Download App

Chapter 28: Menjadi Asisten

"it's normal, a child will pay for every sin of the parents' mistakes. Revenge on progress."

*_Hans Matthew_*

"Hans bukankah aku harus mandi karena mau ke kantor barbarengan dengan mu?" tanya Achiera setelah berkali-kali mencoba menetralkan perasaannya, akhirnya berhasil.

"Siapa yang melarang mu mandi? Bahkan aku kan yang menyuruhmu untuk mandi?" ucap Hans santai.

"Gimana caranya aku mandi kalau kau masih terus memeluk ku seperti ini dalam balutan selimut." jawab Achiera tapi dia memalingkan mukanya karena malu.

Spontan Hans memutar selimut yang menempel di tubuh Achiera membuat wanita hampir telanjang di depan Hans.

"Hans.... Apa yang kau lakukan?" jerit Achiera langsung menarik selimut itu sekuat mungkin.

"Achiera Grey, justru kau yang kenapa.! Bukan kah kau yang berkata selimut itu membalut mu hingga kau tidak bisa ke toilet?" tanya Hans santai lalu duduk di tepi tempat tidur dengan menyilangkan kedua kakinya dan memasukkan kedua tangannya di masing-masing sakunya.

"Karena itu mengganggumu ya aku membukanya? Salah ku dimana nona Grey?" lanjut Hans tanpa rasa bersalah.

"Maksud aku....." perkataan Achiera terpotong begitu Hazel yang tanpa instruksi datang menerobos ke kamar Hans dan langsung berkata;

"Hans.... kau kenapa ada disini?" tanya Hazel berdiri tinggal beberapa langkah dari ranjang,

"bukankah kau berjanji pada ku semalam untuk menemaniku? Terus kenapa aku bangun kau tidak ada di sampingku?" lanjut Hazel bertanya dan sudah berjalan duduk di samping Hans di pinggir tempat tidur.

Tanpa aba-aba Achiera melangkah ke kamar mandi meninggalkan Hans dan Hazel disitu. Ketika Achiera berjalan ke kamar mandi, sesekali dia menoleh ke arah Hans berharap Hans melihatnya dan ternyata tepat ketika dia melirik Hans, Hans sendiri pun sedang mencuri pandang dengannya. Kedua mata mereka saling bertemu dan saling memberikan isyarat yang artinya "aku menunggu mu."

"Hans.... kau melihat ke arah mana? Aku ada di samping mu bukan di belakang mu" ucap Hazel cemberut,

"dan kau pun selalu berbohong padaku, kau bukan dirimu yang dulu Hans.!" jerit Hazel pelan.

"Kenapa kau meninggalkan ku dan malah tidur bersama jalang itu?" lanjut Hazel bertanya.

"Hazel, itu tidak seperti yang kau bayangkan. Aku baru saja kesini, dan ingin membangunkannya agar cepat ke kantor karena aku ingin memberi dia kerjaan berat." jawab Hans lembut.

Hans memang selalu berusaha lembut kepada Hazel, seburuk atau sejengkel apapun perbuatan Hazel dia tidak akan terbawa emosinya.

"Jika benar seperti yang kau katakan lalu kenapa Achiera hanya berbalut selimut?" tanya Hazel mengintimidasi.

"Tadi aku datang niatnya mau membangunkan dia, eh ternyata dia saat itu ada di kamar mandi, waktu itu dia berencana mau mengambil handuk karena dia lupa membawanya, tapi karena mendengar aku datang dia malah membalut badannya dengan selimut karena tangannya tak sampai meraih handuk di ujung sana." jelas Hans lalu bangkit.

"Hazel mandilah, nanti siang dokter mu akan datang." jawab Hans sambil melangkah pergi keluar.

"Hans tunggu.... Dokter apa maksud mu?" jerit Hazel sambil mengekori Hans pergi.

"Hans kau mendengar aku tidak?" lanjutnya sambil berlari kecil, namun Hans tetap dengan keinginannya pergi tanpa menoleh sedikit pun ke belakang menjawab Hazel.

****

"Hazel jangan lupa nanti temu janji jam 2 dengan dokter William, aku sudah membuat janji atas namamu." ucap Hans lalu melangkah keluar.

