Download App

Chapter 10: Baby Name

"Bagus Hyung. Jaera kan tidak punya suami ataupun keluarga untuk membantu nya melakukan hal itu. Mungkin aku bisa menawarkan diri untuk membantu nya melakukan itu" ucap Jihyuk antusias dengan mata berbinar.

Yoonki menjitak kepala pria Park ini "Dasar otak mesum"

"Oh please SAJANGNIM, itu karna aku pria normal untuk hal hal seperti itu. Seperti kau tidak saja" ejek Jihyuk.

"Setidaknya aku tak menaruh minat melakukan hal seperti itu pada gadis di bawah umur"

"Hyung terkadang, gadis di bawah umur tak kalah dengan gadis dewasa"

Ingitan Yoonki berputar pada kejadian tadi siang. Dan sialnya, terkadang juga ucapan Park Jihyuk itu ada bernarnya juga. Membuat sesuatu di dalam diri Yoonki bergejolak tak jelas. Sepertinya, Yoonki harus ke tempat biasa untuk menuntaskan ini. Salahkan saja gadis itu dan Park Jihyuk gila ini yang berbicara aneh-aneh sejak tadi.

"Jihyuk, jaga gadis itu. Aku akan pergi sebentar!"

"Memangnya kau akan kemana hyung?" tanya Jihyuk yang masih setia mengunyah makanannya

"Menuntas kan sesuatu yang mendesak"

Tanpa Yoonki jelaskan Jihyuk pasti sudah sangat tau, mengingat Yoonki dan dia sudah kenal sejak mereka di sekolah menengah pertama. Lihat, Jihyuk hanya tersenyum menanggapinya, tentu saja dia sangat tau apa yang Yoonki maksud dengan menuntaskan sesuatu yang mendesak.

"Sajangnim, tapi istri anda baru saja melahirkan. Itu tidak baik. Tunggulah sampai ia pulih" ejek Jihyuk menirukan wibawa seorang dokter.

"Diam, atau ku sumpal mulut itu dengan ramyun beserta makuknya itu"

Yoonki pergi meninggalkan Jihyuk, yang tertawa puas karna sudah membuat Yoonki kesal setengah mati.

***

Hari ini, untuk pertama kalinya Jaera menggendong bayinya. Mendekapnya dalam pelukan hangat nya. Tak ada yang lebih bahagia dari ini. Meskipun Jaera masih berumur 18 tahun, tapi setelah kau punya anak dari rahimmu sendiri insting keibuanmu akan keluar dengan sendirinya, percayalah. Seolah duniamu hanya akan dipenuhi olehnya.

"Hai, nak. Ini ibu, jadilah anak yang sehat dan kuat. Oke. Dan jangan tinggalkan ibu, karna kau satu-satunya yang aku miliki. mengerti?" Jaera tak hentinya mencium pipi anak nya dan berbicara seolah dia bisa membalas setiap perkataannya

"ibu sangat sangat mencintai mu nak" ujar Areum mencium pipi bayi laki-laki nya.

Jaera berencana menitip kan bayi nya sebentar pada suster, karna ia harus menyelesaikan semua dokumen dan administrasi rumah sakit sebelum keluar. Entahlah, bagaimana cara memohon pada pihak rumah sakit ini.

"Jaera-ssi?"

Sebelum ia keluar, nyonya Lee masuk ke ruangan nya bersama nenek Lee. Jaera sedikit tidak enak dengan mereka mengingat permintaan nya pada mereka tempo hari.

"Oh, selamat siang nenek Lee dan nyonya Lee"

"Apa kepulanganmu hari ini?" Tanya nyonya Lee.

"Iya, nyonya" Jaera belum bisa menyembunyikan kegugupannya.

"Baguslah"

"Boleh aku menggendong bayinya?"

"Ah ya, tentu saja nyonya" Jaera menyerah bayinya pada nyonya Lee.

"Astaga. Astaga ibu. Lihatlah, dia lucu sekali" Ujar nyonya Lee pada ibu mertua nya dengan sangat antusias.

Jaera hanya tersenyum melihat wajah gembira nyonya Lee saat mendekatkan bayi nya pada nenek Lee. Terlihat seperti kebahagian seorang nenek yang melihat cucunya yg baru saja lahir.

"Rumah akan semakin ramai dengan tangisannya nanti"

"Hallo baby, ini nenek dan ini nenek buyut mu"

Jaera hanya menatap mereka tak percaya. Mereka terlihat menganggap bayinya seperti cucu mereka sendiri. Memang tak ada yang salah, karna memang jika menurut umur bayi nya memang seharusnya memanggil mereka dengan sebutan itu. Tapi, ada perasaan berbeda saat melihat wajah bahagia mereka menatap bayinya. Seolah Jaera sedang melihat wajah bahagia ibu nya sendiri yang sedang menimang cucunya. Dan itu yang tak akan pernah terjadi dalam hidup Jaera.

"Oh iya Jaera-ssi, kami juga membelikan beberapa keperluan bayimu" Nenek Lee menyerahkan kantung tas pada Jaera.

"Anda tidak usah repot-repot nek. Aku tak pantas menerima kebaikan ini. Aku sudah merepotkan terlalu banyak"

"Jangan menolak. Aku tak suka penolakan. Ini hanya selimut dan beberapa lembar baju untuk keperluan keluar dari rumah sakit"

Ucap nenek Lee tegas, yang terlihat tak suka sekali dengan penolakan dari Jaera.

"Iya nek, terimakasih. Aku tak tau lagi harus berterima kasih seperti apa"

"Oh iya Jaera-ssi, apa bayinya sudah diberi nama?" Tanya nyonya Lee.

"Belum nyonya, aku belum terpikir akan menamainya apa"

Jujur Jaera belum sempat berpikir akan memberikan nama apa untuk anak nya. Yang pasti ia hanya akan memakai marga nya bukan memakai marga si Jeon berengsek itu. Meskipun dia ayahnya sekalipun.

"Kalau begitu namai dengan Yoonjae. Lee Yoonjae" ucap Nenek Lee.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C10
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login