Download App
28.88% HOT DADDY

Chapter 13: The Fourth Day I Know Alva (I am Flaying. Fly in Love)

Untuk mengatakan bahwa Olivia Natasha sedang jatuh cinta kepada Alva Marteen, rasanya terlalu cepat. Demi tuhan, mereka baru mengenal selama 3 hari. Bahkan, mereka belum mengenal begitu dekat satu sama lain. Namun, kenyataannya, hari hari dimana Oliv mulai mengenal Alva, saat itu pula Oliv memulai kehidupan barunya yang penuh keceriaan. Semua yang Alva lakukan, dari gombalan, hingga kata kata bijaknya mampu membuat Oliv tersenyum semalaman. Oliv bahkan tidak lagi mimpi buruk, dan semua itu karena Alva.

Selain itu, Alva adalah satu satunya pria dimana ketika orang orang sibuk mencari tahu tentang hubungan mereka, maka Oliv hanya akan menjawab dengan," We are nothing but friends" but guess what? Oliv selalu tersenyum lebar ketika mengatakan itu.

Deringan ponsel membuat Oliv tersentak. Ketika tahu kalau Bella yang menelponnya, Olov segera menekan tombol hijau.

"Hallo Oliv? Apaan? Gue tadi baru selesai ngampus lagi di jalan. Ini udah di rumah. Lo kok belum tidur sih? Hampir tengah malam juga" Benar benar khas seorang Bella.

"Nafas bisa kali Bel" Oliv tertawa, membuat Bella di seberang sana ikut tertawa.

"Duh, seneng banget ya hari ini? Ada apa sih? Alva nih pasti" Bella tertawa, membuat senyum Oliv perlahan merekah." Bel,gue nggak tau apa yang dia lakuin ke gue."

"Eh,kenapa?"

"Gue nggak tau Bel. Pokoknya, pas sama dia,gue pengen senyum trus. Pas sama dia,gue ngerasa nyaman. Pas sama dia,gue nggak punya alasan buat sedih." Oliv memandang langit langit ruangan. Kemudian.mulai menceritakan setiap kejadian yang ia lalui dengan Alva hari ini. Kejadian yang membangkitkan semangat Oliv. Kejadian yang memberikan alasan Oliv untuk tetap hidup di panggung sandiwara yang kian hari kian menyiksanya.

"OH.MY.GOSH" Bella berdecak kagum. "Liv,kirimin gue yang kayak Alva satu aja"

Oliv tertawa.

"Sumpah ya Liv,Guw juga nggak ngerti kenapa itu cowok bisa baik banget ke elo. But hell,Oliv. You wont find another Alva! Jangan sia siain kesempatan lo,deh!" ucap Bella sungguh sungguh, membuat Oliv tampak mengangkat alisnya, "Kesempatan apaan sih? Belum tentu juga Alva mau sama gue. Lo tau ga sih cewek cewek disini kayak apa? Ke kampus udah kaya mau party tujuh hari tujuh malem aja tau nggak."

Mendengar penuturan Oliv, yang sudah mulai terdengar seperti Oliv yang dulu, Bella justru tertawa,"Makanya lo harus bisa nandingin mereka dong. Dandan kek. Nggak perlu menor kayak mereka juga. Tapi ya,pokoknya lu jadi kayak elo yang dulu deh. Biar Alva juga nggak malu jalan sama elo!"

Oliv mendengus, namun dalam hati membenarkan perkataan Bella. Jika di ingat, Alva sudah melakukan banyak hal untuk Oliv. Mereka jalan bersama,dengan penampilan Alva yang tampan bak pangeran modern, dan Oliv ... yang .... "Shit,"Oliv memggerutu ketika mengingat kembali bagaimana penampilannya di depan Alva. Benar benar menyedihkan. Bagaimana bisa Alva betah berada di dekatnya."Gue jadi malu ngingetnya." ucap Oliv membuat Bella tertawa di seberang sana.

"Bego dipelihara."

"Ye, kalo gue bego mana mungkin sampe sini dodol."

"Faktor keberuntungan. Makanya lu yang banyak bersyukur. Gara gara itu juga lo bisa nu cowok langka kayak Alva, kan?"cibir Bella,Oliv ingin cepat cepat pagi sehingga ia bisa melihat wajah Alva, lagi.

