Download App

Chapter 2: Saya Adalah Pengawal untuk Sang Putri, Berharap Sang Putri Bisa Hidup dengan Bahagia.

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Bo Hancheng berbisik pelan, suaranya terdengar menyejukkan seperti meneguk segelas anggur.

Luo Zheng terlihat muram, perasaannya dalam keadaan buruk. Dengan sedikit ragu dia bertanya "Kamu siapa?"

Dengan segan, Bo Hancheng menjawab "Saya adalah pengawal anda, keberadaanku untuk menyelamatkan anda dan pergi dari sini."

"Pengawal?"

Luo Zheng tertawa, pandangannya seakan sinis tidak percaya.

Sebagai orang kaya, tidak aneh bagi Luo Zheng memiliki seorang pengawal. Hanya saja, itu dulu sebelum dia miskin. Sekarang, kekayaan keluarga Luo sudah ambruk, semua pelayan telah mengundurkan diri. Wanita itu bingung dengan seorang pengawal yang masih bersedia untuk menjaga dirinya.

Terlebih lagi, pengawal itu tidak cekatan dalam bekerja.

"Pergilah! Saya tidak butuh kamu lindungi. Untuk mencukupi kebutuhan diri sendiri saja saya merasa sulit. Jangan menyia-nyiakan kemampuanmu. Saya tidak bisa memberikan apapun untukmu…"

Luo Zheng berkata dengan lesu, tubuhnya terlihat telah lelah tak berdaya.

Setelah mendengar hal itu, Bo Hancheng sedikit mengerutkan dahinya. Dia merasa bingung dengan situasi yang dihadapinya saat ini. Sulit menjelaskan apa yang ia rasakan saat ini. Dia berharap dapat membawa Luo Zheng untuk segera pergi dari sini.

Menyadari niat baik pria itu, Luo Zheng bertanya "Kamu sebenarnya siapa? Maumu apa?!"

"Saya adalah pengawal anda Tuan Putri, saya berharap Tuan Putri tidak menderita seperti ini."

Bo Hancheng berusaha menenangkannya, dengan tenang Bo Hancheng memberikan penjelasan dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan Tuan Putri.

"Apa kamu benar-benar yakin, yang kamu lakukan ini sesuai dengan keinginanmu?"

Pertanyaan Luo Zheng itu terdengar konyol, seperti sebuah lelucon.

Kini Luo Zheng merasa bahwa dirinya bukan lagi gadis kecil yang naif. Dia sudah hafal tentang gambaran banyak pria. Sambil mempertimbangkan banyak hal, Luo Zheng pun menyadari bahwa kini dia sudah tidak lagi memiliki banyak uang. Tidak pula memiliki kekuasaan. Kini Luo Zheng hanya berusaha menyembunyikan wajahnya karena malu.

Pada akhirnya pengawal itu menggunakan cara pemaksaan, dengan begitu Luo Zheng pasti tidak bisa memberontak. Tidak ada pilihan lain, kecuali dia mati demi menjaga kehormatannya!

Mati? Luo Zheng tidak takut mati. Dia hanya bimbang, bahkan bisa saja dia bersedia untuk mati.

Pupil matanya tampak bersinar, dia mulai memikirkan sesuatu. Sambil menggertakan giginya, Luo Zheng mulai menentukan keputusannya.

Sambil bersandar di bahu pengawalnya, Luo Zheng bangkit perlahan-lahan. Lalu dia duduk di kursi pinggir sofa.

Bo Hancheng memperhatikan setiap tindakan yang Luo Zheng lakukan, lalu dia pun menggenggam tangan wanita itu sambil menarik gaunnya yang berwarna putih agar tidak jatuh.

Jika dipikir-pikir, kini Luo Zheng sudah tidak memiliki harta apapun. Hanya tersisa wajahnya yang dikenal sebagai 'bangsawan kaya raya'.

Baginya semua pria bisa berubah. Dengan bibirnya yang merah dia tersenyum, Luo Zheng menggoda, "Pengawal, apakah aku cantik?"

Saat itu keadaan pun sepi, awalnya Bo Hancheng sedikit merasa tertarik, namun perlahan ekspresi wajahnya berubah menjadi muram.

