Download App

Chapter 3: CHAPTER 2

Setelah aku sampai dikelas, aku pergi menuju tempat dudukku lalu tersenyum senang sambil menatap makanan yang diberikan oleh Noel. Entah mengapa hanya hal sederhana ini aku merasa sangat bahagia. Kulihat sahabatku sudah memasuki kelas sambil nelihatku dengan tatapan ingin membunuh

"Bagus sya. lo ninggalin kita, lo tau kita cari lo kemana mana tapi lo malah duduk disini sambil senyum senyum liatin makanan lo" omel Cally panjang lebar

"yaa maafin gue, tadi gue tiba tiba ada urusan" ucapku dengan campuran bumbu kebohongan

"ngeles ae lo!"

ketika kheryn berkata seperti itu aku hanya tertawa kecil

"kenapa lo langsung kekelas?" tanya Fhera yang dari tadi terdiam

"gini, tadi gue ketemu Noel terus dia kasih gue makanan tapi malah gue yang malu maluin jadi setelah gue ambil makanannya gue langsung cabut kekelas" jelasku sambil membuka makanan yang ternyata isinya nasi goreng.

"astagaaaa!!! makanya jangan malu maluin!!"

setelah kheryn mengatakan hal seperti itu dia langsung berlari keluar kelas.

Tanpa menghiraukannya lagi aku langsung makan nasi gorengnya dengan lahap.

KRINGGGG..... KRINGGGG.....

Bel tanda istirahat selesai telah berbunyi. Semua murid langsung berhamburan kembali ketempat duduknya. Sekarang pelajaran kimia, pelajaran yang sangat kubenci karena gurunya selalu memarahi kami berempat tanpa sebab.

"Anak anak simpan buku kalian semua kita akan melakukan ulangan harian!!" ucap bu Mena. Semua murid langsung protes atas apa yang diucapkan bu mena. Ini juga salah satu alasan kenapa aku membencinya. Ia selalu memberi ulangan mendadak.

"Bu kita belum belajar" protes sang ketua kelas yang memang tingkat kepintarannya dibawah rata rata

"Bu kok mendadak sih?" sekarang Kheryn yang protes

"iya gak bisa gitu dong buu" dilanjutkan dengan Fhera

"udah kalian gak usah banyak bicara sekarang simpan semua buku kalian" bu mena langsung mengeluarkan lembaran kertas dan membagikannya kepada setiap murid.

"sekarang kalian kerjakan dan jangan ada yamg menyontek. jika kalian ketahuan menyontek kertas kalian akan saya koyak!"

bu mena kembali ketempat duduknya dan mengawasi kita semua.

Aku melihat keseluruh sudut kelas. Ada yang hanya memainkan pensilnya, ada yang serius mengerjakan, ada yang hanya menghela napas pasrah sama sepertiku.

"woy sya lo tau jawaban nomor 1?" bisik Kheryn padaku

"jangankan nomor 1 ryn, nama gue aja belum gue isi disini" ucapku padanya

"gile lo" ucap kheryn

"heh itu nesya dan kheryn ngapain kalian bisik bisik?" tiba tiba suara bu mena terdengar.

'gila sih bu mena tatapan matanya tajam banget' batinku

"saya nggak bisik bisik kok bu" elak aku pada bu mena

"nesya sekarang kamu pindah tempat duduk sama tika!" suruh bu mena

Ada kheryn kenapa harus aku yang pindah? aku hanya menghela napas karena udah terbiasa dengan sikap bu mena

"iya iya" ucapku dengan malas

Aku berdiri dari tempat dudukku lalu berpindah tempat duduk dengan tika. Sekarang yang menjadi teman sebangku aku itu Sammy. Aku tidak terlalu dekat dengannya, Sammy terlalu tertutup hingga sukit untuk didekati bahkan jumlah temannya bisa dihitung dengan jari.

Ahh sudahlah kenapa jadi bahas Sammy? Sekarang aku harus memikirkan cara supaya mendapatkan jawabannya. kulirik Sammy, dia terlihat santai saat mengerjakan soal soalnya. 'mau minta jawaban sama dia gak ya? tapi kalo dianya gak kasih?' batinku. kenapa hati dan pikiran tidak pernah bersatu sih? kan aku jadi bingung harus nuruti yang mana.

Setelah beberapa saat berperang, kuputuskan untuk meminta jawaban padanya

"ehmm Sammy" panggilku dengan suara yang kecil. Sammy hanya melirikku sebentar lalu menggeserkan sedikit kertas jawabannya padaku. Aku langsung terkejut saat Sammy tahu apa yang aku inginkan. Tanpa berpikir banyak lagi aku langsung menyalin semua jawaban yang ditulis oleh Sammy.

