Download App

Chapter 21: Devil 21 : Sehati Sejiwa

Punggung Valerie menekan pohon saat Alarick mencium bibirnya kasar dan tak terkendali. Nafsu Alarick sudah mencapai ubun-ubun. Dia sudah tidak dapat menahannya lagi. Senyum Valerie, cara Valerie memanggil Alarick, tawa Valerie, semuanya adalah perpaduan lengkap yang membuat Alarick meledak dan menginginkan Valerie segera. Mereka berciuman dengan liar. Yang ahli dan yang sangat ahli. Alarick meraih tengkuk Valerie dan menekannya dalam, lidahnya menyeruak masuk tak terkendali dengan keinginan kuat untuk lebih intim dengan Valerie. Tubuh mereka menempel dengan dua lembar kain tipis yang menghalangi.

Alarick menghisap dalam bibir Valerie, lalu menciumnya lagi dengan lumatan kuat. Lidah mereka kembali bergulat dengan gerakan memutar. Lidah Alarick menekan kuat, dan Alarick kembali menghisap bibir Valerie, menelan saliva keduanya yang sudah tercampur menjadi satu. Napas Alarick terengah kencang. Tangannya memeluk erat tubuh Valerie seolah tidak cukup menempel dengan tubuhnya.

Alarick melepaskan ciumannya. Dia beralih mengecup telinga Valerie, menjilatnya, dan mengulumnya lembut. Valerie mendesah dengan tangan yang mencengkram punggung Alarick. "Alarick..." Desahnya membuat Alarick makin menggelap.

Alarick memasukkan lidahnya ke dalam lubang telinga Valerie, membuat Valerie mendesah kuat dan mencakar punggung Alarick yang masih terbalut kain. "Aku ingin melakukan yang di mobil." Kata Alarick serak.

"Baju berenangku menyatu." Kata Valerie dengan napas terengah saat Alarick menciumi lehernya. Maksudnya, atasan dan bawahan baju renang Valerie menyatu dan hanya memiliki satu resleting di belakangnya.

Sret!!

"Al!" pekik Valerie saat Alarick menyobek bagian bawah baju renangnya. Dalam gairahnya, mata Valerie yang berkaca melotot pada Alarick. "Apa yang—Ahh..."

Ucapan Valerie berganti desahan saat Alarick menekan kewanitaannya dengan kuat. Bibir Alarick kembali mencium Valerie dengan nafsu, dan dibalas Valerie sama bernafsunya. Napas Valerie terengah saat Alarick menggesek kewanitaannya dengan jari telunjuk dan mencubiti kloritsnya. Kaki Valerie sudah tak dapat menumpu tubuhnya. Dia bersandar sepenuhnya pada Alarick dengan desahan yang sesekali keluar di sela ciumannya dengan Alarick.

Alarick bersungguh-sungguh dengan ucapannya yang ingin mencium Valerie. Bibir Alarick benar-benar menghabisi bibir Valerie seolah kehausan. Menjilat, menghisap, dan melumatnya dalam. Alarick melepaskan ciumannya saat napas Valerie terasa berat. Bibir Alarick yang bengkak mengecup lembut pelipis Valerie. "Berbaringlah." Katanya serak.

Yang dilakukan Valerie hanya pasrah saat Alarick menggendongnya dan menidurkan Valerie di atas tanah, tanpa mempedulikan kekotoran di sana. Alarick mengecup bibir bengkak Valerie sekali. Dia berada di atas Valerie dengan tangan yang menopang di sisi tubuh Valerie. Alarick memundurkan tubuhnya dan berhenti tepat di depan kewanitaan Valerie. Alarick melipat kaki Valerie dan melebarkannya. Ia mengusap lembut paha dalam Valerie, lalu merobekan baju renang Valerie lebih lebar.

"Aku sangat ingin merobek pakaian ini sedari tadi." Kata Alarick serak.