Memang, Sang Putri di depannya terlihat cantik, polos dan elok rupawan. Bo Hancheng hampir tergoda dan menilainya sebagai sebuah karya seni yang sempurna.

Luo Zheng sempat merasa takut, namun dia pantang mundur dan berani mengedipkan matanya dengan centil, "Bantu saya untuk menyelesaikan masalah dengan Xi Mubai dan Mu Nianqing. Kita bisa bersama-sama lagi setelahnya, bagaimana? Aku akan melakukan apapun untukmu!"

Luo Zheng tahu bahwa Xi Mubai hanya menginginkan dirinya mati, Xi Mubai sepertinya sama sekali tidak mengharap cinta darinya. 

Tapi, jika wanita itu mati, dia pun ingin suaminya ikut mati bersamanya!

"Tidak."

Bo Hancheng meludah, dia menolak permintaan wanita itu.

Tiba-tiba seluruh badan Luo Zheng terasa membeku, dia merasa sangat malu.

Wanita yang telah mengorbankan keperawanannya itu, kini tidak dipedulikan lagi oleh suaminya.

Beberapa saat kemudian dia langsung menyadari.

Seorang wanita yang telah difitnah telah melakukan kejahatan, bahkan Xi Mubai menganggap bahwa masuk penjara adalah hal yang sepele. Karena perbuatan Xi Mubai yang seperti itu, keluarganya lah yang harus menanggung resikonya.

Meski Luo Zheng adalah wanita yang mempesona, dia telah banyak kehilangan harta. Siapa yang mau hidup menderita seperti ini?

Kini Luo Zheng pun menjadi wanita malang.

Baru terpikir sampai sini. Tiba-tiba badannya terasa hangat, Luo Zheng terkejut!

Ternyata Bo Hancheng melepas mantelnya dan memakaikan mantel tersebut kepada wanita yg hampir telanjang itu. Dia berbicara dengan nada suara yang dingin "Putri, anda tidak perlu mendedikasikan hidup anda dengan menyiksa diri seperti ini! Saya hanya ingin anda bisa menjalani hidup dengan baik."

"Hidup dengan baik?"

Karena mendengar pernyataan pengawalnya itu, Luo Zheng pun kembali berpikir, sebenarnya dia merasa tidak suka dengan pernyataan pengawalnya itu, karena itulah akhirnya dia pun kesal, "Kamu hanya seorang pengawal biasa, untuk apa pura-pura bermurah hati seperti ini? Kamu mengatakan agar aku hidup dengan baik. Padahal sebenarnya kamu hanya takut terlibat dalam kasus pembunuhan, kan? Jika memang memiliki kemampuan, kamu bisa pergi untuk menghadapi Xi Mubai dan Mu Nianqing. Dengan begitu, aku pun akan hidup bahagia. Tidakkah kau tahu? hidup dan matiku bergantung pada tindakanmu dalam menghadapinya!"

Selama sepuluh tahun ini, Luo Zheng telah kehilangan semuanya hanya karena Xi Mubai. Reputasi yang buruk membuat orang-orang disekitarnya memberontak. Keluarganya pun meninggalkannya. Sekarang, dirinya merasa seperti manusia yang tidak berguna lagi. Bagaimana wanita ini bisa menjalani keberlangsungan hidupnya?

"Hanya menunggu dia mati, kamu baru merasa bebas. Benar?"

Bo Hancheng bertanya dengan serius, di matanya tampak kebingungan.

"Ya, aku mau Xi Mubai mati, aku cuma ingin dia mati! Masih ada Mu Nianqing, dia juga harus mati! Wanita itu telah menyakitiku, aku membencinya! Aku sangat benci dia….."

Luo Zheng berkata ngotot memohon Bo Hancheng, memintanya untuk membalaskan dendamnya.

Bo Hancheng berusaha melepas beban hati tuannya. Seperti rasa sakit, sedih, maupun luka.

Saat pria itu membelai wajah tuannya, dia dengan berat berkata, "Baiklah, aku akan menjadi seperti yang kamu inginkan."

Setelah berkata seperti itu, Bo Hancheng pun membalikan badannya lalu pergi meninggalkan Luo Zheng melalui jendela yang ada di depan kamarnya, sama seperti saat ia memasuki kamar Luo Zheng, ia juga melalui jendela itu.

