Download App

Chapter 8: 08 - Apa dia sudah tergila-gila padaku? Part 1

Hari ke-2 masih di tempat lokasi syuting yang sama, Takeru dan Shunta melakukan adegan di rumah sakit, mereka berdua tengah beradu akting.

Takeru : Maaf, ya. Aku tidak tertarik untuk bekerja sama denganmu (berjalan memunggungi Shunta)

Shunta : (menatap punggung Takeru dengan dingin) Apa kau takut? (menantang Takeru)

Takeru : Apa yang kau bilang? (menghentikan langkahnya) Aku takut padamu? (menoleh ke belakang) Aku tak takut (menatap Shunta dengan tajam)

Shunta : Dokter Sendo! (berjalan mendekati Takeru) Jika kita bekerja sama, kita bisa menyelamatkan gadis itu! (mencoba membujuk Takeru dengan menunjukkan wajah meyakinkan)

Sutradara : Cut. Okay! Kita istirahat sejenak.

Takeru bersandar di lemari dan meminum kopi. Dia selalu bertanya-tanya, kenapa Shunta terus menerus mengikutinya kemana pun dia berada, padahal dia sendiri belum merelakan dan terus memikirkan posisinya. Di dalam hatinya dia berkata, "Shunta Kanzaki, dia mencuri posisi nomor satu 'Pria Yang Ingin Kupeluk' dariku. Kemudian, dia juga sudah lebih dari memelukku. Dan dia mengikutiku SETIAP hari sekarang."

Takeru : (melirik sekilas dengan sudut matanya)

Dilihatnya Shunta berlari kecil datang menghampirinya dengan riang dan semangat, seolah-olah terlihat ada sepasang sayap putih kecil yang muncul dipunggungnya. Dia melambai-lambaikan tangan ke arah Takeru dan memanggil namanya.

Shunta : Takeru-san! (melambai-lambaikan tangan) Kenapa kita tidak istirahat bareng? (berbinar-binar)

Takeru : (mundur sedikit ke belakang) Bukannya kau terlalu dekat, Kanzaki-kun?

Shunta : (berbinar-binar) Aku ingin berada di dekatmu terus, Takeru-san! (lebih mendekati Takeru seperti mau memeluknya)

Takeru : (mendorong muka Shunta dengan satu tangan) Sudah kukatakan kau terlalu dekat dan jangan dekat denganku, Kanzaki-kun! (merasa kesal)

Artis-artis wanita lainnya yang juga berada di ruangan situ melihat mereka berdua dan memulai menggosip. Mereka menikmati pemandangan Shunta yang berusaha mendekati Takeru.

Artis 1 : Ah, Kanzaki-kun terlihat sangat menikmati sewaktu mengganggu Saitama-kun, ya! Menyenangkan, ya!

Artis 2 : Benar. Mereka berdua sangat menawan ya!

Shunta yang masih terlihat berbinar-binar terus mendekati Takeru dan memegang pundaknya. Takeru merasa ngeri dan dengan sengaja menunjukkan wajah pucatnya, terlihat sekali dia merasa terbebani dengan sikap Shunta yang sangat memaksa itu.

Syuting untuk hari ini selesai, waktu menunjukkan pukul 6.45 malam. Takeru menentengi tas kerja dan berjalan keluar dengan lelah dan lesu. Tiba-tiba dari belakang terdengar suara yang tidak asing baginya sehingga dia menghentikan langkah kakinya.

Shunta : Kerja yang bagus hari ini, Takeru-san!

Tiba-tiba ada sebuah tangan yang memegangi pundaknya. Dia tersentak kaget, dilihatnya dengan horror tangan itu. Shunta berbisik dengan pelan di telinganya.

Shunta : Kalau begitu, ayo kita pulang bareng? (tersenyum setan)

Shunta langsung memegangi dan menarik tangan Takeru, di seretnya Takeru dengan paksa.

Takeru : Kanzaki-kun! Bisakah kau melepaskanku?

Shunta : Nggak mau! (sambil terus menyeret Takeru dan melangkah dengan tegap dan cepat)

Takeru terus menerus berteriak minta tolong kepada Kira (manager Takeru).

Takeru : Manager! Manager!

Kira yang keluar dari pintu, hanya diam melihat Shunta yang menyeret Takeru. Dia menjawab dengan santai.

Kira : Ya? Ya? (dengan polos)

Shunta : (sambil menyeret Takeru) Kira-san, aku akan membawa Takeru-san pulang.

