Download App

Chapter 3: Jerry

"Apa kalian punya saran nama yang cocok untukku?"

Anna sudah tidak tahu lagi tentang semua yang terjadi. Dia bahkan tidak mau berpikir mengenai tempat asal Jie Rui, atau bagaimana teknik apalah itu bisa membuatnya mengontrol energi yang begitu besar sehingga tenang. Tapi dia jelas senang menyarankan nama baru untuk seseorang.

"Aku, aku! Tunjuk aku." Anna dengan penuh semangat mengangkat tangannya, dia berbinar-binar. "Baiklah. Nona Anna, apa kau punya saran nama yang bagus?" Jie Rui tetap menyukai gadis itu walau dia sedikit menyusahkannya.

"Ah, benar, aku punya. Tunggu sebentar," katanya, kemudian dia menekan pelipisnya dengan satu jari sembari berpikir. "Bagaimana dengan Andre?" Jie Rui cukup menyukai nama itu, namun sebelum dia menyetujuinya Anna menyela, "Tidak! Itu terdengar aneh. Jangan gunakan nama itu."

Dia sungguh bersemangat. Tidak ada yang bisa menghalanginya untuk melakukan ini. Bahkan Gerarld hanya menggelengkan kepalanya pelan. Dia tahu Anna paling suka memberi nama, entah itu pada benda-benda aneh atau mahkluk-mahkluk baru. Tapi ini pertama kalinya ia memberi nama untuk seseorang, dia jelas tidak akan melepaskan kesempatan ini.

"Aku punya nama yang cocok! Nama ini hampir mirip dengan namamu sebelumnya, tapi sedikit berbeda. Bagaimana, apa kau penasaran?" Anna bertanya dengan sombong sambil berkacak pinggang.

Jie Rui mengangkat satu alisnya, penasaran. Tapi sebenarnya dia lebih tertarik dengan tingkah gadis itu. "Tentu saja. Kalau begitu kenapa nona Anna tidak segera menyebutkan nama itu untukku?" Jie Rui mempersilahkannya.

"Namanya adalah," Anna dengan sengaja menjeda beberapa tarikan napas, berpikir bahwa dua orang itu akan semakin penasaran, namun kenyataannya mereka hanya pura-pura. "Nama yang cocok untuk Jie Rui adalah Jerry. Bagaimana, pengucapannya sedikit mirip bukan? Tapi tentu saja penulisannya berbeda, yah karena aku memang tidak tahu bagaimana cara mengeja nama anehmu, aku tidak yakin itu akan berbeda." Anna mengangkat satu bahunya pasrah. Dia lalu memandang Jie Rui, seolah bertanya pendapatnya.

Memang benar nama yang disarankan oleh Anna memiliki pengucapan yang sedikit mirip dengan namanya yang sekarang. Dan untuk penulisannya, setelah melihat huruf-huruf asing yang tertulis di buku di atas meja, Jie Rui yakin bahwa hal itu berbeda. Dia juga tidak keberatan, kenyatannya dia malah senang karena tidak harus mengganti namanya dengan yang benar-benar baru.

Nama ini adalah pemberian orangtuanya, dia sangat menyukai namanya. Namun karena keadaan dan karena dia mungkin akan dicurigai banyak orang serta pada akhirnya mendapat masalah, Jie Rui lebih memilih untuk mengganti namanya meski enggan. Dia bersyukur Anna menyarankan nama baru yang sedikit mirip pengucapannya. Bila tidak, mungkin ia harus menyesuaikan diri terlebih dahulu bila ada yang memanggil nama barunya. Bisa saja dia tidak menyahut saat dipanggil, itu pasti akan sangat memalukan karena tidak mengingat nama sendiri.

"Jerry. Kurasa itu nama yang cocok. Terimakasih Nona Anna atas sarannya," kata Jie Rui. "Mulai sekarang, aku, Jie Rui, mengganti namaku yang diberikan oleh ayah dan ibu. Sekarang namaku adalah Jerry," ucapnya, mendeklarasikan. "Semoga kalian merestui keputusan anakmu dari surga sana."

Gerald dan Anna hanya mendengarkan dengan kagum deklarasi yang diucapkan oleh Jie Rui, oh, sekarang Jerry. Dia benar-benar tanpa keraguan, dan penuh tekad. Ini adalah awal dari kehidupannya yang baru, dengan nama yang juga baru.

"Sekarang, setelah masalah ini terselesaikan, sepertinya aku harus merepotkan Nona Anna dan tuan Gerald sekali lagi," kata Jerry, sedikit malu. "Aku sama sekali tidak mengerti dengan huruf-huruf dan budaya kalian. Kuharap kalian berdua mau mengajariku. Tentu saja, aku tidak akan melupakan jasa kalian, jika ada sesuatu yang dapat aku lakukan maka katakanlah."