Setelah perbincangan panjang itu, kalau tidak dipakaikan mantel oleh Bo Hancheng, mungkin Luo Zheng berpikir bahwa percakapannya dengan Bo Hancheng hanyalah mimpi.

Dia pergi seperti ini, apa maksudnya? Harusnya ada perasaan takut untuk melarikan diri.

Wanita itu merasa tidak ada gunanya mengandalkan pengawal itu. Apalagi untuk memenuhi keinginan balas dendamnya.

Luo Zheng tidak mungkin mati, bagaimanapun juga dia tidak boleh mati. Luo Zheng harus bertahan, setidaknya sampai bertemu dengan Xi Mubai lagi. Tidak peduli dengan cara apapun. Luo Zheng ingin mati bersama dengan suaminya!

Mengenai sumbangan ginjal, Luo Zheng yakin bahwa Mu Nianqing akan hancur sebelum mati. Dia sama sekali tidak peduli dengan Mu Nianqing!

Luo Zheng merapatkan mantel yang menempel dibadannya. Kemudian dengan perlahan dia berjalan ke arah depan jendela, kini dia pun berdiri di depan jendela sambil melihat salju-salju mulai bertebaran di luar.

1 jam...

2 jam...

3 jam…

Setelahnya... 

Layaknya sebuah patung, Luo Zheng tetap berdiri di depan jendela sambil menahan dinginnya salju dan angin yang berhembus dari luar jendela. Kemudian dia menengadah menatap gelapnya langit malam. 

"Tuan Putri...".

Beberapa saat kemudian, pengawal yang tadi pergi, kini dia kembali lagi untuk menemui Tuan Putri. Pelayan laki-laki itu muncul tepat di hadapan Luo Zheng.

"Kamu…?".

Luo Zheng pun sangat terkejut, sambil menaikkan alisnya.

"Bawalah ini."

Bo Hancheng mengeluarkan telepon genggamnya, kemudian memberikannya kepada Luo Zheng, awalnya Luo Zheng tidak ingin mengambil telepon genggam milik pengawal itu. Namun, dengan tidak sengaja ia melirik video yang ada dalam layar telepon genggam itu, dia pun langsung terkejut. Seketika Luo Zheng mengambil telepon genggam milik pengawal itu, ketika Luo Zheng melihat video yang sedang diputar di telepon genggam itu, rasanya darah yang mengalir didalam tubuhnya langsung membeku. Luo Zheng hanya bisa berdiri dengan kaku dan tidak bergerak sama sekali.

Dalam video itu terlihat sepasang pemuda yang sedang berbaring bersama di lantai. saat itu juga air mata Luo Zheng langsung menetes. Dia tampak sangat terkejut. Matanya terbuka lebar! elas terlihat dirinya tidak rela untuk mati!

"Dia…! benar-benar dia…?".

Luo Zheng makin bingung dengan hubungan yang dijalin oleh sepasang pemuda yang ada didalam video itu.

Pria yang ada di dalam video itu adalah Xi Mubai, dan wanita yang ada di sebelahnya adalah Mu Nianqing.

"Mati… Dia mati! Dia harus mati…!!!".

Luo Zheng berkali-kali memegang erat teleponnya, hingga sidik jarinya membekas di layar teleponnya.

Akhirnya, Luo Zheng langsung tertawa, namun tawanya terlihat menyedihkan. "Dia mati… dia sudah harus mati! Iya… Sungguh tidak bisa dipercaya! Haha…".

Tawanya masih tidak berhenti, membuatnya gemetar sampai hampir jatuh ke lantai.

Bo Hancheng menahan bahu Sang Tuang Putri dan menepuk-nepuk bahunya, "Apa kamu bisa menerimanya?"

Luo Zheng seperti bangun dari mimpi, setelah menatap wajah Bo Hancheng. Wanita itu juga baru menyadari kalau ada goresan luka di badan pengawal yang ada di depannya itu. Luka itu banyak mengeluarkan darah.

Luo Zheng pun sangat terkejut melihatnya, sama sekali tidak terpikirkan oleh Luo Zheng bahwa Bo Hancheng telah berusaha keras hanya untuk membalaskan dendam kepada Xi Mubai dan Mu Nianqing demi dirinya!

Apa mungkin Bo Hancheng tidak tahu konsekuensinya? 

Dia… bisa mati!


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login