Download App

Chapter 3: Tiga

Setelah sempat merasa frustrasi karena judul skripsiku ditolak oleh Pak Rahmat, akhirnya diterima dan sesuai seperti yang ayah katakan beberapa hari yang lalu. Padahal aku sudah membuat judul sesuai dengan apa yang beliau terangkan sebelumnya mengenai manajemen waktu, ternyata tidak menjamin apa pun. Aku tengah duduk-duduk santai di taman depan kampus, kampus tempatku menuntut ilmu dekat dengan taman kota.

"Meera!" sapa Caca. Alysa Nugroho sahabatku sejak duduk dibangku SMA.

"Hai, Ca sendirian, Tya mana?" Kami mengenal Cintya Pangestu saat kita sama-sama menjadi mahasiswa baru.

"Lagi beli minum tuh sama Marko." Caca menunjuk keduanya, Komarudi Darmawan. Anak pengusaha tekstil Riyadi Darmawan, suka marah jika dipanggil dengan nama aslinya, menurutnya norak.

"Dari tadi, aku lihat kau melamun saja. Judulnya ditolak lagi?" tanyanya.

"Diterima dong. Cukup sekali aku ditolak, dan itu rasanya sungguh menyesakkan hati," jawabku dengan ekspresi yang sengaja kubuat-buat.

"Ish ... sungguh menjijikan," potong Tya sambil meyodorkan orange juice. Marko dan Caca hanya tertawa kecil.

"Ngomong-ngomong, aku pulang duluan, ya. Adikku minta ditemani nonton turnamen voli. Jika tidak diturutin pasti dia marah." Aku meninggalkan mereka bertiga yang masih duduk-duduk santai.

"Sialan kau, aku sama Tya baru juga duduk sudah langsung pergi saja," teriak Marko hanya kubalas dengan lambaian tangan tanpa berbalik badan.

********

Hanya butuh tiga puluh menit dengan berjalan kaki untuk sampai ke rumah. Itulah mengapa aku lebih memilih kuliah di sini daripada di kampus tempat ayah mengajar. Baru beberapa langkah melewati gerbang rumah, aku sudah dibuat bingung dengan adanya mobil yang nampak asing terparkir di halaman.

"Assalamu'alaikum. Bu, itu di depan mobil sia ...."

Belum sempat melanjutkan kata-kataku, aku sudah dibuat kikuk dengan pandangan beberapa pasang mata yang langsung mengarah kepadaku.

"Waalaikumsalam, Sayang. Sini, duduk dekat Ayah," sambut ayah sambil menepuk tempat kosong di sampingnya.

"Ehhh, iya, Ayah." Aku pun menuruti perintah ayah, dan duduk di sisi kanannya.

"Sayang kenalkan, ini teman Ayah waktu kuliah dulu. Ini Om Ardi, itu istrinya, Tante Mila dan itu Adrian anak Om sama Tante," jelas Ayah.

"Iya, Nak. Sebenarnya kau sudah pernah bertemu dengan mereka, tapi waktu itu kau masih kecil, salim sana!" sambung ibu, yang kutanggapi dengan anggukan.

"Meera, Om, Tante, Adrian." Aku menyalami mereka satu per satu dengan senyum yang tulus.

"Meera semakin cantik saja." Tante Mila mulai membuka pembicaraan.

"Pasti di kampusnya banyak yang suka," sambung Om Ardi.

"Tante, Om, bisa saja." Aku kian kikuk karena godaan mereka.

"Pasti itu, Pah. Waktu berjalan cepat sekali, ya. Anak-anak sudah besar saja," sambung Tante Mila disambut tawa renyah dari keluarga.

Sedang Adrian, dia hanya tersenyum sambil sesekali melirik ke arahku. Sungguh, aku tak merasa nyaman dengan lirikan itu.

"Ya sudah. Kau masuk sana, mandi," perintah ibu.

"Iya, Bu. Ayah, Om, Tante, Adrian, aku ke atas dulu, ya." Aku pamit pada semua untuk ke kamar.

Badanku sudah lengket karena keringat. Selesai mandi dan berpakaian rapi, aku langsung menyiapkan beberapa buku yang akan kubaca nanti malam. Aku tidak keluar kamar sampai suara ketukan pintu terdengar.

"Nak, keluar dulu." Itu suara ibu.

Kuhampiri pintu bercat putih itu, dan membukanya. "Iya, Bu. Tamunya sudah pulang?" tanyaku.

"Sudah. Kau bersih-bersihnya lama sekali. Mereka jadi pulang," ujar ibu membuatku bingung.

"Kok aku, 'kan itu tamu ayah," sanggahku.

"Om Ardi mengajak makan malam di rumahnya minggu depan, kau kosongkan jadwal."

"Baik, Ibu. Lita mana? Dari aku pulang tidak kelihatan?"

"Lihat turnamen voli sama Putri, mau menunggu kau takut lama katanya." Aku hanya berohria. Ibu pun kembali ke kamarnya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C3
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login