Download App

Chapter 28: Kebahagiaan Revan ( 2 )

Tak berapa lama kemudian Kiara pun sudah dibawa pulang oleh Revan dari rumah sakit, dan Anton serta Dinda pun ikut mengantarkan sahabat mereka sampai kerumahnya

"sayang, kamu harus banyak istirahat, dan kalo kamu butuh sesuatu kamu bisa bilang ke aku" ucap Revan sambil membaringkan tubuh mungil Kiara diatas tempat tidurnya

"iya kak !, tapi gak harus seperti ini juga kali, gak perlu sampai menggendong tubuh aku segala, aku juga masih bisa berjalan sendiri kok !" balas Kiara yang merasa suaminya terlalu berlebihan memperlakukan dirinya

"tapi dokter bilang, kamu gak boleh terlalu capek dan stres, karna bisa membahayakan janin yang ada diperut kamu ini sayang !" ucap Revan sambil mengelus perut Kiara

"iya kak !, kak Revan gak usah khawatir, aku akan jaga baik baik calon anak kita ini" ucap Kiara sambil mengelus tangan Revan yang ada diatas perut Kiara

"sekarang aku ingin bicara sebentar dengan Dinda, boleh ya ?!" pinta Kiara pada Revan

"iya boleh !, aku akan panggilkan Dinda sebentar, lagian aku juga ada yang akan aku bicarakan dengan Anton" ucap Revan sambil mengecup kening Kiara, lalu pergi meninggalkannya

"Din, Kiara mau bicara sama kamu sebentar !" ucap Revan saat sudah berada diruang tengah rumahnya, dimana Dinda dan Anton sedang duduk menunggu

"apa aku gak apa apa masuk ke dalam kamar kalian ?" tanya Dinda ragu

"gak apa apa, masuklah ! Kiara ingin bicara denganmu, lagian aku juga ada sesuatu yang akan aku omongin sama Anton" jawab Revan

"baiklah, kalo gitu aku keatas dulu ya !" pamit Dinda dan langsung berjalan menuju kamar tidur Kiara

"hai....Kia sayang, calon ibu muda !" ucap Dinda saat memasuki kamar tidur Kiara dan melihat Kiara duduk bersandar di atas tempat tidurnya

"hai Din....!" balas Kiara, lalu Dinda pun menghampiri nya dan memeluknya dengan perasaan bahagia, lalu sambil duduk disebelah Kiara, Dinda pun menceritakan bagaimana perasaannya saat melihat Kiara jatuh pingsan di mall siang itu

"sampai segitunya ya kamu Din !" ucap Kiara sambil terkekeh mendengar cerita sahabatnya itu dan Dinda pun ikutan tertawa melihat kebahagiaan terpancar diraut muka sahabatnya itu

* * * * * * *

beberapa hari kemudian, akan ada acara makan malam keluarga dirumah Revan dan Kiara, atas kabar kehamilannya Kiara, sedangkan mama dan papa nya Revan langsung datang ke rumah anaknya saat mendapat kabar bahwa Kiara sudah hamil

"kak...!, aku bantu mama dulu di dapur ya !" pamit Kiara pada suaminya, karna ia sudah merasa bosan duduk terus diruang tengah sambil nonton tv bersama Revan dan papanya

"gak usah !", kamu gak perlu capek capek !, biar mama sama bi Jum aja yang mengerjakan semuanya" bantah Revan melarang Kiara untuk membantu mamanya, karna ia gak mau istrinya terlalu capek, sedangkan Kiara hanya cemberut dan merasa kesal mendengar ucapan suaminya yang terlalu over protektif terhadap dirinya, sementara papa Revan hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat sikap anak lelakinya yang begitu perhatiannya terhadap anak menantunya

tak berapa lama kemudian, bel rumah Revan pun berbunyi, dan Revan segera melangkah menuju kearah datangnya suara bel tersebut

"malam kak Revan !" sapa Dinda saat melihat Revan berdiri didepan pintu

"malam juga Din, om, tante !, ayok masuk !, mama sama papa sudah menunggu didalam" balas Revan sambil mempersilahkan keluarga Dinda masuk ke rumahnya setelah terlebih dahulu ia menyalami tangan kedua orang tua Dinda

saat keluarga Dinda tiba diruang tengah, nampak kedua orang tua Revan menyambutnya dengan sangat hangat dan ramah, begitu juga dengan Kiara yang langsung memeluk sahabatnya, Dinda saat keduanya sudah berdiri berdekatan satu sama lain

"kalo begitu, sekarang kita langsung ke ruang makan saja !" ucap mama Revan mempersilahkan keluarga Dinda dan dibalas anggukan oleh semuanya

saat mereka semua sudah tiba diruang makan, mereka semua nampak tersenyum senyum melihat tingkah Revan yang begitu perhatianya terhadap Kiara, mulai mempersiapkan kursi hingga mempersiapkan makanan untuk Kiara, semua itu sempat membuat Kiara merasa gak enak dan malu dihadapan semua keluarganya

"apaan sih kak Revan !, aku kan masih bisa makan sendiri kak !" ucap Kiara saat Revan mau menyuapinya juga

