kehidupan di luar sana tidak bersahabat. Takutnya mereka akan terjebak di dunia hitam seperti prostitusi.

"Ya sudah kalau kalian ingin seperti itu. Pagi hari kalian boleh bekerja dimana saja. Dan setelah pulang, kalian bisa kembali ke sini. Tapi saya tidak bisa menggaji kalian ya mbak. "

"tidak apa-apa mbak Arumi. Kami senang masih diijinkan tinggal di sini."

Arumi melangkah menuju kamarnya, kamar yang penuh kenangan bersama Ayah Ibunya. Iya ingat bagaimana ibunya sakit akibat perselingkuhan ayahnya dengan wanita yang belakangan dia tahu wanita itu ternyata adalah ibunya Rayyan. Waktu itu ibunya memendam sakit sendirian hingga akhirnya meninggal di kamar, dan Arumilah yang pertama kali menemukan ibunya yang sudah tidak bernyawa. Sedang Ayahnya tidak tahu kemana.

Harusnya Rayyan tahu bahwa dirinya juga memendam sakit hati pada ibunya Rayyan. Tapi sedikitpun Arumi tidak memiliki dendam seperti yang dilakukan Rayyan terhadapnya.

Arumi menelpon seseorang.

"Pak, tolong bantu uruskan perceraian saya. Saya ingin bercerai dari suami saya." Ucap Arumi pada Frans, pengacara keluarga Arumi.

"Baik mbak Arumi. Ada masalah apa hingga mbak Arumi ingin bercerai. padahal pernikahan mbak arumi belum ada tiga bulan.

"Sudah tidak ada kecocokan, Pak. Tolong bantu saya ya Pak."

"Iya mbak Arumi saya usahakan segera."

Arumi terpaksa mengambil tindakan tegas seperti ini. Pernikahan yang harusnya suci, harus dinodai dendam oleh Rayyan. Buat apa mempertahankan pernikahan jika saling mendzolimi satu sama lain. Ada rasa sesak dalam dada Arumi saat mengatakan cerai. Tapi apa yang bisa dia lakukan selain ini? Dia harus melanjutkan hidupnya.

Arumi kemudian berfikir dia butuh pekerjaan saat ini. Dia lantas menelpon orang yang bisa membantunya. Keisya.

"Halo Key, apa kabar? "

"Eh, Arumi Alhamdulillah baik. Kamu gimana?"

"Alhamdulillah baik. Maaf Key apa kamu punya info lowongan kerja buat aku?" Keysha terdengar diam sejenak, kemudian angkat suara.

"Kenapa Rum? ada masalah sama perusahaan ayahmu?hingga kamu harus mencari pekerjaan?"

"Besok aku cerita kalau ketemu ya."

"Seperti nya Kak Arsya bisa bantu. Aku akan telpon dia suruh dia memberi pekerjaan yang bagus buat kamu." Jawab Keysha. Arsya adalah kakak laki-lakinya yang sekarang menjabat sebagai CEO di Perusahaan milik Ayah Keysha.

"Ah benarkah? makasih banyak ya Key. Kamu emang sahabatku yang paling baik." Ucap Arumi.

***********

KEESOKAN HARINYA.

BRAKKK!!!!

Rayyan menggebrak mejanya sehingga map yang berisi surat pengunduran diri Arumi itu terlempar sembarangan.

"Apa-apaan dia. Dia mau mempermalukan aku?" Gertak Rayyan. Padahal dalam hatinya dia merasa sangat kehilangan. Setelah kepergian Arumi dari rumahnya, dia hanya bisa melamun, memandangi kamar Arumi dan wangi khas tubuhnya yang masih tertinggal di sana. Ada rasa rindu dalam hatinya, namun dia cukup keras kepala untuk tidak mengakui perasaannya sendiri.

tok tok tok...

"Masuk!" Perintah Rayyan pada sekeretarianya dengan senyum menggoda. Rok mini dan atasan dengan kancing terbuka dibagian atas, sehingga terlihat jelas belahan dadanya membuat Rayyan muak.

"Kamu punya uang buat beli baju ga Res. Sekali lagi besok saya lihat kamu pake baju kurang bahan seperti itu, saya pecat kamu!" Bentak Rayyan. Resti yang tadinya ingin menggoda bosnya itu, terlihat ketakutan.

"Iya, Pak. Ini ada surat dari Pengacara ibu Arumi, Pak."

Resti menyerahkan Amplop coklat itu, dan bergegas keluar ruangan Rayyan.

Rayyan membuka isi amplop itu dan untuk kedua kalinya dia dibuat terkejut pagi ini. Ya sebuah surat dari pengadilan agama tentang gugatan cerai yang ditujukan kepadanya. Rayyan menyobek surat itu.

"Ahhhhhhh...." Rayyan terlihat sangat murka.

Dia segera menelpon sahabatnya, Tomi yang bekerja sebagai pengacara.

"Tom, bantu aku. Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan istriku."

"Memangnya istrimu mau minta cerai?"

"Iya, Apa yang harus aku lakukan jika dia terus mendesak?"

"Kalau ditemukan bukti-bukti yang memberatkanmu, dia bisa tebus talak (khulu'). Tanpa persetujuan suami, istri bisa menggugat cerai dengan tebusan."

"Jadi walau aku tidak setuju, dia tetap bisa bercerai dariku?"

"Iya." jawab Tomi singkat.

"Lalu apa yang harus aku lalukan Tom? Aku tidak mau cerai dari istriku."

"Kau sudah menyentuhnya. em maksudku menggaulinya?"

"Be...lum." Rayyan nampak ragu.

"What... Gila kamu Ray.. sudah lama kamu nikah tapi belum menyentuhnya?" Tomi tahu Rayyan sudah lama menikah , karena waktu itu dia pun hadir di pernikahan Rayyan. "Itu malah lebih mempermudah lagi istrimu menceraikanmu, Ray."

"Ga aku ga mau cerai dari dia." Ucap Rayyan.

"Hamili dia Ray. Kalau dia hamil, mungkin dia akan mengurungkan niatnya untuk cerai dari kamu."

*********


CREATORS' THOUGHTS
ANESHA_BEE ANESHA_BEE

Waduh... Apa Rayyan berani menghamili Arumi ya?

Jangan Rayyan.. Jangan ragu-ragu. hehe.

Jangan lupa kasih PS ke Dosa Besar Almira ya kak. nanti habis ini tak tambahi satu bab lagi deh. janji.hihihihi

AYO KOMEN DONK.

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C8
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login