Ketika Hans sampai pada posisi pagar rumah, Hazel memanggilnya dan itu membuat Hans menghentikannya langkahnya.

"Hazel ada apa lagi...?" tanya Hans pelan.

"Apa nanti kau ada waktu untuk menemani ku? Aku takut Hans." pinta Hazel mayun.

"Nanti aku ada meeting penting dengn klien dari Spain, jadi aku tidak bisa." jawab Hans pelan.

"Kalau gitu aku tidak akan pergi, aku hanya akan pergi kalau kau menemaniku saja." ucap Hazel

"Nanti ku kabari aku bisa atau tidak, tolong jangan buat aku malu Hazel di depan Dokter william, kau harus datang." jawab Hans langsung mantap pergi tanpa melihat ke arah Hazel lagi.

Di perjalanan menuju kantornya, Achiera hanya terdiam duduk di samping Hans. Tidak ada yang di lakukannya selain memandang lurus ke depan atau melihat ke luar kaca mobil di sampingnya dan sesekali memainkan jarinya.

Hans yang diam-diam memperhatikan Achiera sedari tadi berharap akan disapa terlebih dulu, tiba-tiba membuka suaranya karena sudah tidak tahan dengan sikap cuek Achiera.

"Nanti siang jam 2 temani aku bertemu klien dari Spanyol. Kau datang sebagai Asisten ku." ucap Hans dingin.

"Asisten...?" ulang Achiera terbelalak.

"Kenapa? Mau protes?" tanya Hans masih tetap dingin.

"Ah bukan Hans, tapi kan kau tau jelas aku ini Cleaning service bagaimana bisa aku jadi asisten mu!?" ucap Achiera menjelaskan.

"Achiera Grey, aku harap kau tidak lupa bahwa akulah Bossnya, dan aku bisa kapan saja se mau ku mengganti posisi seseorang.!" ucap Hans sombong.

"Jadi nanti kau langsung ke ruangan ku mengerjakan beberapa berkas berkas penting yang mau di bawa meeting, minta dari Wanda sekretaris ku." jelas Hans tanpa basa basi.

"Tapi Hans, posisi itu terlalu baik buat ku. Apa kata para karyawan mu nanti kalau aku yang dari Cleaning bisa langsung merangkak jadi asisten mu. Mereka pasti menuduh ku yang bukan-bukan Hans." jelas Achiera.

"Achiera, aku tidak mau wanita yang ku sayang itu membuat kopi untuk pria lain. Aku menarikmu menjadi Asisten ku karena aku hanya ingin dekat-dekat dengan mu. Lagian kelak kau akan menjadi nyonya di perusahaan itu, lantas peduli apa dengan perkataan orang-orang?" jelas Hans datar.

Achiera yang mendengar setiap kata dari ucapan Hans itu langsung terpana dan terbawa suasana perasaanya, dia mematung terdiam tak mampu mengeluarkan suaranya. Hans menyadari perubahan ekspresi Achiera itu dan dengan nada sedikit merasa bersalah dia berkata;

"Ah Achiera maaf aku menyebut mu nyonya di perusahaan ku tanpa minta izin padamu terlebih dulu. Maaf aku melakukan itu semua karena aku terlalu mencintai mu. Kamu tidak suka ya?"

Spontan achiera beranjak dan langsung memeluk Hans erat, "Achiera ada apa ?" tanya Hans khawatir.

"Tidak, biarkan dulu aku memeluk mu." jawab Achiera sambil terus memeluk hans.

***

"Wanda, ini adalah Achiera Grey, dia akan menjadi asisten pribadi ku. Tolong bimbing dia dan berkas-berkas untuk meeting hari ini berikan padanya agar di kerjakan." ucap Hans memperkenalkan Achiera.

"Dan Achiera Grey, ini adalah Wanda kepala sekretaris di Matthews Group, kamu boleh tanyakan apa saja yang ingin kau ketahui tentang meeting hari ini dari dia tapi selebihnya kau hanya boleh bertanya padaku apa yang perlu dan tidak perlu kau lakukan, karna kau itu hanya Asisten pribadi ku bukan general." ucap Hans tegas di depan Wanda.

"Baik Mr Hans" jawab Wanda tunduk.

