Download App

Chapter 5: Bab 5

Si Hoo memaksa Eun Kyung untuk bicara. Keduanya pergi ke sebuah cafe dan duduk di sudut agar bisa bicara dengan leluasa. Si Hoo menatap Eun Kyung yang tampak sangat kacau.

Matanya berair. Raut wajahnya terlihat betapa ia sangat terpukul dan kecewa berat. Si Hoo menarik nafas dalam dalam sebelum keduanya bicara. "Nama ku Park Si Hoo. Siapa namamu?" tanya Si Hoo membuka pembicaraan.

"Shim Eun Kyung." jawab Eun Kyung pendek. Si Hoo mengangguk anggukkan kepalanya.

"Baiklah Shim Eun Kyung ssi aku meminta maaf atas kejadian semalam. Aku tahu aku salah atas kejadian semalam. Semua itu murni bukan keinginanku. Aku datang ke pesta temanku lalu kalah main game dan harus minum minuman beralkohol. Aku tak tahu kalau ada yang menyisipkan obat perangsang kedalam minumanku dan semua itu terjadi." papar Si Hoo.

Si Hoo memperhatikan tatapan mata Eun Kyung yang tampak kosong. "Bagaimana kalau tunangan ku tahu tentang hal ini? Bahkan dua bulan lagi kami akan menikah. Bagaimana kalau sebelum itu aku... aku... hiks..." Eun Kyung tak sanggup melanjutkannya lagi. Tak hanya itu ia juga tak sanggup membayangkan jika ia hamil anak yang bukan anak Joon Young.

"Kita ke apotik untuk membeli obat penghambat kehamilan. Aku pun belum siap jika kau hamil. Sama sepertimu aku pun akan segera menikahi kekasihku."

Eun Kyung tak bisa bisa berpikir lagi. Ia pun setuju saja saat Si Hoo membelikan obat penghambat kehamilan dari sebuah apotik, lalu mengantar Eun Kyung pulang ke rumah.

***

"Kau kemana saja? Kenapa meninggalkan ku sendirian semalam?" cerocos Seo Hyun kepada Eun Kyung saat bertandang ke rumahnya.

Eun Kyung tak merespon apa apa. Pikirannya entah melayang kemana. Seo Hyun dibuat kebingungan. Ia melihat sahabatnya itu seperti sebuah patung. Diam tak bergerak dengan tatapan kosong. Ia melambaikan tangannya di depan wajah Eun Kyung tapi wanita cantik itu tak merespon.

"Eun Kyung-a... Kau mendengarkan ku kan." tanya Seo Hyun. Wanita cantik itu tetap tak bergeming. "Hei.. Kenapa diam saja. Eun Kyung-a..." Seo Hyun menggerakkan tubuh Eun Kyung dan wanita itu tampak kaget.

"ho... Ada apa Seo Hyun-a?" tanya Eun Kyung. "Kau ini kenapa? Aku dari tadi bicara kau malah melamun. Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Seo Hyun. Eun Kyung tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.

"Lalu?" tanya Seo Hyun penasaran. Eun kembali terdiam. Tak mungkin ia menceritakan kejadian yang memalukan semalam kepada sahabatnya. Ia belum bisa menerima kenyataan itu. Untuk itu ia tak belum bisa memberitahu Seo Hyun.

"Aniyo, hanya sedang memikirkan sesuatu. Ada apa kau kemari?" tanya Eun Kyung mencoba bersikap biasa untuk mengelabuhi Seo hyun, tapi ia tahu sahabatnya tak mungkin bisa dibohongi. "Aku mau protes padamu karena sudah meninggalkan aku malam itu. Menyebalkan?!" Seo Hyun kesal.

"Maaf… Ada sesuatu yang membuatku pergi meninggalkan mu. Mianhae Seo Hyun-a.."

"Araseo aku memaafkan mu. Tapi lain kali kabari aku terlebih dahulu. Oke." Eun Kyung mengangguk. Kedua sahabat itu larut dalam obrolan meski kadang Eun Kyung tidak fokus dengan obrolannya.

Di tempat lain, Si Hoo merasa resah. Ia bertanya tanya bagaimana bisa ia membuang benihnya sembarangan di rahim wanita lain. Ia dan Min Hwa pernah beberapa kali berhubungan intim tapi tidak sampai membuangnya di dalam, karena Min Hwa selalu memberinya pengaman atau pun Min Hwa sudah minum pil anti hamil. Tapi semalam ia benar benar membuangnya di dalam dan ia yakin berkali kali ia menggauli wanita itu karena saking kuatnya efek obat perangsang tsb.

