Download App
57.14% Angel Bless

Chapter 4: Pesan Terakhir

Setelah Yuyu membereskan barang bawaannya, Sesil kemudian mengajak Yuyu untuk berkeliling.

"Yu, kamukan baru disini. Mau lihat-lihat seisi markas gak? Meskipun gak semuanya sih, tapi yang penting nanti kamu gak bakalan tersesat saat keluar sendiri"

"Boleh tuh, tapi sehabis mandi yah"

"Oke, sekalian kita ketempat yang lain. Biar rame gitu"

Setelah Yuyu dan Sesil selesai mandi dan berpakaian, mereka kemudian pergi ke kamar anggota lainnya. Pertama mereka ke kamar Liz dan Nisa. Kemudian ke kamar Surya dan Jason. Lalu kekamar Khun dan Ihsan, awalnya mereka tidak ingin ikut. Tapi, Nisa kemudian membujuk mereka.

"Ihsan, Khun, ayo ikut aja. Sekalian kita mengakrbkan diri"

Melihat Nisa yang segitu inginnya mengajak mereka, Ihsan kemudian berubah pikiran.

"Oke oke, kami ikut deh"

Saat Ihsan menerima ajakan mereka. Khun langsung menarik Ihsan kedalam.

"Hoi, apa maksudnya itu"

"Ayolah Khun, lo tega liat dia maksa kayak gitu? Nggak kan? Jadi apa salahnya, toh itu bagus juga biar kau bisa akrab dengan mereka"

Setelah Ihsan berkata seperti itu, Khun jadi tidak bisa menolak.

"Ya sudah, tapi aku akan jaga jarak dengan mereka"

"Iya iya. Ayo keluar, mereka pasti sudah menunggu"

Setelah itu, mereka langsung pergi ke kamar selanjutnya, yaitu kamar Bayu dan Hery. Saat mengetuk pintu kamar mereka, sama sekali tidak ada respon dari dalam. Karena tidak ada respon sama sekali, mereka kemudian pergi berkeliling tanpa kedua orang itu. Saat mereka berkeliling Ihsan bertanya Ke Yuyu.

"Oh ya, Yu. Kamu masih sering Chatingan ama Fais kan?"

"Iya, emang kenapa kak?"

"Hari ini kamu udah chat dia gak?"

"Oh iya aku lupa. Hari ini aku sama sekali belum chat ama kak Fais"

"Nanti kamu chat dia, dia pasti nungguin kamu On tuh"

"Iya kak, nanti pas kembali ke kamar baru aku chat kak Fais"

Setelah selesai berkeliling, Mereka kemudian kembali ke kamar masing-masing. Tapi sebelum itu, Nisa meminta mereka untuk bertemu di cafetaria saat jam makan malam. Dia juga meminta Ihsan dan Khun untuk berjanji agar mereka datang. Setelah tiba dikamar, Yuyu langsung mengambil ponselnya dan membuka aplikasi Chat.

"Wah langsung chat pacar nih, ups salah kakak maksudnya" kata Sesil yang melihat Yuyu memegang ponselnya. "Oh ya, Yu. Kamu kan cuma adek kakakaan aja tuh ama si Fais itu. Boleh gak kalau dia buat aku aja"

"Gak boleh!!"

"Tuhkan, katanya aja adek kakak. Tapi memendam rasa"

"Ih apaan sih kamu Sesil"

"Hahaha. Sudah, chatingan aja sana"

"Ini juga udah mau chat kok"

Saat Yuyu mulai chatingan dengan Fais dia mulai senyam-senyum sendiri. Sesil yang melihatnya jadi ingin tahu tentang si Fais itu.

"Yu, Fais itu orangnya bagaimana sih, kok bisa bikin kamu senyam-senyum sendiri"

"Kak Fais itu orangnya lucu, tapi dia juga nyebelin. Kayak ini nih, lihat" Yuyu memperlihatkan chatnya dengan Fais pada Sesil.

Setelah melihat isi chat Yuyu, Sesil langsung tertawa.

"Hahahaha, ini sih nyebelin yang bikin kangen Yu. Terus, kok kamu bisa kenal sama dia?"