"Hai Achiera, saya Wanda sekretaris Mr Hans, jika kamu memiliki kendala boleh hubungi saya, saya akan membantu mu. Ini adalah berkas-berkas penting untuk meeting hari ini, tolong di cek dan harus selesai sebelum jam meeting." Lanjut Wanda ramah sambil tersenyum.

"Terima kasih Wanda, saya permisi dulu." ucap Achiera sopan lalu bergegas.

***

"Hans, ini dokumen- dokumen untuk meeting nanti. Tolong cek, mana tau ada yang salah." ucap Achiera sambil menyondorkan tumpukan dokumen-dokumen itu.

"Ok, letak disitu dulu nanti akan aku cek." jawab Hans tanpa melihat ke Achiera dan terfokus sama laptopnya.

Achiera memperhatikan Hans yang sangat serius bekerja itu, rasa kagum langsung menghantui hatinya,

"Pantas saja dia bisa terlepas dari keterpurukkannya, dari seorang anak yang berebut makanan dengan anjing atau seseorang yang sulit untuk makan berubah menjadi seorang boss besar yang sangat di takuti oleh seleuruh orang di negara F ini, dia memiliki semangat juga tekat yang kuat. Dan dia yang serius begini terlihat sangat berbeda, lebih baik dari ekspresi dinginnya itu." guman Achiera dalam hati dan masih tetap berdiri di samping meja Hans.

"Achiera, ini kau yang mengerjakannya?" ucap Hans tiba-tiba membuyarkan lamunan Achiera.

"Ah Hans.. Ada apa?" tanya Achiera terkejut.

"Kau melamun lagi? Dalam sehari mungkin waktumu kau habiskan setengah untuk melamun saja 😑" protes hans,

"Ini kau yang mengerjakan?" ulang Hans bertanya.

"Iya benar, aku sendiri yang buat tapi atas arahan Wanda sekretaris mu." jawab Achiera jujur.

"Kau hebat sekali, ini berkasnya sangat lengkap dan penulisannya sangat rapi. Kau ternyata sedikit pintar ya.!" Balas Hans.

"Ayah ku juga dulu memiliki perusahaan, mungkin sudah keturunan." jawab Achiera.

"Kau benar sekali, buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya, itu sebabnya kesalahan orang tua harus di limpahkan kepada anaknya." jawab Hans tersenyum jahat.

Malangnya Achiera yang polos tidak mengerti apa maksud dari perkataan Hans, dengan mudahnya dia menyetujui ucapan Hans tersebut dan berkata;

"Kamu benar sekali, seorang anak hanya akan mengikuti sifat dari orang tuanya."

"tepat, jadi tidak salah dong jika ada seseorang yang membalaskan suatu dendam kepada anak atas dosa orang tuanya." ucap Hans lalu mematikan laptopnya dan langsung berdiri.

"baiklah, sudah waktunya untuk meeting. Ayo kita pergi." ucap Hans tanpa basa basi dan langsung melangkah pergi.

***

"Hans sebenarnya orang seperti apa yang akan kita temui hari ini ? Mengapa dalam berkas tidak terlampir foto atau nama dari ceo tersebut?" tanya Achiera begitu sampai di Hotel tempat pertemuan yang sudah di tentukan.

"Aku juga kurang tahu karena klien ku yang satu ini sangatlah Low profil, nama bahkan fotonya saja tidak ada seorangpun yang tahu kecuali para petinggi-petinggi dunia." jawab Hans serius.

"Dan dia selalu pakai Topeng kalau bertemu klien barunya. Aku baru ini akan melakukan kerjasama dengan dia, aku pun tidak tahu apakah dia akan menggunakan topeng seperti biasanya atau menunjukkan wajah aslinya. Kita lihat saja, intinya kamu tetap duduk disampingku jangan pergi kemana-mana." perintah Hans.

Beberapa saat kemudian, orang yang ditunggu tersebut datang dan berkata,

"Maaf telah membuat kalian menunggu, tadi saya ada emergency sedikit." ucapnya begitu sampai.

Achiera memperhatikan orang tersebut dari atas rambut hingga bawah kaki dan berpikir "sepertinya aku mengenal sosok ini tapi siapa dan di mana" tanyanya pada diri sendiri.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C28
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login