Download App

Chapter 3: Sial, Aku Mendatangkan Malapetaka

Ketika Javar membuka matanya, yang dilihatnya adalah meja, papan tulis, murid, dan juga guru. Javar terlempar kembali ke akademi!

Setelah Javar berhasil kembali ke masa lalu, semua energi di tubuh Javar menghilang. Dia langsung pingsan.

.

Tap tap!

Suara seseorang mengetuk meja, terdengar jelas

Seseorang sedang menunggu Javar bangun.

"Kamu akhirnya bangun," kata bocah berambut pirang, mata bulat biru muda, dan kulit pucat pada Javar.

"Ah ... ternyata Ajie. Sudah berapa lama aku tidur?" Javar menguap saat dia meregangkan tubuhnya.

Ajie dan Javar adalah teman baik sejak kecil. Mereka telah berteman sejak memasuki pra-akademi.

"Kamu sudah tidur selama tiga hari. Apakah kamu tidak merasa lapar? Aku lelah menunggu kamu dan harus bergantian dengan Izan. Kamu harus bangun lebih cepat. Kamu bajingan malas." Ajie menggerutu.

"Hei ... tidak bisakah kamu sedikit bersimpati dengan situasiku? Ngomong-ngomong, tanggal berapa sekarang?" tanya Javar.

"Apakah kamu kehilangan akal sehingga kamu tidak tahu tanggal berapa itu?" Ajie mengeluh. Namun, setelah dia menghela nafas, dia berkata, "hari ini adalah hari Minggu, tanggal 12, bulan pertama, tanggal 310 dari Tiga Kerajaan.

Jadi ternyata seperti itu. Aku kembali ke usia 10 tahun. Hari ini adalah minggu kedua ku memasuki akademi.

"Ajie ... apakah kamu percaya bahwa aku datang dari masa depan?" tanya Javar.

Mendengar ini, Ajie mengerutkan alisnya.

"Berhentilah bercanda. Aku tahu kamu disukai oleh dewa waktu. Tapi sepengetahuanku kamu hanya bisa mengulangi waktu selama beberapa menit. Bagaimana kamu bisa datang dari masa depan? Apakah itu karena kamu menggunakan kekuatan pembalikan waktu, kamu pingsan untuk tiga hari?" Tebak Ajie.

Selama Ajie berbicara seperti itu, dia tetap memperhatikan ekspresi Javar.

"Hei, hei, tunggu sebentar. Jangan bilang kamu pingsan selama tiga hari karena kamu mengulangi waktumu selama beberapa menit? Hahaha," kata Ajie tanpa berhenti menghina Javar.

Namun, semakin Ajie menghina Javar, semakin serius wajahnya. Dengan mengamati ekspresi pada wajah tersenyum Javar, ia semakin percaya bahwa Javar datang dari masa depan.

"Hei, jadi kamu tidak berbohong." Akhirnya Ajie memercayai kata-kata Javar.

"Ya seperti itu." Javar menegaskan lalu tersenyum lebar.

Mendengar ini, mata Ajie menyala. Dia penasaran ingin tahu apa yang akan terjadi di masa depan.

"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Ajie.

Javar menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Ajie. Mulai dari mereka pergi bertualang, hingga kemunculan Raja Iblis yang disebabkan oleh mereka.

Kisah yang diceritakan oleh Javar membuat jantung Ajie berdetak kencang. Matanya bersinar dan bibirnya tersenyum lebar. Dia sangat senang mendengar cerita dari Javar. Sampai dia mendengar cerita bahwa Javar, Ajie, dan Izan melepaskan Raja Iblis. Sejak itu, Ajie mengangkat alisnya. Matanya terbuka lebar. Dia menggigit bibirnya sendiri.

"Hei, tunggu sebentar ... apa yang kamu katakan itu kenyataan?" Tanya Ajie. Dia tidak percaya pada cerita Javar.

"Ya, itulah yang akan terjadi pada kita di masa depan. Saat ini kita hanya bisa berlatih dengan rajin untuk memperbaiki kesalahan yang kita buat." Javar menekankan ketika menunjukkan senyum setengah hati.

Ajie berhenti sambil menundukkan kepalanya. Alisnya mengkerut, matanya menatap kosong. Dia saat ini sedang berpikir keras untuk memahami pengalaman yang diceritakan oleh Javar.

Tidak lama setelah dia diam, dia akhirnya mengangkat kepalanya kembali.

"Ahhh ... Begitu. Sial, aku mendatangkan malapetaka!" Javar menggigit kukunya.

Mendengar kata-kata Ajie, Javar juga mengerutkan kening. Otak Javar berpikir lebih cepat karena dia hidup lebih lama dari Ajie. Namun, ini adalah pertama kalinya dia menyadari apa yang telah dia lakukan.

"Sial, aku mendatangkan malapetaka!" Javar mengulangi apa yang dikatakan Ajie.

Akhirnya mereka menyadari bahwa mereka mendatangkan malapetaka pada semua umat manusia. Ruangan menjadi suram dan sunyi. Hanya suara napas mereka yang bisa terdengar di ruangan itu. Jantung mereka berdetak kencang. Mereka dapat mendengar suara detak jantung mereka di telinga mereka.

Tak lama, seseorang akhirnya memecah kesunyian.