"Begini, 3 tahun yang lalu SMP tempatku sekolah dulu mencari pelatih band untuk pentas seni. Nah, kebetulan kak Fais itu pernah ikut band waktu sekolah dan dapat juara 1"

"Wah keren juga tuh, udah masuk tipe ku lagi"

"Gak usah dimasukin jadi tipemu"

"Hahaha, bercanda Yu. Dia cuma buat kamu"

"Apaansih, mau lanjut ceritanya gak?"

"Iya lanjut deh"

"Nah saat tahu kalau ada orang seperti dia kami langsung deh panggil jadi pelatih"

"Tunggu, kamu tahu dia pernah juara 1 lomba band darimana"

"Oh iya lupa. Sebelumnya kami itu kebingungan cari pelatih. Tapi, adik kelasku yang namanya Stefany bilang kalau dulu kakaknya pernah jadi juara 1 limba band. Terus kami tanya deh, apa dia mau jadi pelatih kami. Dan lebih kebetulannya lagi, dia alumni dari SMPku. Lalu dia terima ajakan kami, yah alasannya karena dia kenal sama guru-guru yang ada disana"

"Ohh, mungkin kalian ditakdirkan untuk bersama"

"Atas dasar apa kamu bilang begitu?"

"Yah kalian sekolah di SMP yang sama, lalu kebetulan ketemu karena band"

"Gak masuk akal, gak jelas deh"

"Hehehe. Tuh ada pesan masuk Yu"

"Oh iya"

Setelah melihat pesan itu Yuyu langsung mengajaj Sesil ke cafetaria.

"Sil, ke cafetaria yuk. Aku lapar nih"

"Ayuk, aku juga lagi lapernih. Btw itu udah gak chat lagi?"

"Nanti aja, soalnya dia juga mau makan"

"Ohh, laparnya barengan yah"

Setelah tiba dicafetaria, semua anggota The Chosen sudah berkumpul kecuali Hery dan Bayu. Kemudian mereka makan bersama.

Sementara itu, 10 menit yang lalu dikota Berta pusat tempat ayah dan ibu Yuyu tinggal.

"Ayah, apa Yuyu baik-baik saja ya?"

"Ibu ini, jangan khawatir. Kan Yuyu udah gede"

"Tapi ini dia belum menghubungi kita"

"Mungkin sekarang dia lagi makan malam bu, tenang aja"

Saat ayah dan ibu Yuyu berbincang. Tiba-tiba terdengar suara berisik dari luar rumah. Kemudian ayah dan ibu Yuyu keluar untuk memeriksa. Saat tiba diluar rumah mereka kaget. Bagaimana tidak, didepan pagar rumah mereka ada iblis yang sedang membunuh seseorang. Melihat itu mereka berdua langsung masuk kerumah dan menghubungi The Defender. Setelah mereka menghubungi The Defender, iblis tadi langsung menghancurkan pintu rumah mereka.

"Hohoho, sepertinya kalian bisa jadi santapan yang nikmat"

Mendengar perkataan iblis itu, mereka kemudian mencari cara untuk kabur.

"Jangan coba-coba untuk kabur ya"

Setelah itu ayah Yuyu berbisik

"Bu, kita lari kedapur. Lalu setelah ayah mengalihkan perhatiannya, ibu langsung keluar dan mencari pertolongan"

"Tapi ayah nanti bagaimana?"

"Tenang, ayah pasti bisa lari dari iblis ini"

Kemudian mereka langsung lari kedapur. Melihat itu, iblis itupun mengikuti mereka dengan berjalan seakan akan sedang mempermainkan mereka. Saat iblis itu sampai di dapur, ayah Yuyu langsung menerjang iblis itu dan menusuk matanya dengan pisau.

"Sekarang Bu!"

Setelah ayah Yuyu berteriak, Ibu Yuyu kemudian berlari keluar. Saat yang sama, iblis itu langsung menusuk perut ayah Yuyu sampai menembus belakangnya.

"Bodoh, itu sakit tahu. Harusnya kau tetap diam dan mati dengan tenang tadi. Sekarang kau harus mati dengan penuh derita"

Setelah berkata seperti itu, iblis itu kemudian mengejar ibu Yuyu dan ayah Yuyu terbaring sekarat meraih foto keluarga mereka yang terjatuh.

"Ibu harus selamat, agar ibu bisa melihat Yuyu bertumbuh jadi seorang wanita yang hebat. Yuyu, ayah harap kamu bisa menjadi anggota The Defender yang bisa membanggakan ibu dan carilah pasangan yang seperti ayah" setelah itu ayah Yuyu tersenyum dan menghembuskan nafas terakhirnya.