"hhhhmmm....baiklah !" balas Revan sambil menarik napas panjang, spontan kedua keluarganya tertawa melihat tingkah Revan yang begitu konyol memperlakukan Kiara

"oh ya.....kak Satria mana ya, kok gak ikutan kesini ?" tiba tiba pertanyaan itu muncul dari mulut Kiara, karna sedari tadi ia menyadari tak melihat sosok Satria diantara keluarga Dinda

"kak Satria tadi bilangnya akan menyusul kesini kalo pekerjaannya sudah selesai" jawab Dinda dan dibalas senyuman oleh Kiara

dan tak lama kemudian "ohh...ternyata makan malam nya sudah dimulai ya !" suara itu datang bersamaan dengan sosok Satria yang tiba tiba muncul diruang makan

"kak Satria...Kiara kangen sama kakak !" tiba tiba Kiara bangun dari tempat duduk nya dan langsung memeluk Satria

"ternyata kamu kangen juga ya !" ucap Satria sambil membalas pelukan Kiara dengan penuh kasih sayang, Revan yang melihat semua itu sempat merasa cemburu, tapi dia segera menepis semuanya, dia seketika beranggapan mungkin istrinya memang benar benar kangen dengan lelaki yang sudah dianggapnya seperti kakaknya sendiri

"iya kak !, Kiara kangen dengar semua ocehan kak Satria" jawab Kiara sambil melepaskan pelukannya, dan dibalas senyuman Satria sambil mengacak rambut Kiara yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri

"eheemm....eheemmm....." Anton pun berdehem karna ia merasa tak dihiraukan, yang semenjak tadi berdiri di samping Satria

"eehh....ada kak Anton !, kenapa kak Anton bisa bersama kak Satria ?" tanya Kiara sambil memandang ke arah Anton

"ohh...itu tadi sampai sini bersamaan, pas ketemunya didepan rumah" jawab Anton sambil Kiara membalas dengan mengangguk anggukkan kepalanya, setelah itu semuanya melanjutkan suasana keakrabannya di ruang makan rumah Revan

**********

Hari hari pun berlalu, tanpa terasa kehamilan Kiara sudah memasuki dua bulan, dan selama itu juga Revan sama sekali tak pernah menyentuh dan berhubungan badan dengan istrinya, meskipun dalam hatinya gejolak dan hasratnya begitu tinggi, namun ia berusaha menahannya demi buah hati yang ada didalam perut Kiara dan ia tidak mau terjadi apa apa dengan calon anak mereka

"kak Revan...!!!" panggil Kiara saat ia duduk disebelah Revan diatas tempat tidur mereka

"heemmm !!!" balas Revan dengan pandangan nya masih tetap fokus pada laptop yang ada dipangkuannya, tanpa sedikitpun menoleh ke arah istrinya

"sudah lama ya, kak Revan tak pernah menyentuhku" ucap Kiara dengan polosnya sambil menatap ke arah Revan, mendengar ucapan istrinya, Revan langsung menutup laptop nya dan meletakkannya di laci sebelah tempat tidurnya, lalu ia pun menatap tajam ke arah istrinya

"kenapa kak Revan menatapku seperti itu ?" tanya Kiara tak mengerti

"apa kamu mau menggodaku ?"" tanya Revan sambil tangannya mencubit jahil hidung istrinya

"tidak kak !, aku kan cuma tanya" jawab Kiara dengan polos

"sayang....kehamilan kamu kan masih terlalu mudah, jadi aku tidak tega menyentuhmu, aku takut menyakiti kamu dan calon anak kita, jadi aku masih bisa menahannya" ucap Revan sambil membelai rambut dan pipi istrinya, mendengar perkataan suaminya Kiara merasa terharu dan tak tega melihat suaminya menahan hasrat untuk menyentuhnya

Kiara pun mendekat kearah Revan dan memeluknya dari samping sambil berbisik "aku tidak apa apa kak, asalkan kak Revan melakukannya pelan - pelan", ucapan Kiara sempat membuat Revan membelalakkan kedua matanya, ia seakan tak percaya dengan apa yang keluar dari mulut istrinya dan ia pun tak menyangka rupanya istrinya sudah tidak malu lagi menggodanya, namun Revan merasa senang dengan sikap istrinya yang sudah mulai menunjukkan keagresifannya

perlahan lahan Revan mulai mencium kening istrinya lalu melanjutkan mencium bibir Kiara yang merah dan mungil, tanpa menunggu lama Kiara pun mulai membalas ciuman suaminya yang penuh dengan hasrat dan gairah

kemudian keduanya pun mulai larut dalam permainan cinta mereka, dan Revan pun melakukannya dengan penuh hati hati, karna ia tak ingin sedikitpun menyakiti istrinya dan calon buah hati mereka berdua

setelah keduanya puas melampiaskan hasrat cinta mereka, nampak Revan terkulai lemas disamping Kiara

"terima kasih sayang !!!!" ucap Revan sambil mencium kening istrinya, lalu keduanya pun terlelap tanpa sehelai pakaian pun dan hanya dititupi sehelai kain selimut


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C28
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login