Penguasa malam telah menunjukkan keanggunannya, bertengger di atap bumi bertemankan gemintang. Melalui cahaya sendu yang ia biaskan dari bintang paling terang, seolah menyalurkan ketenangan pada tiap jiwa-jiwa yang dilanda kegundahan. Tak terkecuali Adrian.
Kondisi papanya memang sudah sangat terlihat membaik. Namun, entah itu malah kian membuatnya resah. Ada apa? Apa yang salah dengan dirinya? Entahlah, ia sendiri pun tak faham. "Mas ... kau kenapa? Dari tadi kuperhatikan melamun saja. Ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya sang istri. Sembari meletakkan air putih hangat yang suaminya minta tadi.
"Terima kasih, Sayang. Aku hanya sedang ... apa ya, namanya. Begitulah!" Meera terkekeh kecil.
"Ya sudah, lanjutkan 'begitunya'," ujar Meera menirukan ucapan suaminya. "Aku mau menemani anak-anak tidur dulu, nanti ke sini lagi," lanjutnya. Adrian mengangguk.