Sementara itu, ibu Yuyu yang berlari mencari pertolongan melihat squad The Defender yang menuju arahnya.

"Tolong!!"

Squad The Defender yang mendengar teriakan ibu Yuyu segera kesana. Namun, sebelum mereka tiba, iblis tadi sudah ada dibelakang ibu Yuyu dan menikamnya dari belakang "sekarang susul suami ke neraka" bisik iblis itu. Squad The Defender yang melihat itu langsung menyerang dan menjauhkan iblis itu dari sana. Saat squad The Defender tadi sibuk menyerang, seorang wanita yang menggunakan tudung mendekati ibu Yuyu. Ibu Yuyu yang masih memiliki kesadaran berbicara pada wanita itu.

"Apakah kamu dari The Defender?"

Wanita tadi menjawab dengan menganggukkan kepala.

"Anakku baru saja terpilih jadi The Defender, namanya Nurul Zalma. Tolong kamu sampaikan padanya, untuk terus berjuang dan jangan pernah menyerah untuk meraih impianmu. Ibu dan ayah akan terus mendukungmu, kami bangga punya anak sepertimu"

"Akan kusampaikan pada Zalma, pasti"

Mendengar ucapan wanita itu, ibu Yuyu Tersenyum di akhir hayatnya.

Setelah itu, wanita tadi menghubungi seseorang dengan wajah sedih.

"Guru, orang tua dari pilihanmu dibunuh iblis" setelah mengatakan itu, dia tiba-tiba kaget ketakutan.

Tidak lama setelah itu, Zero One datang dan menghampiri ibu Yuyu yang sudah tidak bernyawa. Melihat ibu Yuyu yang seperti itu, amarah Zero One memuncak dan dia mengeluarkan aura menakutkan.

"Dimana iblis yang melakukan ini Grace"

"Dia sedang melawan squad yang ada disana"

Zero One langsung pergi ketempat iblis itu dengan aura yang menakutkan.

"Kalian mundurlah, biar aku yang melawannya"

Mereka yang kaget mendengar suara itu menoleh kebelakang, dan kaget melihat Zero One yang dipenuhi aura yang menakutkan.

"Ba-baik pak"

"Kalian amankan saja daerah sekitar sini, jangan sampai ada yang terkena dampaknya"

Mendengar perkataan Zero One, mereka mengerti bahwa akan terjadi sesuatu yang berbahaya.

"Siapa kau?(mengapa orang ini punya aura yang menakutkan)"

"Kau tidak perlu tau, sekarang matilah secara perlahan"

Zero One kemudian menerjang iblis itu dan menghajarnya habis-habisan. Iblis yang sudah tidak kuat itu langsung memohon ampun.

"Tolong hentikan, ampuni aku. Jika kau memaafkanku, aku mau jadi bawahanmu"

"Iblis yang sudah membunuh manusia tidak pantas untuk diampuni"

Mendengar perkataan Zero One, iblis itu langsung melarikan diri.

"Tidak akan kubiarkan kau kabur"

Zero One langsung muncul didepan iblis itu dalam sekejap.

"Kali ini, MATILAH!!!"

Disekitar tangan Zero One kemudian muncul gumpalan darah yang kemudian membentuk sebuah pedang besar.

"Tekhnik itu!! Itu..."

Sebelum iblis itu menyelesaikan perkataannya. Zero One telah membelahnya menjadi dua, dan menebasnya lagi hingga tubuh iblis itu tidak tersisa lagi.

Setelah iblis tadi dikalahkan, Zero One masuk kerumah Yuyu yang tidak jauh dari tempat pertarungan. Dia masuk dan melihat jasad ayah Yuyu didapur yang memegang foto keluarga mereka. Zero kemudian mengangkat jasad ayah Yuyu keluar. Diluar, skuad yang tadi dimintai Zero One untuk Mundur sudah datang bersamaan dengan media dan mengurus jasad satunya lagi. Salah satu anggota skuad tadi menghampiri Zero One.

