Download App

Chapter 21: Penyusup

Hari ini aku kembali menghabiskan waktuku menghadap buku-buku tebal lagi di perpustakaan istana Grendza. Aku terus mencari tentang semua hal yang mengangguku yang tak kutemukan jawabannya saat aku bertanya pada Orion, Elsy, Lena, Ersy, mau pun kedua orang tuaku. 

Aku mencari tahu semua hal tentang Dazard, Rezard, bahkan semua jenis kekuatan sihir yang belum pernah kulihat sebelumnya. Ibuku bilang, elemen sihir yang kumiliki adalah elemen cahaya, yaitu salah satu elemen terlangka yang dimiliki oleh para penyihir di dunia ini, sama seperti elemen es milik Orion. Meski pun elemen cahaya tak sekuat elemen es dan api, elemen cahaya memiliki keunikan tersendiri yang tak akan mungkin dimiliki elemen-elemen lainnya.

Elemen api dan es adalah elemen terkuat di banding empat elemen lainnya. Sedangkan, elemen cahaya dan air merupakan elemen paling seimbang diantara lima elemen lainnya yaitu, Es, api, air, tanah, dan udara. Hanya elemen cahaya dan air yang bisa digunakan sebagai sihir medis, sihir pertahanan dan juga menyerang.

Para penyihir biasanya membedakan sihir enam elemen lewat warna dari aura sihir yang dimiliki oleh setiap penyihir. Warna hijau untuk elemen udara, biru untuk air, cokelat untuk tanah, jingga untuk api, putih untuk es, dan kuning untuk cahaya. Tapi semua warna aura sihir itu tak berlaku untuk para Rezard dan Dazard. Semua Rezard memiliki warna aura yang sama apa pun itu jenis elemen yang mereka miliki, yaitu warna merah.

Para Dazard pun juga memiliki warna aura hitam, apapun jenis elemen yang mereka miliki. Warna aura sihir mereka berubah menjadi hitam karena 

Aku memijat pelipisku, lelah membaca semua informasi di hadapanku. Aku terus membaca seraya mencari-cari tentang segel yang membelenggu kekuatan dan ingatanku agar aku bisa menemukan cara untuk membuka segelnya. Tapi, aku sama sekali tak menemukan sihir yang berhubungan dengan segel, bagaimana ini?

"Bukankah sebaiknya Putri beristirahat dahulu? Putri sudah membaca selama berjam-jam." Tegur Ersy yang sedari awal berdiri tak jauh dariku.

Loh? Kemana Elsy dan Lena? Bukankah tadi mereka juga ada di sini?

"Mereka sedang menyiapkan makan siang anda Putri." Jawab Ersy tersenyum seakan mengetahui apa yang kupikirkan.

Aku menoleh dan menatap wajah Ersy, dan langsung teringat kejadian beberapa hari yang lalu. Kalau saja waktu itu aku tak menghentikan Orion, mungkin pemuda berwajah polos ini telah terluka, "Ersy." Panggilku pelan.

"Ya, Yang Mulia Putri?" jawabnya pelan seraya menundukkan pandangannya.

"Maafkan aku. Aku juga mewakilkan Orion untuk meminta maaf padamu tentang kejadian beberapa hari yang lalu. Maafkan aku, karena diriku kau hampir saja terluka." Kataku berdir lalu menundukkan kepalaku ke arahnya.

"Ti-tidak Putri. Ini bukan salah anda, tolong angkat kepala anda Putri. Sungguh aku tak apa-apa. Lagi pula itu memang kesalahanku yang lalai dalam menjaga anda. Sudah seharusnya Pangeran Orion marah sampai seperti itu."

Aku mengangkat kepalaku dan menatapnya, "Tidak Ersy, walau pun ia marah tidak seharusnya ia melakukan hal seperti itu. Aku sungguh-sungguh meminta maaf padamu atas sikapnya."

Ersy tersenyum menatapku, "Tak heran Pangeran Orion sangat mencintai anda. Anda adalah sosok yang luar biasa Putri. Aku tak akan pernah mempertanyakannya jika suatu saat nanti anda menjadi Ratu negeri ini."

"Jangan memujiku seperti itu, nanti aku bisa besar kepala." Balasku terkekeh pelan.

Perhatian kami teralih ketika mendengar suara gaduh yang berasal dari koridor, kurasa ada sesuatu yang terjadi di dalam istana. Aku saling bertatapan dengan Ersy selama beberapa saat, lalu kami pun akhirnya keluar dari ruang perpustakaan itu untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

"Ada apa?" Ersy menghentikan salah satu penjaga yang melintas di hadapan kami dan langsung bertanya padanya.

"Seorang wanita menyusup kemari lewat cermin, dan sekarang wanita itu tengah dibawa ke hadapan Yang Mulia Pangeran Orion dan Yang Mulia Raja." 

Seorang wanita? Lewat cermin? Itu artinya ia berasal dari Bumi?

"Ersy! Antar aku ke sana. Aku juga mau melihatnya."

"Baik Putri." Jawab Ersy lalu berjalan memimpin di depanku. 

Kami sampai di sebuah aula besar yang berada di istana Merga dan langsung memasukinya. 

"Kau siapa? Dan bagaimana kau bisa masuk ke dunia ini?" tanya Yang Mulia Raja pada seorang gadis yang terduduk di di lantai dengan tangan yang terikat ke belakang.

"Aku tidak tahu! Harusnya aku yang bertanya begitu! Memangnya kalian siapa, sampai berani-beraninya menghakimi diriku?! Aku hanya mengikuti laki-laki itu! Ia berusaha menncuri di rumah temanku! Dan sekarang, mengapa jadi aku yang diikat seperti ini?!" serunya berteriak seraya berusaha melepaskan ikatan tali di kedua tangannya.

"Putri, tunggu!" Ersy memanggilku yang kini berjalan cepat ke arah gadis itu

"Laki-laki? Siapa yang kau maksud?" tanya Orion penasaran.

"Orang yang ada di sebelahmu itu, yang memiliki bekal luka di alisnya!" gadis itu menatap ke arah Zelya yang berdiri tepat di samping Orion, "Aku hanya mengikuti dirinya, karena ia terlihat mencurigakan dan seperti mencuri di rumah temanku!"

Sepertinya aku kenal suara ini. Suara yang dulu selalu kudengar setiap hari saat aku masih tinggal di Bumi. Jangan-jangan …

Tidak! Tidak mungkin Indine ada disini! Aku pasti salah. Aku harus memastikannya dengan melihat wajahnya. 

"Indine?" panggilku tergesa-gesa menuju ke arahnya. Semua orang kini beralih memperhatikanku. Aku bisa melihat wajah Orion yang sangat terkejut oleh kedatanganku yang tiba-tiba.

Gadis itu berbalik dan menatapku, "Luna?"

Deg!

Ia memang benar Indine!


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C21
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login