Gerald cukup bingung. Dengan itu dia pun bertanya, "Maafkan saya sebelumnya, namun saya tidak mengerti separuh kalimat yang Anda ucapkan. Apa itu artinya Anda tidak berasal dari negeri ini?"

Gerald memang bingung, namun Anna sudah memiliki kecurigaan pada awalnya. Anna sudah merasakan keanehan saat Jerry bertanya tentang namanya yang tidak biasa di negeri ini. Ditambah dengan Teknik Kultivasi dan hal-hal tentang keabadian, ini semakin memperkuat dugaan Anna. Selain itu, sepertinya Jerry juga tidak mengenal huruf-huruf abjad.

"Benar. Aku tidak berasal dari negeri ini, bahkan aku juga berpikir bahwa aku tidak berasal dari dunia kalian. Negeri tempatku tinggal dahulu namanya adalah Jiang, itu negeri yang makmur dengan puluhan sekte Kultivator."

Setelah mendengar ucapan Jerry, Gerarld dan Anna tersentak. Mereka tidak menyangka bahwa manusia yang mengejar keabadian ternyata ada banyak sekali, bahkan sampai puluhan sekte. Gerald dan Anna tentu tidak asing dengan sekte, karena di sini juga ada beberapa sekte penyihir dengan sihir khas masing-masing. Yang lebih mengejutkan lagi, mereka semua memiliki kemampuan mengontrol energi sehebat Jerry. Itu artinya satu negeri Jiang, tidak! satu sekte di negeri Jiang, dapat dengan mudah memusnahkan negeri tempat ia tinggal sekarang, Leidenshaflitch.

Di sini seorang penyihir yang memiliki kemampuan pengontrol energi tingkat tinggi lebih berbahaya dari penyihir yang memiliki energi sihir seluas lautan. Karena apa? karena penyihir dengan energi seluas lautan belum tentu dapat menggunakan semua energinya secara efektif, namun hal ini berbanding terbalik dengan penyihir yang memiliki kontrol energi tingkat tinggi. Meski energi mereka sedikit, namun mereka dapat memanfaatkannya sampai maksimal, yang lebih berbahaya daripada apa pun.

Inilah alasan di balik sebuah sekte negeri Jiang dapat memusnahkan seluruh Leidenshaflitch. Karena setahu Anna dan Gerald, satu sekte yang anggotanya ribuan, memiliki murid yang seluruhnya mempelajari teknik Kultivasi yang hampir sama dengan Jerry. Artinya mereka memiliki kontrol energi tingkat tinggi!

"Oh, kalau boleh tau, nama benua tempat kita berdiri sekarang disebut apa?" tanya Jerry setelah melihat mereka bengong cukup lama.

Yang tersadar pertama kali adalah Anna, dia menjawab, "Benua ini bernama Dataran Magus."

"Sudah kuduga. Ternyata memang benar aku tidak berasal dari dunia kalian." Jerry mendesah pasrah. "Nama Benua tempatku tinggal dulu adalah Benua Bintang Timur, sama sekali berbeda dengan nama benua kalian."

Ini membuktikan bahwa ucapan Jerry bukanlah main-main belaka. Dia benar-benar tidak berasal dari dunia ini, dan tentang bagaimana dia bisa mengambang di sungai Turina hanya Jerry yang tau. Tidak! Bahkan Jerry juga tidak mengetahuinya, hanya surga yang tau.

"Baiklah. Sekarang saya dapat mempercayai Anda sepenuhnya, tuan Jerry," kata Gerald.

"Lalu, bagaimana dengan permintaanku tadi?"

"Itu permintaan yang cukup mudah. Tapi sebelumnya saya ingin anda melakukan satu hal." Gerald terlihat serius. Anna yang mendengar perkataan seniornya sedikit terkejut. Apa yang dia inginkan?

Tapi Jerry tetap tenang, dia lalu berkata, "Silahkan, selama hal itu dapat saya lakukan dan tidak melanggar prinsip saya, maka bukanlah masalah besar."

Gerald tampak berpikir sejenak. Dia ragu-ragu untuk mengatakannya, tapi setelah berpikir cukup lama, dia akhirnya tetap bersikeras. "Saya ingin Anda mengajar teknik Kultivasi."

Ruangan itu tiba-tiba hening. Anna tercekat, tidak dapat berkata-kata. Dia tidak dapat percaya bahwa seniornya ingin Jerry mengajarkan teknik Kultivasinya yang berharga? Teknik itu bahkan lebih berharga daripada yang digunakan oleh tetua penyihir sekali pun. Bagaimana ia bisa dengan mudah meminta hal tersebut?