"Pak, biar aku yang membawa jenazahnya"

"Tidak, biar aku saja. Aku akan membaringkannya disamping istrinya"

Tidak lama kemudian, Grace datang membawa jasad ibu Yuyu dan membaringkannya disamping suaminya. Seorang reporter mendekati Zero One yang sedang menundukkan kepala dan memendam amarah. Saat reporter itu bertanya "Apakah mereka korban yang tidak sempat anda selamatkan?" Zero One langsung menatap reporter itu. Dari balik topengnya, terlihat matanya yang menakutkan dan membuat reporter itu gemetaran. Karena tidak ingin memperbesar masalah, Grace langsung menghalangi kamera dan meminta reporter itu untuk menjauh.

Sementara itu, dimarkas besar The Defender. Yuyu yang berada dicafetaria melihat berita itu diTV.

"Sekarang, kami berada ditempat yang diserang oleh iblis"

"Itukan, ada didepan rumahku"

"Beneran Yu?" Tanya Sesil yang juga kaget.

"Iya itu benar"

"Lihat, disana ada Zero One"

Mendengar reporter tadi menyebutkan Zero One, Surya langsung angkat bicara.

"Tenang Yu, disana ada Zero One. Orang tuamu pasti selamat"

Tidak lama setelah Surya berkata seperti itu, berita itu kemudian memperlihatkan Zero One.

"Lihat, didepan Zero One ada 2 jenazah"

Mendengar berita itu Yuyu kembali panik.

"Tidak, kumohon"

"Tenang Yu, mungkin itu jenazah orang lain" ucap Nisa mencoba menenangkan Yuyu.

"Permisi, Zero One. Apakah kedua jenazah ini adalah korban yang tidak sempat anda selamatkan?"

Setelah itu, semua orang yang melihat tatapan menakutkan dari Zero One. Semua anggota The Chosen jadi gemetar melihatnya. Kemudian ada seorang wanita(Grace) yang kemudian menghalangi. Setelah itu, berita itu memperlihatkan hal yang membuat Yuyu terkejut.

"Pemirsa, sepertinya kedua jenazah tadi adalah penghuni rumah ini"

Melihat rumah yang disiarkan itu membuat Yuyu menangis.

"Kak Ihsan, kak Khun. Antar aku"

Ihsan dan Khun langsung berdiri. Surya yang mengerti situasinya juga bertindak.

"Tunggu, kita pergi bersama. Kita pakai mobilku"

Mereka kemudian mengantar Yuyu kerumahnya. Didalam mobil Yuyu terus-terusan menangis. Sesil, Nisa dan Liz terus menenangkan Yuyu. Setelah sampai, Yuyu langsung berlari ke arah jenazah kedua orang tuanya. Seorang polisi kemudian menghadang Yuyu dan yang lainnya.

"Maaf nak, orang luar dilarang masuk"

"Pak, izinkan mereka masuk" kata Grace yang melihat mereka datang.

Yuyu kemudian lari dan memeluk jenazah kedua orang tuanya. Disana Zero One masih berdiri dan menunduk.

"Ayah. Ibu. Jangan tinggalkan Yuyu"

Setelah Yuyu sadar Zero One ada dihadapannya, Yuyu kemudian menatapnya dengan wajah yang penuh air mata.

"Kenapa? Kenapa kamu tidak menyelamatkan ayah dan ibuku?"

Zero One yang ditanyai oleh Yuyu tidak menjawab.

"Kenapa diam saja? Ayo jawab"

Nisa kemudian meminta Yuyu untuk tenang.

"Yu, tenang. Itu bukan salahnya Yu"

Grace kemudian datang mendekat.

"Perkenalkan aku Grace. Zero One adalah Guruku, aku ingin mengatakan sesuatu pada Zalma"

"Apa yang mau kamu katakan"

"Sebelum ibumu meninggal, dia menitipkan pesan padaku. Dia bilang, teruslah berjuang dan jangan pernah menyerah pada impianmu. Ayah dan ibumu akan terus mendukungmu, mereka bangga punya anak sepertimu"

Mendengar pesan ibunya yang disampaikan oleh Grace membuat Yuyu semakin sedih dan menangis lebih keras. Zero One yang sejak tadi terdiam, kini mendekati Yuyu. Kemudian memeluknya dengan erat sambil berbisik.

"Maaf, aku terlambat. Aku tidak bisa menyelamatkan mereka. Maafkan aku"

Yuyu kemudian menangis dipelukan Zero One.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login