Valerie tidak dapat perotes lagi. Dia hanya diam dan menatap Alarick yang menatap intens kemaluannya. Tangan Valerie mengepal dan tubuhnya mengejang saat Alarick menyentuh kemaluannya dan melebarkan bibir vaginanya. Dia mendesah saat Alarick meniup lubang vaginanya, membuat kewanitaannya berdenyut dan geli.

"Ahh..." Desahan Valerie lolos saat Alarick menyentuhkan lidahnya tepat di lubang Valerie dan menjilatnya dengan tekanan kuat. Tubuh Valerie menggeliat dan tangannya mencengkram pakaian renang kuat-kuat saat Alarick melakukannya berulang-ulang. "Alarick... Hah..."

Kali ini, Alarick mencium vagina Valerie dan menghisapnya dalam, membuat Valerie memekik dan hampir berteriak karenanya. Lidah Alarick menyeruak masuk ke dalam lubangnya dan membuat gerakan memutar di dalam sana. Valerie terengah kencang dan tubuhnya semakinn menggeliat di sana. Matanya menatap Alarick yang juga sedang menatap Valerie. Lagi-lagi, Alarick menghisapnya dengan kuat dan membuat kepala Valerie terpelanting ke belakang. "Ahh..."

Alarick meraih tangan Valerie dan menyimpannya di kepala Alarick sendiri. Saat Alarick kembali menghisap vaginanya dengan kencang, Valerie mendesah kuat sambil meremas rambut Alarick. "Alarick... Aku..."

Alarick masih memainkan lidahnya dan sesekali menghisap kemaluan Valerie dengan kencang. Bahkan sampai pinggang Valerie terangkat karenanya. "Al... Aku akan..."

Tubuh Valerie sudah panas dingin dan siap untuk mengeluarkan cairannya. Namun, Alarick menghentikan aktifitasnya dan membuat cairan Valerie tidak jadi keluar. "Apa yang...?" tanya Valerie tidak percaya.

Alarick sudah duduk di atas boxernya. Entah sejak kapan, Alarick sudah membuka boxernya dan mengeluarkan kejantanannya yang besar dan menegang. "Aku bilang, aku ingin melakukan yang di mobil." Katanya.

Alarick menarik tangan Valerie dan segera meraih pinggang Valerie. Dia mendudukkan Valerie dia atas kenjantanannya, dan mendesah bersama saat kejantangannya menempel dengan vagina hangat dan basah Valerie.

Dari sini, Alarick dapat melihat baju renang Valerie yang bagian dadanya terdapat tonjolan akibat gairahnya.

Alarick segera meraih bibir Valerie dan melumatnya dengan cepat. "Aku ingin kau yang bergerak."

Valerie menelan ludah dengan susah payah. Ia tahu jika saat ini ia tanpa pakasaan apapun dari Alarick. Hanya saja, Valerie manusia biasa yang membutuhkan pelepasan. Maka dari itu, Valerie menggerakan pinggulnya pelan dan mendesah saat merasakan denyutan di vaginannya makin menjadi.

Alarick menggeram dan memeluk tubuh Valerie erat sambil menciumi telinga dan leher Valerie. Napasnya memberat saat merasakan lembabnya vagina Valerie di kejantannya. Menggesek kejantanan Alarick dengan nikmat.

Alarick mengusap lembut punggung Valerie ketika napas Valerie makin terengah dan desahan terus keluar dari mulutnya. Tangan Valerie mencengkram kuat bahu Alarick. Alarick meniupkan angin ke lubang telinga Valerie, menambah gairah Valerie. "Lebih cepat, sayang. Aku milikmu."

Seolah mantra, ucapan Alarick mampu membangkitkan gairah Valerie. Valerie memaju mundurkan pinggangnya dengan cepat. Alarick menggeram. Dia mendesah serak merasakan kejantanannya menggesek vagina Valerie dengan cepat.

Tidak tahan lagi, Alarick meremas bokong Valerie, lalu memaju mundurkannya dengan lebih cepat. Valerie mencengkram kuat bahu Alarick saat denyutan di vaginanya semakin terasa.

