Dengan tergesa-gesa aku menuruni tangga dengan langkah lebar-lebar. Baru dua langkah, tiba-tiba aku...
"Auww."..
Aku meringis kesakitan saat tubuh indahku ini terjatuh dari tangga. Buru-buru aku terbangun, memeriksa dandanan ku dan merapikan pakaian ku yang sedikit kusut.
Agak sedikit berlari aku menuju ke ruang tamu, kudapati bi Tati di sana seorang diri, sedang membereskan gelas minuman.
"Bi Tati, semuanya pada ke mana, kok sepi"
Aku celingukan mencari sesosok manusia yang sudah lama tak ku lihat.
"Eh tuan Bey, anu tuan muda, tuan Angga dan nyonya serta para tamu tadi pergi keluar memakai mobil sedan"
"Apa? Mereka keluar, mereka keluar kemana"
Aku terkejut, ku tatap mata bi Tati dengan tajam.
"Anu tuan muda, saya tidak tahu mereka pergi ke mana. Permisi tuan"
Bi Tati pergi membawa nampan berisi gelas kosong ke dapur meninggalkan ku seorang diri.
Astaga bagaimana ini, aku sudah bangun pagi-pagi sekali, sudah mandi, sudah berdandan setampan ini dan hasilnya mereka pergi tanpa diriku.
"Papaa...kau curang.. bisa-bisanya kau menipuku. Aku membencimuu...Aahhh..."
Aku berteriak sekencang kencangnya, aku tak peduli jika ada orang yang mendengarkan teriakan ku.
Semua ini adalah ulah Papa ku, dia bilang Diana akan datang siang ini, nyatanya dia datang pagi ini, dasar Papa, kau curang. Lihatlah aku tak akan kalah lagi darimu.