Menjelang malam itu Lidia dan Rosa duduk bersampingan pada kursi panjang, kedua pasang mata itu memperhatikan gerak-gerik Arvita yang sedari tadi hanya berjalan disekitar ruang TV.
"Marmud!" Panggil Lidia, dengan menyikut Rossa yang segera berdecak kesal. "Apa sih?!"
"Vita kenapa tuh?"
"Mana gue tahu? Lo tanya aja deh, gue takutnya kalau gue yang tanya malah marah-marah lagi!" Jawab Rosa ketus, dan melipat kedua tangannya. Kepalanya bergerak ke kanan dan kiri, karena Arvita yang menghalangi layar televisi, membuat Rosa tak bisa menonton.
"Vita awas dong! Aduh gak bisa lihat Lee min hoo nih." Rossa menggerutu kesal, dan semakin lantang.
"Arrghhh... Pusing-pusing! Duh gimana nih?" Tanya Arvita akhirnya ia memandang kearah kedua temannya. "Babe pasti enggak akan mau, untuk jual tempat perguruannya." Keluh Arvita, ia masih berdiri dan memunggungi kedua temannya.
Terimakasih untuk yg sdh menyempatkan bc novel ini. Maafkan ya jika ada kekurangan dalam penulisan, apalagi kalau ada typo. ;)
Dukung Auhtor ya, mudah kok
1. Berikan Power Stone
2. Berikan Review setiap kali selesai baca, jadi Auhtor tahu kira2 reader suka gak dengan jalan ceritanya
3. Rate bab yang sudah dibc, yang gambar bintang itu :)
4. Gift, Kalau Reader's ada lebih koin banyak, bagi2 tips ya ke auhtor. Hehehe..
Happy Reading.
Terimakasih untuk semua saran dan kritikan yang membangun.