❤❤❤❤❤

Oliv menatap pantulan dirinya di cermin, kemudian tersenyum puas. Olivia Natasha is finally back. Yap, gadis itu tampak sedikit berbeda pagi ini. Dia memakai kaos ketat lengan panjang berwarna hitam polos, celana pendek berwarna putih, dan flatshoes putih. tak lupa jam tangan dan ransel kecil yang sudah tergantung di punggungnya. Tak hanya itu, wajah Oliv pun tak lagi pucat seperti sebelumnya. Gadis ini kini tampak segar dengan wajah putih merona dan liptint merah muda natural rasa strawberry. Rambutnya dibiarkan terurai ke belakang. Well, gadis inu terlihat begitu manis, didukung dengan perawakannya yang mungil.

Teman temannya tampak sibuk berkasak kusuk melihat perubahan Oliv ke sosoknya yang dulu. Bahkan, satu pria dari mereka terang terangan mengatakan bahwa Oliv terlihat begitu cantik. Terlebih karena gadis itu terus menerus tersenyum ramah, senyuman yang tidak pernah ia tunjukkan sebelumnya.

"Oliv, lo beneran jadian sama Alva kan? Tuh! Lo tiba tiba berubah gini, pasti gara gara Alva!" Putri adalah satu satunya gadis yang tidak pernah berhenti bertanya mengenai hubingan Oliv dan Alva,dan terkadang, ia membuat Oliv kesal.

"Apa sih, Put. Orang cuma temenan." Oliv mensengus, namun kemudian nyengir kuda. Sialan. Mendengar nama Alva di pagi hari saja mampu membuat hatinya berbunga bunga. Apakah Olov harus tes kejiwaan? Oliv pasti sudah gila.

Eh,Liv! itu Alva!"DEG

Senyuman Oliv mendadak menghilang ketika Putri menunjuk gerombolan pria dan wanita yang tengah duduk duduk di koridor kampus. Dan Oliv menangkap sosok Alva yang tampak keren dengan tas ransel yang tergantung di satu bahunya. Alva menggunakan kaos putih yang dilapisi jaket hijau tua, celana jeans berwarna hitam, dan sepatu coklat. Pria itu tampak tertawa bersama teman temannya yang tidak Oliv kenal.

Dan mendadak wajah Oliv memerah ketika melihat sosok pria yang ia tunggu tunggu untuk ia temui pagi ini,kini berada dalam jangkauan matanya. Wajah Oliv semakin memerag ketika menyadari bahwa dia mau mempedulikan penampilannya lagi karena sosok itu.

"Mm, kita ... bisa lewat jalan lain nggak sih,Put?" Oliv melumat bibirnya takut takut. Entah apa yang mbuat gadis itu begitu gugup. Dia jadi merasa tidak siap untuk kembali menatap Alva. Apalagi kemarin .... kemarin .... oh,shit. Bibir Alva begitu seksi ketika pria itu tertawa. Hingga Oliv tidak bisa mempercayai bahwa bibir seksi itu melumat bibirnya kemarin.

"Hah? Mau lewat mana? Muter gitu? Ye kali,capek lah, Liv. Udahlah ikutin anak anak aja." ucap putri membuat jantung Oliv berdetak kencang. Mereka semakin mendekati Alva dan teman temannya, dan saat itu juga putri berteriak karena Oliv yang mencekeram tangannya semakin kuat,saking gugupnya.

"Aw! Olivia! That's hurt! Seriously!" teriakan Putri mampu membuat siapapun menoleh ke arah mereka,menjadikan mereka berdua sebagai pusat perhatian, termasuk Alva dan kawan kawannya.

"Put, anjir mulut lo!" Oliv berbisik seraya menatap panik ke arah ... Alva yang tampak tersenyum ke arahnya. What the hell. Oliv sesak nafas. Gadis itu hendak berbalik arah untuk berlari ketika salah satu dari gerombolan Alva jelas jrlas menyebut namanya.

"Ayeee. Itu Olivia yang sedang dekat dengan our baby-Alva kan?"Oliv meneguk ludahnya ketika pria berambut pirang itu tampak menghampiri dan menarik tangannya.

"Come on,ayo bergabung sebentar,"Pria itu mengerling. Membuat Oliv mendadak kesal dan menarik kbali lengannya.

"Whoops. Jahat sekali, duh. Aku jadi takut," pria itu terkekeh, membuat teman temannya ikut tertawa.

"For you information,I am Ronald,Alva's best of the best friend ever. Nice to meet you. By the way, you got nice legs,"Ronald kembali mengerling seraya memperhatikan kaki jenjang Oliv yang bebas terbuka. Membuat wajah Oliv memerah, terlebih ketika teman temannya juga ikut memandangi tubuh Oliv dari atas ke bawah.

"Come on guys. Don't ever play with her. Or die." Alva merasa jengah ketika mata mata keranjang itu memandang tubuh Oliv dengan tatapan kelaparan.

