Download App

Chapter 25: 22 : Friends (2)

Hari semakin ramai jika sudah menyangkut sabtu malam. Banyak pasang muda-mudi tenggelam dalam lautan obrolan mengenai kehidupan, percintaan, kebodohan dan masih banyak lagi.

Cafe magic shop adalah salah satu tempat singgah ternyaman. Park Bo Young dengan ceria menyambut para tamu bersama pegawai yang lain.

Sudah lebih dari 3 bulan, bahkan ia sendiri tidak ingat, kapan terakhir ia dapat menghubungi sahabatnya. Bo Young selalu mengurungkan niatnya untuk bertanya pada Taehyung atau Hoseok Oppa karena ia tidak sedekat itu. Hanya Hye Jin yang dekat dengan mereka.

Jika ingin ditanya, Bo Young akan menjawab bahwa ia sangat rindu bekerja dengan Hye Jin. Ia rindu akan small talk bersama perempuan itu. Walaupun masih ada teman yang lainnya namun hanya Hye Jin lah yang mengerti dirinya bahkan melebihi dirinya sendiri.

Hanya Hye Jin pula yang tahu mengenai seluruh rahasia hidupnya. Dan sekarang Bo Young tidak memiliki siapapun untuk cerita. Ia hanya biss menempelkan senyum palsu untuk semua orang disekelilingnya.

-

-

-

Jimin memberikan sebuah kotak yang tertutup sangat rapat.

"kau harus berlatih dengan ini".

"apa ini?".

Jimin membuat Hye Jin duduk. Ia meluruskan dan membenarkan cara Hye Jin untuk duduk.

"Ini adalah darah manusia segar".

Kilatan mata Hye Jin sudah terlihat begitu haus.

"tapi kau tidak boleh meminumnya, menyentuhnya atau menghirupnya".

"GILA! bagaimana mungkin!!!!", bentak Hye Jin. Bukan dirinya yang ingin namun nalurinya sendiri.

Jimin mengeluarkan smirk dan menatap Hye Jin. "begitulah aturan mainnya jika kau ingin cepat bertemu dengan sahabatmu".

Hye Jin setuju dengan Jimin. Ia harus bisa melawan ini semua.

"mulai sekarang. setiap hari kita akan melakukan olahraga dan kau akan mulai dietmu dan juga berlatih untuk menahan dirimu", ujar Jimin sembari berjalan kesana kemari layaknya seorang dosen yang berceramah didepan kelas, "Ini akan sangat lelah. Kau akan sangat membenciku dan semua orang yang melatihmu".

Hye Jin menahan nafasnya, 'apakah semengerikan itu?'.

"Jadi kau harus mengumpulkan semua kenangan indah agar kau bisa kuat dengan ini".

Hye Jin menutup matanya, mencoba meyakinkan dirinya yang merasa kakinya terlalu lemas.

"Apa kau yakin?", tanya Jimin.

Hye Jin mengangguk, "aku yakin!".

"baguslah. kita akan mulai!".

-

-

-

Hye Jin dan Jimin melakukan berbagai macam olahraga. Tentu olahraga biasa tidak gampang membuat mereka lelah sehingga mereka melakukan olahraga-olahraga ekstrem karena energi mereka harus terkuras dengan sempurna.

Skarang Hye Jin dan Jimin sedang berlatih berlari dengan kondisi tanjakan terjal. Jimin tak memakai rasa khawatirnya saat ia meminta Hye Jin berlari.

Banyak rintang dijalan ini tapi Jimin tidak mau tahu, mereka melesat dengan sempurna. Hye Jin memang cepat belajar.

Ia bisa menghindari pepohonan, batu, lumpur dengan kecepatan stabil.

Udara dingin hutan yang entah sudah minus berapa tak mereka rasakan dikulit mereka yang kebal.

Jimin masih bisa menatap Hye Jin yang tetap cantik walau sangat fokus dengan jalan didepannya. Berbeda dengan Jimin yang sudah biasa dengan ini semua.

Hanya butuh 2 jam hingga kedua vampire itu menapakkan kakinya dipuncak gunung.

Hye Jin berteriak saat ia berdiri ditepi tebing, tatapannya menatap semua pemandangan yang tidak pernah ia bayangkan dalam hidupnya bahkan sedetikpun ia bisa melakukan hal ini.

Hye Jin merentangkan tangannya dan merasakan rasa dingin memeluknya seperti sahabat lama.

Dua tangan kekar memeluk pinggangnya. Jimin tersenyum dibalik tubuh Hye Jin yang sangat nyaman sekarang.

