Download App

Chapter 3: Chapter 3

Sebulan berlalu sejak pertemuan dengan Hariyanto sahabat lamaku. Kembali kujalani rutinitas seperti biasa. Anehnya entah kenapa, jauh didalam alam ketidaksadaranku aku merasa yakin ia akan berhasil memenuhi challenge yang kuberikan. Cuma bagaimana cara dan prosesnya, aku sama sekali blank dan ngga bisa memperkirakan. Disamping beda kota, antara Hariyanto dan kakak iparku bahkan tidak saling kenal. Jangankan dengan kakak iparku, dengan Arlet istriku saja dia ngga kenal. Makanya secara halus aku mengulik apa yang terjadi belakangan ini pada kakak iparku melalui Arlet.

Sejauh ini tidak ada yang istimewa. Kegiatannya masih sama, mengantar dan menjemput anak sekolah, arisan, aktif di kegiatan sosial. Sekali dua kami bertemu saat ia bertandang kerumah atau saat aku, Arlet dan anak-anak datang kerumahnya. Penampilannya secara fisik memang cantik dan seksi, montok banget juga. Memang masih kalah jauh dibanding Arlet yang akhir-akhir ini makin terlihat cantik dan seksi.

Sebenarnya bukan tanpa alasan aku mengarahkan challenge Hariyanto kepada Mbak Aurelia kakak iparku. Walau hubunganku dengannya baik-baik saja, tapi sejujurnya aku punya semacam perasaan kesal dengan tingkah dan kelakuannya. Terutama dengan kebiasaannya terlalu ikut campur setiap aku dan Arlet bertengkar.

Dengan suaminya, Mas Jaya Suparni aku juga baik. Bahkan aku ikut investasi dalam proyek tambang batubara yang dikelolanya. Baru dua tahun ini Mas Jaya dan Mbak Aurelia membeli rumah dan menetap sekota dengan kami, sebelumnya mereka tinggal di Kalimantan. Harga komoditas tambang yang terjun bebas belakangan ini, isu kerusakan lingkungan hidup dan pertimbangan pilihan sekolah buat anak-anak membuat mereka memutuskan boyongan keluar dari Kalimantan dan memilih tinggal sekota dengan kami.

Mas Jaya lebih sering berada di Kalimantan mengurus bisnisnya, paling pulang selama seminggu lalu pergi lagi. Ini membuat Arlet jadi dekat dengan kakaknya, karena akupun sering tugas keluar kota. Ada sisi positifnya juga sih, dengan ada kakaknya begitu aku jadi lebih merasa tenang saat tugas keluar kota. Tapi efek negatifnya, setiap kami bertengkar, Mbak Aurelia sepertinya menjadi tempat curhat Arlet, dan aku tak suka masalah internal rumah tangga kami tersebar keluar, meskipun cuma ke saudara kandung.

Walau sering ditinggal Mas Jaya berhari-hari, sedikitpun aku tak pernah mendengar cerita miring soal Mbak Aurelia. Padahal orangnya cantik, putih dan montok banget. Sesekali dua tak kupungkiri kadang imajinasiku melayang-layang membayangkan tubuhnya telanjang. Bibirnya yang agak tebal tapi seksi itu juga membuatku berfantasi alangkah nikmatnya kalau dipakai buat nyepong punyaku.

Tapi fantasi tinggal fantasi, kesetiaan dan kedewasaan Mbak Aurelia sudah teruji dan terbukti. Seperti keyakinanku akan cinta Arlet yang tak akan pernah surut padaku, demikian juga aku yakin cinta Mbak Aurelia pastilah demikian besar buat anak-anak dan Mas Jaya suaminya. Hal terakhir inilah yang membuatku sangat yakin, akan sangat berat sekali bagi Hariyanto untuk membuktikan semua bullshitnya itu dengan memenuhi challengeku.

Berapa lama waktu dibutuhkan Hariyanto untuk memenuhi challengeku? Aku menyesal tidak memberikan time limit saat itu. Iseng-iseng kuulik laman facebook Mbak Aurelia, meneliti timeline untuk memeriksa apakah ada clue yang mengarah ke progres challenge, sayangnya nihil. Biasa-biasa saja. Penasaran, kuulik daftar temannya, kebetulan tidak terlalu banyak. Tak ada satupun petunjuk kalau dia berteman dengan Hariyanto. Dari Facebook, aku masuk ke akun Twitter nya, sama juga nihil clue, masuk lagi ke Instagramnya dan lagi lagi aku kecewa karena sama sekali tidak mendapatkan satupun clue yang menunjukkan adanya progress yang kuharapkan.

Apakah Hariyanto begitu expert melakukan pendekatan terhadap Mbak Aurelia?, sehingga tak terdeteksi di aktifitas sosial media, atau jangan-jangan dia fail…..memikirkan kemungkinan itu ada sedikit kebanggaan dan perasaan menang yang tak dapat kujelaskan dalam diriku. Ternyata Hariyanto tidaklah sehebat seperti apa yang dikesankan dan pamerkannya dalam pertemuan terakhir kami.

Aku hampir melupakan challenge yang kuberikan pada Hariyanto setelah berhari-hari kemudian tidak menemukan clue berarti. Apakah itu di media sosial Mbak Aurelia, atau dimedia sosial Hariyanto. Sampai akhirnya suatu siang ada jasa kurir mengantarkan paket kotak kecil padaku dikantor.

Berdebar kubuka kotak dan menemukan flasdisk baru dengan kapasitas 2 GB. Segera kucolokkan ke laptop. Dan menemukan file folder MP4 dengan ukuran 1,3 GB, File folder berjudul Teori Maslow. Membayangkan kecantikan dan kemontokan tubuh Mbak Aurelia, darahku mendadak berdesir panas. Aku harus mencari tempat yang aman tanpa gangguan apapun untuk menonton ini.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login