"Why dude? She looks more cute than I ever imagined."

Alva menghela nafas panjang. Benar. Oliv tampak berbeda pagi ini. Gadis itu lebih cantik. Wajahnya cerah, bibirnya semakin merah muda dan mengkilap. Membuat Alva ingin merasakan liptint apa yang sedang Oliv gunakan. Gadis itu juga membiarkan kakinya terbuka. Ya, Alva sedang membicarakan kaki Oliv yang jenjang dan putih khas wanita Asia.

Alva semakin jengah ketika tatapan teman temannya semakin menggoda Oliv. Duh, Oliv itu miliknya. Hanya miliknya!

Dengan segera, pria itu melepaskan jaketnya, menyisakan kaos putih polos lengan pendek. Kemudian, Alva berlutut untuk mengikatkan jaketnya dipinggang Oliv. Membuat semua orang tampak berseru kaget. Ya , tentu saja. Seorang Alva Marteen berlaku begitu manis kepadagadis beasiswa yang bahkan baru datang di New York. Bagaimana bisa Alva berlutut di depan gadis antah berantah itu?

"Jangan pakai celana pendek dan memperlihatkan kakimu lagi. Aku sudah bilang kan??" Alva mendongak masih dengan berlutut,membuat wajah Oliv memerah.

"Come on,this is summer, Alva" uvap Oliv dan benar. Alva memang berlebihan. Memakai pakaian seperti itu adalah hal wajar ketikamusim panas terjadi. Bahkan, mahasiswi mahasiswi lainnya hanya memakai tanktop dan rok pendek. Sekali lagi, this ia New York., and this is summer.

"Ya, tapi, aku tidak bisa mbiarkan pria pria keparat mata keranjang sepeti mereka melihatmu dengan tatapan kelaparan" dengus Alva. Kini pria itu sudah kembali berdiri,dan kembali membuat ulah pada detak jantung Oliv.

"Wow!!! That's hurt, Alva!" sorakan demi sorakan terlontar dari mulut teman teman Alva. Mereka tampak tertawa dan terus menerus menggoda mereka berdua. Berbeda dengan gadis gadis yang justru melihat Oliv dengan tatapan tajam seolah Oliv telah merebut harta mereka.

Alva menatap Oliv seluruhnya,kemudian terkekeh ketika menyadari wajah gadia itu yang memerah. Alva tidak bisa menahan tangannya untuk tidak mengacak acak rambut Oliv,"Youvre beautiful today. And I like it"

Alva tersenyum,membuat gadis yang hanya sebatas leher Alva itu ikut tersenyum.

"Tapi tidak dengan celana atau rok pendek. Tidak sama sekali" tatapan Alva kembali datar, membuat Oliv tertawa seraya mengangguk," Aku pergi dulu. Mereka sudah menungguku"Oliv menunjuk teman temannya yang bisa dibilang sedang menonton acara opera sabun romantis dadakan ketimbang menunggu Olivia.

Alva mengangguk dan berkata," Akj akan menjemputmu. Jam 3 sore. Apa itu cukup?"

"Hm, Aku tak bisa. Aku akan cari apartement di sekitar kampus"Oliv mengangkat bahunya.

"Tidak masalah" ucap Alva membuat Oliv tampak mengangkat alis tak mengerti.

"Aku akan mengantarmu" lanjut Alva dan.lagi lagi terdengar sorakan teman teman Alva yang tidak lagi Oliv dengar. Karena mendadak, Oliv merasa bahwa hanya ada Alva di depannya. Dan hanya suara Alva yang bisa masuk ke telinganya.

"Terserah kau saja,aku harus pergi"Oliv tersenyum, hendak melanjutkan.langkahnya ketika Alva menggenggam tangannya erat dan berbisik," Wait for a minute"

Alva menatap semua pria yang sedang menyaksikan mereka dengan tatapan tajam,"You better keep your eyes off of her." Kemudian Alva tersenyum sinis,"Atau aku akan mencabut kedua matamu. Aku serius."

Dan saat itu juga, keadaan menjadi ramai. Ada yang menertawai Alva yang tiba tiba menjadi overprotective. Ada pula kasak kusuk lain yang mulai menyumpahi sosok gadis bernama Olivia Natasha itu.

Namun yang paling penting,Oliv hanya merasa bahwa dirinya terbang atas semua perlakuan Alva.

Benar, jika Olivia tidak sedang jatuh cinta kepada Alva. Lagipula, mengapa. ia harus jatuh jika ia bisa terbang?

Yes, she flies. Flying in love. With the most wanted guy in her college, Alva.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C13
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login