Setelah selesai menyalin jawabannya aku kembalikan kertas ujiannya Sammy.

"makasih ya Sam" ucapku pada Sammy. Sedangkan Sammy hanya membalasku dengan deheman.

"oke waktunya sudah habis sekarang kumpulkan kedepan" ucap bu mena

Aku dengan santai berjalan kedepan meja bu mena lalu mengumpulkan lembaran ujian tersebut dan kembali ketempat dudukku yang sebenarnya.

"sya! lo kok santai banget keliatannya?" tanya kheryn yang dilanda kebingungan atas sikapku.

"yaiyalah kekmana gak santai samping gue tadi orangnya pinter" ucapku dengan bangga

"anjir lo!" umpat kheryn padaku

Aku hanya tersenyum geli saat melihat raut wajah kheryn yang terlihat kesel pada bu mena.

Sekarang kita hanya tinggal menunggu hasil dari ujian kami. Biasanya setelah ujian selesai bu mena langsung mengoreksinya dan membagikan hasilnya pada kami semua. kuliat bu mena terlihat mengerutkan dahinya saat memeriksa lembar jawaban yang sedang dipegangnya.

"Nesya!" panggil bu mena

"kenapa bu?" tanyaku pada bu mena

"ini beneran kamu yang isi sendiri jawabannya?" tanya bu mena yang ternyata sedang memeriksa lembar jawabanku. Ia terlihat ragu padaku

"i-iya bu itu saya yang isi sendiri" entah kenapa saat aku menjawab bu mena aku merasa bersalah kepada Sammy. kulirik Sammy, ia tampak tidak peduli.

"ibu gak yakin. kamu nyontek punya Sammy kan?" Aku terkejut. Bagaimana bu mena bisa tahu?

"a-anu bu itu" ucapku dengan gugup

"udah sekarang sebagai hukuman, kamu dan Sammy harus piket setelah pulang sekolah setiap hari!" ucap bu mena tidak ingin dibantah

"bu tapi Sammy nggak salah bu. saya aja ya yang dihukum?" tidak mungkin kubiarkan Sammy ikut terlibat dalam masalah ini.

"nggak ada bantahan Nesya!!" ucap bu mena dengan nada yang dia tinggikan sedikit

"i-iya bu"

Aku langsung duduk kembali dikursiku. Setelah pulang sekolah aku harus langsung berbicara kepada Sammy.

.

.

.

.

.

.

Bel pulang sekolah sudah bunyi dari tadi. Murid murid didalam kelas pun sudah tidak ada. Kheryn sebenarnya ingin menunggu tapi karena aku tidak ingin merepotkan dia, kusuruh dia lulang terlebih dahulu.

Sekarang tinggal Aku dan Sammy yang berada didalam kelas. Suasananya menjadi canggung karena aku tidak tahu apa yang hatus kukatakan pada Sammy. Tapi karena aku tidak suka dengan keadaan ini, akhirnya aku memberanikan diri untuk berbicara padanya

"Sammy lo boleh pulang kok biar gue yang beresin semuanya" ucapku padanya

"kita sama sama beresin" setelah itu Sammy langsung beranjak mengambil sapu dan menyapu lantainya.

Aku menghapus papan tulis yang dicoret coret oleh salah satu teman aku.

Akhirnya semuanya selesai. Aku langsung keluar kelas dan menuju gerbang sekolah.

sekitar 15 menit aku menunggu angkot tapi tidak ada satupun yang lewat.

"aduh mana sih angkotnya?" ucapku dengan nada yang kesal

tiba tiba ada bunyi klakson tepat didepanku

"mau ikut gue?" itu Sammy

"gak usah deh gue nunggu angkot aja" aku menolak dengan halus ajakan Sammy padaku

"jam segini angkot nggak ada yang lewat" kupikir benar juga kata Sammy

"yaudah deh gue bareng lo tapi nggak ngerepotinkan?" tanyaku padanya

"kalo ngerepotin gue nggak bakal tawarin lo" ucap Sammy dengan tawa kecilnya

"pegangan yang kuat gue mau ngebut" perkataan Sammy barusan membuatku melotot. Bagaimana kalo nanti aku terbang?

Langsung saja aku memegang erat jaket Sammy. Setelah itu Sammy menjalankan motornya dengan kecapatan diatas rata rata

aku hanya bisa berdoa dalam hati semoga kita selamat sentosa sampai dirumah

.

.

.

.

.

.

.

.

to be continuee

gimana? ini udah chapter dua looo

vote and komen ya guysss thank you

Aku usahain bisa cepat update yaaa


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login