"kau sangat cantik sekarang".

"terima kasih. Aku tidak pernah berfikir aku bisa melakukan hal ini".

Jimin mengeratkan pelukannya dan menciumi ceruk leher istrinya, "kita bisa melakukan apapun sayang mulai sekarang".

"iya maka dari itu aku akan berjuang lebih keras agar kita bisa hidup normal seperti yang lain", Hye Jin memutar tubuhnya dan mengecup bibir Jimin sebelum ia memeluknya dengan erat.

"apa kau sudah lelah?".

Hye Jin menggeleng dan Jimin tahu itu, "ayo kita kembali sekarang".

"ah aku masih menikmati ini Jim".

"kita harus membuat tubuhmu lelah dan haus lalu berlatih dengan darah itu".

Hye Jin tercekat saat memikirkan darab segar menunggu dirinya dirumah.

Namun Jimin tidak ingin menyiakan kesempatannya untuk melumat bibir sexy milik istrinya diatas gunung dengan pemandangan hebat. Ia menciumnya lebih lama sekarang. Sehabis itu mereka kembali berlari turun dari gunung ini.

.

.

.

Kim Taehyung sudah menunggu dirumah Jimin dan Hye Jin saat akhirnya pasangan itu datang dengan baju kotor dan nafas tersengal.

"apa yang habis kalian lakukan?", tanya Taehyung penasaran namun Jimin mengabaikannya seperti biasa.

"hmmm aku ingin cepat beradaptasi dengan darah manusia dan Jimin ingin melatihku".

Taehyung berdecih, "melatihmu? hahaha dirinya sendiri saja tak bisa ia urus", ucap Taehyung merasa mustahil.

"Oppa!! jaga bicaramu. Aku tahu tapi Jimin bukan vampire jahat yang membunuh orang-orang disekitarnyakan?".

Taehyung mengangguk mengiyakan, "yasudah boleh aku ikut bergabung?".

"Tentu".

Hye Jin dan Taehyung sudah menunggu ditaman dan Jimin datang dengan sebuah kotak.

Ia meletakkan kotak itu lumayan jauh.

"apa isinya?", tanya Taehyung.

"darah manusia".

"eoh? wow ... baiklah... semoga berhasil Hye Jin".

" jika kau melangkah, aku akan menutupnya dengan cepat dan jangan pernab melawanku, mengerti?", ucap Jimin sembari menangkup kedua pipi Hye Jin yang mengangguk.

Taehyung berdiri disampingnya, "atur nafasmu".

Jimin berdiri dengan kotak itu setelah 10 langkah dari tempat Hye Jin berdiri.

"demi temanku", ucap Hyr Jin.

Tangan Jimin membuka kotak itu perlahan dan udara menghantarkan aromanya tepat di indera penciuman Hye Jin yang terlalu peka, ia tiba-tiba sudah berada didekat Jimin dengan nalurinya namun Jimin menutup kotak dan menatapnya matanya.

Kedua mata mereka berubah menjadi warna merah pekat terutama Hye Jin, taringnya sudah muncul.

Taehyung membantu Hye Jin untuk mundur.

"ayolah Hye Jin , kau harus bisa. Ingat Bo Young selalu menunggumu walai ia takut denganki menanyakanmu tapi aku bisa membaca fikirannya".

Hye Jin merasa begitu sesak, ia ingin darah itu. Aromanya sangat menggoda. ia mengepalkan tangannya dan berusaha mengatur nafasnya.

Jimin kembali membukanya, kali ini Hye Jin bisa menahan langkahnya namun hanya dalam waktu satu menit dan ia memberontak saat Taehyung menariknya.

Jimin kembali menutupnya lalu memeluk Hye Jin yang langsung lemas dalam pelukannya.

Jimin menciumnya, "cukup, besok kita lanjutkan lagi", Jimin membawa Hye Jin ke kamarnya dan memberikan darah hewan untuknya.

"aku ingin darah segar itu Jim".

Jimin mengusap kepalanya, "ssshhh kau kuat. okay?".

lalu Jimin membiarkannya istirahat dan menemui Taehyung.

"terima kasih sudah membantu".

Taehyung mengangguk, "semoga cepat ya".

"kuharap begitu".

.

.

>> To Be Continue <<


CREATORS' THOUGHTS
jmnchrstn jmnchrstn

Maaf ya lama ngga up. doain semoga habis ini aku bisa selesaiin cerita ini.

follow IG aku karena aku nulis banyak FF disana @parkjiminot7_

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C25
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login