Download App

Chapter 2: Mulai Hancurnya Kehidupan Mawar

Sejak mendengar berita buruk itu, mawar tak ingin menemui ayahnya dan memilih mengurung diri hingga pagi dan pergi ke sekolah lebih awal untuk menghindari bertemu dengan ayahnya. Akan tetapi tak berhenti disitu saja, saat mawar masuk sekolah semua orang membicarakan ayahnya yang menikah dengan ibu dari teman satu kelasnya. Mencoba mengabaikan dan berusaha kuat untuk tidak menangis mawar lebih memilih menghindar.

Sesampainya mawar di kelas, mawar yang sedang asik menggambar bersama temannya mendapat siraman air dari Radita, anak yang ibunya di nikahi oleh ayahku. Radita mengamuk kepada mawar dengan mata melotot dan tangan di pinggang serta kaki yang menginjak buku gambar milik mawar.

Kata-kata kasar terlontar dari mulut Radita yang membuat mawar kesal akan tetapi Mawar sama sekali tak ingin menanggapi temannya itu dan memilih pergi ke belakang sekolah. Tepatnya dirumah Pak ajat, yang merupakan penjaga sekolah Mawar duduk sendirian, entah apa yang saat itu mawar rasakan hatinya begitu hancur, malu, marah, kecewa bahkan sudah tak bisa mengeluarkan air mata dan hanya bisa menghela nafas panjang.

Sepulang sekolah, mawar pun mendapat Bullying dari teman-teman satu kampungnya dimana mawar di arak selama perjalanan pulang kerumah, dengan kata-kata kotor tentang ayahnya. Mawar yang memiliki sifat introvert berlari dan langsung mengurung diri di kamar dan menangis kembali. Hal itu di alami oleh mawar berulang kali.

Dirumah Keluarganya sering sekali terjadi cekcok, dan situasi dalam rumah pun sudah tak terasa nyaman untuk mawar. Sejak saat itu juga mawar tak pernah banyak bercerita dan bicara. Apapun yang di rasakan mawar ia lebih memilih memendamnya sendiri.

Waktu berlalu begitu saja, semua gosip tentang keluarga mawar lenyap dengan sendirinya , Mawar lulus dengan Nilai yang bagus dan di terima di sekolah Negri ternama.

Saat itu kondisi ekonomi keluarga mawar mulai goyah , mama yang dari dulu sangat memperhatikan anak-anaknya sekarang mulai merenggang dan sibuk dengan urusannya. Mawar mengurus segala keperluan sekolah sendiri. Untung mawar dekat dengan Ibu Alira yang sangat baik memperlakukan mawar seperti anak sendiri. Ibu Alira membantu mawar dalam persiapan MOS , Ijazah, hingga rela menjadi wali Alira dan Mawar saat pertama kali masuk MOS.

Hari berganti , Mawar tumbuh sebagai sosok yang menutup diri terhadap siapapun, Pendiam, sebelum mawar berangkat sekolah ia selalu menyempatkan diri untuk memnyelesaikan tugas rumah terlebih dahulu.

Mawar dan Alira saat berjalan ke warung ada 2 lelaki sebaya menghampiri dan mengajaknya kenalan.

Mawar, udah kenalan aja, lagian juga kan cuma berteman saja mawar", Seru alira. Ah engga mau, kan gak kenal, aku takut", jawab mawar lugas. Alira yang tak ambil pusing dengan pendapat mawar langsung menjabat tangan lelaki yang mengajaknya kenalan.

Dengan muka judesnya terpaksa mawar pun menjabat tangan lelaki yang mengajaknya berkenalan. Dua lelaki itu bernama Yandri dan Lukman. Berjalannya waktu mereka pun sering menghabiskan waktu bersama, dan menjalin persahabatan. Akan tetapi Yandri yang selalu bersikap jail kepada mawar yang galak ini pun mulai jatuh hati begitu juga dengan mawar yang mulai menaruh hati akibat kejailan yandri yang selalu di rindukan mawar.

