Tommy mendekatiku dan dia mencoba untuk memeluk diriku , Namun aku tidak bisa menerima pelukan darinya lagi , karena aku sudah tidak mau untuk bersama dengan dirinya lagi, aku ingin tangisan ku ini menjadi tangisan terakhir di antara aku dan Tommy .
" Tommy, Terima kasih untuk semua yang telah kau berikan kepadaku tapi aku mau mulai saat ini kamu harus melupakan diriku , sesuai dengan permintaan mu aku ingin kita melangkah menjalani masa depan masing-masing , aku yakin kamu pasti bisa menjadi pria yang sejati buat Anak dan istrimu , Begitu juga dengan diriku , aku harus mencari masa depanku sendiri dengan gaya aku , dengan caraku , dan dengan pemikiran ku , Jika kamu mampu maka aku pun harus mampu Terima kasih Tommy ..... "
Ku seka air mataku ini , ketika aku berbicara kepada Tommy , karena aku tidak mau Tommy melihat diri ku terlalu lama menangis disaat Aku berbicara kepadanya , karena hal itu bisa menghadirkan pemikiran yang berbeda bagi Tommy , ia bisa menilai ku diriku lemah dengan air mata ini .
Ku tatap wajah Tommy untuk sesaat lalu aku mengatakan apa yang aku inginkan katakan kepadanya , tanpa ragu lagi Aku ingin Tommy segera mengemasi barang barangnya dan angkat kaki dari rumahku ini , biarlah aku memulai hidup ku yang baru tanpa ada siapapun di sampingku .
" Vivian !! Kenapa kamu tega melakukan ini kepada ku !! bukan begini caranya ! kamu ingin aku untuk meninggalkan dirimu ? Vivian aku hanya mengatakan agar kita bisa sama-sama melihat masa depan , tetapi tidak seperti ini ! Vivian... Aku tidak mau meninggalkan mu !! Aku ingin selalu ada disamping mu , aku ingin selalu bisa menjagamu !"
Tommy memegang tanganku , dia berkata kepadaku dengan penuh pengharapan , wajahnya memelas di hadapan ku, dia ingin aku mengasihaninya , namun sayang mungkin hati ini telah menjadi keras seperti batu . Tidak ada lagi tempat untuk Tommy di dalam rumah ini dan juga di dalam hatiku
Aku tahu Tommy pasti tidak menerima kenyataan ini , tetapi nasi sudah menjadi bubur dan aku tidak bisa mengambil nya kembali atas sikap dan kata kata ku ini,
selama ini tidak akan ada yang bisa melawan ku jika aku sudah mengatakan A maka itu akan tetap menjadi A walaupun aku harus bertaruh dengan nyawaku .
" Maafkan aku Tommy , Maafkanlah aku.... aku pun ingin membuka lembaran baru didalam hidupku , dan ini adalah jalan yang terbaik .... suatu hari nanti kita pasti akan bertemu dan disaat itulah kita bisa saling memamerkan keberhasilan kita masing masing , Tommy ' Pintu itu masih terbuka dan aku mempersilahkan kamu pergi dari hadapanku..."
Aku mengusir Tommy tanpa ragu dari hadapanku , aku tidak peduli walaupun Tommy bersujud di hadapanku Walaupun dia memohon agar aku tidak mengusirnya tetapi aku tidak ragu lagi dengan keputusan ku kali ini, Bagiku laki-laki hanyalah sebuah mainan dan pelampiasan , aku tidak mencintainya dengan sungguh sungguh , Aku juga tidak mengasihinya , jadi bagiku jika aku kehilangan 1 orang Tommy , maka aku bisa menggantikan 10 orang Tommy yang akan datang kepadaku dan memuja Muja diriku .
" Vivian.... Kenapa kamu jadi jahat seperti ini kepadaku kita bersama-sama sudah dari awal , Kamu yang telah merubah diriku mana mungkin aku bisa melupakanmu walaupun di antara kita tidak ada cinta dan mencintai tapi setidaknya bisa bersama sama sebagai sahabat dan sebagai teman yang selalu siap membantu , Vivian jangan membuatku kecewa , aku mohon....."