Si Hoo juga sudah bertanya kepada teman temannya semalam tentang adanya obat perangsang dalam bir yang ia minum. Tapi tak ada satu pun yang mengaku membubuhkan obat perangsang ke dalam alkohol yang diminum oleh Si Hoo. Tak hanya itu, Si Hoo nyaris membunuh Yun Ho karena berkat ia lah ide minum alkohol saat kalah taruhan itu bermula.

"Brengsek!!" Umpat Si Hoo saat beberapa orang temannya memegangi dirinya yang ingin terus menghajar Yun Ho yang sudah babak belur dibuatnya. Jika dibiarkan Si Hoo akan masuk penjara karena telah membunuh Yun Ho dengan bogem mentahnya.

"Aaaaarrrggghhh!!!" teriak Si Hoo frustasi. Si Hoo menendang kursi dengan sangat kuat hingga kaki kursi tersebut patah. Ketiga temannya bergidik ngeri. Satu temannya membawa Yun Ho keluar dari sana sebelum Si Hoo kembali mengamuk.

"Kami berani bersumpah bukan kami yang menaruh obat perangsang itu ke dalam alkohol yang kau minum." Ucap Ji Hoo bersungguh-sungguh. "Lantas siapa yang menaruh obat sialan itu?!" ucap Si Hoo marah.

"Entahlah. Aku penasaran siapa yang melakukannya." Ucap Ji Hoo sambil berpikir. Mengingat-ingat potongan demi potongan kejadian malam itu. Pasalnya ia orang terakhir sebelum Si Hoo yang tertidur di pub tsb.

"Aku bisa gila terus terusan resah jika suatu hari nanti wanita itu datang menemuiku dan mengabarkan bahwa ia hamil anakku." Si Hoo merasa hari itu adalah hari yang sangat berat baginya. Ia merasa tubuhnya sangatlah letih. Wajar saja tubuhnya sangat letih karena semalaman bercinta karena efek obat perangsang yang mengalir dalam tubuhnya.

"Kau sudah belikan obat anti hamil kan untuk wanita itu?" Si Hoo mengangguk. "Tentu saja ku berikan pil anti hamil. Kami berdua sama sama tidak menginginkan kehamilan itu terjadi. Sama sepertiku ia pun akan segera menikah."

"Heol….Daebaak." seru Ji Hoo. "Setidaknya kau sedikit lega karena wanita itu pasti meminum pil yang kau berikan. Bukankah ia akan segera menikah? Ia pasti hanya ingin mengandung anak dari suaminya kelak bukan anak dari seseorang yang memperkosanya karena obat perangsang." Ucap Ji Hoo lagi.

Si Hoo menundukkan kepalanya dan meremas rambutnya. "Ku harap ia meminum obat itu. Jika tidak aku tak tahu apa yang harus ku lakukan terhadap bayi itu." Ucap Si Hoo pasrah. Ji Hoo manggut manggut.

***

Hari demi hari telah berlalu. Bulan pun berganti. Eun Kyung masih rutin meminum pil anti hamil tersebut. Bahkan saat ia tengah bersama tunangannya, Eun Kyung sembunyi sembunyi meminum obat itu. Eun Kyung masih agak trauma saat Joon Young mengajaknya menginap di apartemennya. Sudah pasti keduanya akan menghabiskan malam panjang nan panas berdua.

Tapi Eun Kyung menolak karena ia masih mengingat malam naas itu tiap kali Joon Young mencumbunya. Joon Young mulai curiga kepada tunangannya. Tak seperti biasanya ia menolak berhubungan dengannya. Eun Kyung selalu berdalih kalau ia sedang tidak enak badan atau lelah karena pekerjaannya sebagai guru taman kanak-kanak. Tapi Joon Young masih mempercayainya.

"Baiklah tapi malam ini temani aku. Sudah lama kita tidak bertemu karena kesibukanku di rumah sakit. Maka dari itu menginaplah disini." Pinta Joon Young memelas. Eun Kyung tak bisa menolak. Tapi ia yakin kalau Joon Young tidak akan menyentuhnya malam ini selain hanya memeluknya sepanjang malam.

***

TBC


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login