"Jangan keluar sebelum aku." Kata Alarick serak dengan tangan yang sibuk memaju mundurkan bokong Valerie dengan cepat.

"Ah... Aku sudah..." cengkraman tangan Valerie menguat saat ia mencoba menahan klimaksnya namun malah menambah kenikmatan pada dirinya.

"Tahan sayang... Pancing aku jika kau ingin cepat." Desah Alarick dengan keringat yang mengucur di pelipisnya. Gerakan tangannya di bokong Valerie kini mengencang dan tidak teratur.

Mata Alarick membelalak liar saat Valerie menuipkan angin ke telinganya. Lidah Valerie lalu menyeruak masuk ke dalam lubang telinga Alarick.

"Valerie..." Desah Alarick serak. Valerie menjilati belakang telinga Alarick, dan turun hingga ke leher dan rahangnya. Tangan Valerie kemudian menelinap, dan menggenggam biji Alarick, membuat Alarick mendesah kuat. Dia makin mempercepat gerakan tubuh Valerie di kejantanannya. "Sebentar lagi... Bersama."

"AH!"

Valerie mendapatkan klimaks terlebih dahulu, disusul Alarick yang menggeram serak di samping telinganya saat mendapatkan klimaks.

Napas keduanya masih terengah dan dada keduanya naik turun setelah menyelesaikan aktifitas mereka. Alarick menciumi leher dan tulang selangka Valerie, dan mengecup pelipis Valerie yang berkeringat. Tangannya mengusap lembut punggung Valerie.

"Kau harus berdiri jika tidak ingin Alabird memasuki lubang vaginamu sekarang."

Valerie mendelik pada Alarick. "Aladick, maksudmu? Terlalu bagus untuk dipanggil Alabird jika sebenarnya barang itu sangat mesum."

Alarick tertawa, lalu menghentikan tawanya seketika. "Aku serius. Anehnya, dia selalu bernafsu padamu, Vale."

"Cih, aku yakin pemiliknya tidak menjaganya dengan baik."

Alarick mengecup bibir Valerie singkat. "Aku sangat senang dengan ucapan tidak formalmu itu, sayang. Tapi sungguh, jika kau tidak berdiri sekarang, jangan salahkan aku jika Alabird menginginkan hidangan utama."

Valerie segera menyingkir dari atas tubuh Alarick. Dan akhirnya, mereka kembali ke area kolam dengan Valerie yang memakai T-shirt Alarick. Dan mereka tak dapat berada di sana hingga malam tiba.

***

"Kakek! Kakek! Kakek!"

Pulang dari Cimanggu, Alarick segera berlari dan menghampiri Mr. Damian di kantornya. Ternyata, di sana ada tamu dari Kakeknya.

"Ah, Alarick? Ke sini sebentar. Aku sedang memilih desain undangan pernikahanmu—"

"Aku ingin besok!" potong Alarick cepat.

"Apa maksudmu?" tanya Mr. Damian tidak mengerti.

"Aku ingin menikahi Valerie besok!"

"Apa??? Jangan gila! Aku tak bisa mempercepat—"

"Resepsinya boleh 6 hari lagi. Tapi untuk menikahi Valerie, aku ingin melaksanakannya besok di gereja! Ayolah, Kek... Berakting sekarat lagi. Aku sungguh ingin menikahi Valerie besok."

Mr. Damian mendelik kesal. "Kau pikir akting itu gampang??? Yasudah, telfon pihak rumah sakit, dan katakan jika aku membutuhkan ruang rawat ICU sekarang."

"Yes!! Kau memang Kakekku!" seru Alarick senang sambil memeluk Mr. Damian dengan erat.

Ya, like grandpa like grand son. Mereka memang sehati sejiwa.

Bagi yang belum tahu, cerita ini sudah bisa didapatkan di Playstore dengan judul Bastard Devil


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C21
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login