Dengan nada yang lirih dan tertahan oleh tangisan Tommy berusaha memohon kepada diriku untuk yang kesekian kalinya , Namun tetap saja aku tidak bisa membuka hatiku untuk iba kepada dirinya .
Dengan tatapan mata yang tajam , aku tetap berkata kepada Tommy ....
" Tommy ! keluarlah ..... pergilah kemana kamu suka ! karena aku tidak mau melihat mu lagi mulai detik ini !"
Aku berharap ini adalah untuk terakhir kalinya aku berkata keras kepada Tommy , agar dia bisa pergi dari rumahku aku tidak mau lagi mendengar rengekan atau tangisan nya dan aku juga tidak mau membuang air mataku sia-sia hanya demi menangisi hal yang tidak berguna , memang sudah lumrah jika penyesalan itu akan terjadi Selalu diakhir tetapi bagiku ini bukanlah akhir , tetapi ini adalah permulaan dari cerita hidupku .
Tommy dengan wajahnya yang kini telah berganti penuh dengan amarah akhirnya tanpa ragu membawa tas nya dan keluar dari rumahku , dengan menaiki motor besar hadiah ulang tahun yang ku berikan kepadanya , kini dia sudah pergi menghilang dari pandanganku .
Aku kini hanya bisa menghela nafas ku dengan panjang , terbersit dalam pikiran ku kembali tentang Tommy , Sesungguhnya aku bisa membeli apa yang aku mau didalam dunia ini , seperti halnya motor besar yang ku belikan dan ku hadiahkan untuk Tommy , aku membelikan nya tanpa ada hitung hitungan diantara diriku dan dirinya, aku pun langsung memberikan kepadanya motor besar itu yang harganya tidaklah murah , tapi aku senang melakukannya aku membeli nya seperti aku membeli Tissue di supermarket .
Jika Tommy bisa berfikir seharusnya dia mempunyai rasa malu jika dia pergi membawa motor itu karena motor itu adalah hasil keringatku dan pemberian dari ku , maka sampai kapanpun dia akan terus terpaku mengingat diriku . tapi.... biarkanlah
Aku berharap Semoga motor itu dia jual oleh nya nanti dan bisa dia jadikan sebagai modal hidupnya yang baru .
Setelah Tommy menghilang dari pandangan ku , aku pun dengan cepat mengambil remote pintu gerbang depan rumah ku , karena mulai malam ini aku akan tidur sendiri dirumah ini . Jujur saja ini adalah malam pertama bagiku tidur tanpa Tommy di rumah ini , karena dari awal aku membeli rumah ini sudah ku tempati bersama Tommy . Usia Rumah ini sudah 4 tahun , itu berarti kebersamaan ku bersama dengan Tommy pun sudah 4 tahun lamanya .
Dengan langkah gontai dan perasaan sepi aku mulai menyalakan semua lampu yang ada di setiap ruangan rumah ini lalu aku segera menuju ke lantai dua rumah ku Di mana letak Ranjang istana ku ditempatkan . aku segera membuka pintu kamarku , lalu ku banting tubuh ini keatas ranjang ku, Sesaat pikiran ku ini kembali melayang kepada tubuh Tommy , karena biasanya dia menanti ku diatas ranjang ini , semua ini tidak bisa ku pungkiri aku seperti merasa semakin gila jadinya karena Hampir setiap sudut ruangan ini aku selalu terbayang bayang akan Tommy mungkin ini semua karena di dalam rumah ini bertahun tahun hanya ada aku dan Tommy , dimana pun , apapun dan bagaimanapun ... Tommy selalu ada disamping ku .
========== >>>>>
Para readers ku tersayang aku mohon kepada kalian semua yang menyukai isi cerita ini , tolong bantu saya dengan Vote nya dan juga reviews nya yaa..
agar novel ku bisa naik dan bertahan di dalam peringkatnya dan juga bisa membuat ku semakin semangat untuk menulis cerita nya lagi ....
terima kasih , sekali lagi saya ucapkan
untuk kalian semua Terima kasih atas semuanya salam hormat dari Saya ,
Chandrawati .
NB :
( Instagram : @Divanandadewi )
( FB : @chandrawati2019 )