"Jadi ... apakah ada perubahan dalam dirimu? Misalnya, seperti kekuatanmu. Apakah kekuatanmu baik-baik saja?" Javar memfokuskan matanya pada Ajie.

Ajie secara spontan melihat semua bagian tubuhnya. Melihat tangan, kaki, bahkan bagian belakang tubuhnya. Namun, tidak ada yang berubah dari tubuhnya.

"Tubuhku sepertinya tidak punya masalah." Ajie menggelengkan kepalanya. Kemudian dia berkata, "Tentang kekuatan yang diberikan oleh para dewa, izinkan saya mencoba dulu."

Ajie mencoba mengeluarkan kekuatan angin yang merupakan hadiah dewa angin. Namun, tidak ada kekuatan yang keluar dari tubuhnya. Akhirnya dia menyadari bahwa kekuatannya telah diserap oleh Raja Iblis.

Mengetahui kekuatannya telah hilang, Ajie menundukkan kepalanya. Dia merilekskan tubuhnya dan menyandarkannya ke dinding. Ajie yang selalu mengeluh kali ini diam karena putus asa. Kekuatan yang dia kagumi menghilang.

"Sepertinya kekuatanku telah diserap oleh Raja Iblis. Lalu, bagaimana denganmu?" tanya Ajie.

Javar juga mencoba hal yang sama dengan Ajie. Dia mencoba mengeluarkan kekuatan api yang berasal dari dewa api. Tetapi tidak ada nyala api yang keluar dari tubuhnya meskipun dia telah melatihnya selama bertahun-tahun. Begitu juga dengan kekuatan yang berasal dari dewa waktu. Dia tidak bisa membalikkan waktu.

Biasanya, meski Javar dalam kondisi kritis, ia mampu memutar balik waktu. Sehingga kekuatan itu menjadikannya siswa terkuat di akademi. Tetapi kali ini berbeda. Kekuatan pembalikan waktu diserap oleh Raja Iblis, dan menjadikannya siswa biasa.

"Sepertinya kekuatanku juga telah diserap oleh Raja Iblis." Javar menekan bibirnya dengan erat.

"Jadi menurut Dewa Waktu, kita harus menggunakan kekuatan yang datang dari dalam diri kita untuk dapat mengalahkan Raja Iblis. Namun, itu adalah cara kuno. Lalu, siapa yang bisa mengajari kita untuk menggunakan cara kuno cara?" Tanya Ajie.

Secara historis, selama manusia menggunakan kekuatan batinnya, populasi manusia berkurang. Banyak monster menghancurkan kerajaan yang ada di dunia ini. Namun, sejak seseorang menemukan metode untuk berkontraksi dengan dewa, manusia telah menjadi makhluk yang kuat. Dengan mendapatkan kekuatan itu, manusia dapat bertahan hidup di dunia yang kejam ini hingga saat ini.

"Ahh ... soal itu, aku menemukan seorang guru yang bisa mengajari kami teknik-teknik kuno. Namun, guru itu bukan guru yang terkenal. Bahkan sekarang aku tidak tahu siapa guru itu. Aku hanya tahu namanya," kata Javar , memberi sedikit harapan pada Ajie.

"Hei, kenapa kamu tidak memberitahuku lebih awal?" Kata Ajie sambil memukul kepala Javar.

"Aww ... bisakah kamu sedikit lebih lembut ketika memukulku?" Ucap Javar sambil menggosok kepalanya.

Suasana menjadi lebih ringan. Kemuraman yang memenuhi ruangan mulai memudar. Senyum di mulut mereka mencerahkan suasana.

Dalam suasana yang cerah, Javar menatap Ajie untuk waktu yang lama. Air mata mulai membasahi mata Javar. Kenangan yang terjadi sebelum Javar memasuki terowongan waktu kembali ke pikiran Javar. Kenangan Ajie dan Izan mengorbankan diri untuk membiarkan Javar melarikan diri,

Mata basah Javar membingungkan Ajie.

"Hei, ada apa denganmu? Kenapa kamu tiba-tiba menangis?" kata Ajie, memiringkan kepalanya

Tanpa menjawab kata-kata Ajie, Javar segera memeluk tubuh Ajie sambil berkata, "Syukurlah kau baik-baik saja."

Javar yang menahan kesedihannya, akhirnya menangis. Air mata mengalir dari matanya jatuh ke pipinya. Matanya merah dan dipenuhi air mata. Pelukan Javar semakin erat.

Meskipun Javar telah hidup cukup lama, ia akan memiliki sifat seorang anak kecil jika ia menjadi seorang anak kecil. Dia telah kehilangan temannya berkali-kali dan membuatnya sedih. Jika bukan karena kekuatan para dewa untuk membalikkan keadaan, pasti Ajie tidak akan bisa hidup sampai hari itu.

"Hei ... apa yang kamu lakukan? Tidak bisakah kamu melihat pakaianku basah karena tangisanmu? Kamu masih cengeng seperti biasa."

Meskipun Ajie memprotes apa yang dilakukan Javar, dia masih menepuk kepala Javar dengan telapak tangannya.


CREATORS' THOUGHTS
BlackCarapace BlackCarapace

Yey. 3 bab pertama telah selesai.

Bagaimana menurut kalian, seru atau tidak?

Jika kalian memiliki waktu senggang kalian bisa meninggalkan komentar dan ulasan agar author lebih tau pendapat kalian.

terimakasih telah membaca.

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login