Suatu hari mawar yang sedang bergumam di kamar di hampiri oleh mama. "Mawar mama mau bicara sebentar nak", tutur ibu mawar sambil menghampiri mawar. "Iya bicara saja mah, ada apa", mawar menjawab dengan seadanya, karena kerenggangan antara mawar dan keluarganya akibat perselingkuhan ayah mawar.

"Nak, pack semua barang-barang kamu ya, rumah ini akan di jual, dan kita akan pindah rumah", sahut mama mawar. Dengan spontan mawar menjawab "Loh, kenapa harus pindah?kenapa rumah sampai di jual sih mah ? teman² ku semua disini, pokoknya aku gak mau mah", jawab mawar dengan nada mulai tinggi. Mama mawar berusaha membujuk dan memberikan pengertian kepada mawar tentang kondisi keuangan keluarga mawar yang semakin hari semakin memburuk dan banyaknya hutang yang harus di lunasi sehingga tak ada pilihan lain lagi.

Tahun itu benar-benar membuat mawar sedih dan kecewa. Akan tetapi ketiga sahabatnya Alira, yandri dan lukman selalu berkunjung kerumah mawar yang jaraknya lumayan terpelosok, hanya demi untuk menghibur mawar yang saat itu merasa sedih. Hadirnya ketiga sahabat mawar itu tentu membuatnya bahagia dan lupa terhadap beban dan batin yang di rasakannya.

Krisis ekonomi keluarga mawar setelah pindah rumah pun kian menjadi, mawar tak bisa lanjut sekolah lantaran tidak memiliki cukup biaya untuk ongkos sehari-harinya, hingga Mawar yang di kenal anak berprestasi dan aktif pun di tegur wali kelasnya sebab banyaknya Alfa kehadiran mawar yang bukan merupakan kebiasaan mawar.

Mawar pun merasa putus asa dan malu terhadap teman-temannya, sampai pada akhirnya mawar merasa tak sanggup jika harus menempuh perjalanan jauh sekali berjalan kaki ke sekolah, akhirnya mawar memutuskan untuk berhenti sekolah. Dengan keterpaksaan yang sebenarnya ini bukan kemauan mawar. Mawar merasa sangat terpukul dengan kondisinya saat itu.

Beberapa bulan berlalu mawar memutuskan untuk ikut bekerja dengan temannya di pabrik. Gajih kecil dan serba pas-pasan. Mawar yang saat itu hanya berfikir untuk bisa menghasilkan uang, membuang segala ego dan rasa malu terhadap teman-temannya yang masih bersekolah, sedangkan ia harus bekerja untuk mendapatkan uang dan membantu mama nya membelikan susu untuk adiknya yang masih kecil.

Keadaan ekonomi keluarga pun semakin memburuk, percekcokan antara mama dan ayah mawar semakin sering terdengar. kedua kakak mawar yang sudah jenuh pun memilih tak pulang kerumah melainkan pulang kerumah nenek mawar. Mama dan ayah mawar sering sekali ribut masalah uang, masalah perselingkuhan yang membuat mawar muak mendengarnya. Sampai mawar pun bersikap masa bodo atas permasalahan keluarganya itu.

Saat ketiga sahabatnya datang mawar pun lantas meluapkan amarah dan kekesalannya sambil menangis "kenapa hidupku seperti ini sih Ra , kenapa aku gak bisa seperti kalian yang hidup enak, bisa sekolah, makan dan jajan dengan enak, sedangkan aku? aku sekarang seperti ini, tapi kalian masih mau berteman sama aku", kata mawar yang emosi dan meledak dalam tangisannya. Yandri yang mencoba menenangkan mawar menjawab "Mawar mungkin ini cobaan untuk kamu, kamu harus kuat , kita kan gak ninggalin kamu, kapanpun kamu butuh kita, kita akan selalu ada untuk kamu mawar".

Alira yang tak tega melihat mawar menangis histeris pun segera memeluk mawar dan ikut hanyut dalam tangisan mawar. Begitupun yandri dan lukman yang hanya bisa terdiam merasakan kesedihan mendalam yang di alami mawar.

BERSAMBUNG ~~~~~~~~~~


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login