Anna melirik tajam Gerald, seolah meminta ia untuk menarik kalimatnya. Namun Gerald tidak bergeming. Dia menatap ke arah Jerry, yang tampak tak bereaksi. Anna takut Jerry akan marah lalu membunuh mereka berdua. Itu masih tidak masalah. Tapii bagaimana jika ia juga mengincar para penduduk desa yang tidak bersalah?

Anna tahu setelah Jerry mendapatkan kembali kekuatannya, dia dan Gerald bukanlah tandingan Jerry. Namun Gerald bertaruh di sini bahwa Jerry tidak akan mengingkari kata-katanya.

Dia sebenarnya juga tahu bahwa meminta seseorang untuk mengajarkan ilmunya yang berharga kepada orang luar adalah hal mustahil. Dia sudah bersiap menerima penolakan atau hal yang lebih buruk lagi, namun ternyata Jerry tetap diam di sana di tempatnya.

Di belakangnya adalah jendela bergorden hijau. Sinar matahari dari luar jendela sekarang semakin rendah dan hampir tenggelam ke barat. Angin sore sedikit berhembus, membawa aroma tanah dan rerumputan segar. Ini bisa membuat orang-orang merasa rileks, namun tidak dengan Anna dan Gerald. Mereka tengah beradu dengan bom waktu yang bisa sewaktu-waktu meledak dan mengambil nyawa mereka.

Anna masih berusaha membujuk Gerald namun usahanya nihil. Pria itu tetap keras kepala. Keringat dingin sudah membasahi dahi dan punggung dua orang penyihir itu. Mereka bahkan diam-diam mulai mengumpulkan energi di tangan mereka, berjaga-jaga seandainya Jerry tiba-tiba menyerang.

Tapi tiba-tiba Jerry membuka mulutnya dan berkata, "Baiklah."

Anna sontak berteriak karena terkejut, begitu juga Gerald yang secara refleks melemparkan serangan api hijau ke arah Jerry. Namun setelah mereka menyadari ucapan Jerry, mereka mulai menyesal telah melepaskan serangan. Sekarang mereka benar-benar habis. Mereka tidak mengira Jerry akan setuju, sehingga mereka terlalu tegang dan refleks menyerang.

Jerry sudah pasti marah karena serangan tiba-tiba ini. Tetapi hal berikutnya benar-benar membuat mereka melongo.

Seolah-olah menabrak sesuatu yang tak terlihat, serangan api hijau Gerald tiba-tiba terdistorsi dan menyebar menjadi kumpulan energi alam. Hal yang sama juga terjadi pada kilat ungu yang dilepaskan oleh Anna, kilat itu tiba-tiba berbelok beberapa centi di depan wajah Jerry lalu mulai menghilang menjadi partikel.

Mereka tertegun. Tapi Jerry tersenyum, membuat bulu kuduk keduanya berdiri. Mereka serentak berlutut dan hendak meminta maaf, tak disangka-sangka Jerry telah ada di depan mereka dan mencegah keduanya berlutut. Dia berkata, "Aku tau kekhawatiran kalian, tapi tenang saja, aku bukanlah orang yang mengingkari perkataanku sendiri."

Kalimat itu sukses mengangkat kekang yang ada di dalam hati Gerald dan Anna. Rasa gelisah mereka lenyap seketika.

Mereka berdua mengangkat wajah ragu-ragu. Namun setelah melihat senyum ceria Jerry keduanya akhirnya merasa tenang. Dia benar-benar orang yang baik.

"Ma-maafkan kami berdua. Kami terlalu takut seandainya kau menyerang, karena kami sudah pasti tidak akan menang darimu," kata Anna malu-malu.

"Benar. Maafkan kami berdua," tambah Gerald.

"Tidak apa-apa. Pasti kalian berpikir aku tidak akan mau mengajarkan teknik berhargaku ini kan? Dan karena itu kalian beranggapan aku pasti membunuh kalian karena meminta hal yang kelewatan. Benar begitu?" tanya Jerry.

Keduanya mengangguk serempak.

"Hahahahahaha." Jerry tertawa lepas, merasa mereka benar-benar konyol. "Aku tidak akan melakukan itu. Sudah pasti. Sebenarnya aku juga ingin mengajarkan teknik ini dan mendirikan padepokan milikku sendiri di masa depan. Namun karena kalian memintanya sekarang, aku hanya harus memajukan jadwal itu.

"Tidak masalah, tidak masalah. Aku senang ini terjadi." Mendengarnya Anna dan Gerald benar-benar senang. Mereka mendapatkan seseorang hebat yang mau mengajarkan teknik Kultivasinya, siapa yang tidak senang dengan hal tersebut.

Gerald berbisik di telinga Anna setelah mereka keluar dari kamar Anna yang ditempati Jerry, "Akhirnya Desa Aria kita memiliki kesempatan menang dalam Kompetisi Para Penyihir."


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login