Kira : Baiklah. Mohon bantuannya, ya (tersenyum) *sambil melambai-lambaikan tangan*

Takeru : Ahhh!!! Kira-san, tolong akuuuuu!! (berteriak histeris)

-Di apartermen Shunta-

Dengan diam dan menyuekin Shunta, Takeru hanya menikmati makanannya. Shunta yang duduk dilantai hanya tersenyum lebar, dia senang melihat Takeru yang sedang makan. Sesekali Takeru hanya melirik ke arahnya. Shunta menikmati setiap momen dan gerakan Takeru saat memasukkan makanan di mulutnya.

Selesai makan, Takeru duduk di sofa sambil menikmati susu hangat yang ada di tangan dan membaca buku skenario. Shunta selesai mandi, terlihat rambut yang masih basah datang menghampiri Takeru yang sedang fokus membaca buku skenario.

Shunta : Takeru-san, apa kau sudah menghafal teks untuk besok?

Takeru : Ya (meletakkan gelas di atas meja)

Shunta : Kalau begitu, selamat makan~ (mendorong Takeru dan menindih tubuh Takeru yang sedang duduk di sofa lalu menciumnya)

Takeru : Woah!!

Takeru yang tersentak kaget menjatuhkan buku skenarionya di lantai.

Takeru memberontak, dengan kesal dia berkata dalam hatinya, "Beneran deh! Shunta ini pasti melakukan hal seperti ini setiap malam, setiap hari, setiap hari, setiap hari dia pasti selalu begini! Sial!!"

Takeru : Nngg... (mendorong tubuh Shunta)

Shunta : Maaf, gak bisa bernafas ya? (tersenyum)

Takeru : (memalingkan wajahnya ke samping) *wajah merona*

Shunta : (memcium leher Takeru)

Takeru : Kanzaki-kun, ahh... Ja-jangan sampai membekas (wajah memerah)

Shunta : (berbisik ditelinga Takeru) Aku tahu...

Shunta membuka bajunya, seketika wajah Takeru merona, dia menatap tubuh Shunta lalu memegangnya dengan perlahan-lahan, Shunta tersenyum lalu menciumnya, Takeru membalas ciuman panasnya Shunta. Mereka berdua terengah-engah kehabisan nafas.

Takeru : Kanzaki-kun, rambutmu masih basah. Aku bantu keringkan ya?

Shunta : (bangkit) Baik (tersenyum)

Takeru mengeringkan rambut Shunta yang basah dengan hair dryer.

Takeru : Ok, sudah kering. Hari ini aku lelah, kita tidur saja ya? (membaringkan tubuh di kasur)

Shunta : Eh...? Kita gak jadi swadikap nih? (cemberut)

Takeru : (menyelimuti tubuh dengan selimut lalu membalikkan tubuh, memunggungi Shunta) Besok saja! Selamat malam!

Shunta : Kalau gitu, aku peluk boleh ya? Hehe... (memeluk Takeru dari belakang)

Takeru : . . . . . (Dasar! Kalau aku bilang 'tidak' pun percuma, dia saja sudah memelukku begitu)

*******************

-Keesokan harinya, di lokasi syuting-

Shunta dan Takeru tengah istirahat makan siang.

Shunta tersenyum bahagia melihat Takeru yang sedang makan siang di kafetaria rumah sakit bersama dengannya. Takeru tidak menanggapi Shunta dan hanya diam menikmati makanannya.

Artis 1 : Hari ini Kanzaki-kun menempel terus ke Saitama-kun seperti perangko, ya.

Artis 2 : Sangat imut. Seperti malaikat, ya.

Takeru yang tidak setuju dengan ucapan artis tersebut, langsung memprotesnya di dalam hati, "Apa yang imut coba?! Makaikat dari Hongkong apa, hah?!! Lihatlah baik-baik matanya ini!"

Takeru mengunyah makanannya dengan santai dan sambil memaki Shunta dalam hati, "Setiap hari, pada malam hari, setidaknya kau tahan diri dulu, dasar burhan sangean gila!!"

Sedangkan Shunta tidak melepaskan pandangannya dan terus memandangi Takeru dengan tatapan nafsu, seolah-olah dia berubah menjadi binatang buas yang haus dan akan segera memburu mangsanya, dia berkata dalam hati, "Takeru-san lagi mengunyah. Saat aku melihatnya mengunyah, aku ingin mengunyahnya juga! Aku sudah tidak tahan! Hosh... Hosh... Aku ingin mencobanya!!"

Takeru yang merasakan hawa yang membuatnya merasa risih, jijik dan merinding, seolah-olah bisa membaca apa yang dipikirkan Shunta langsung menoleh ke arah Shunta dan mengatakan sesuatu.

Takeru : Gini, ya. Kau boleh menatapku dengan mata ganasmu itu, namun kau tidak bisa memakanku (tersenyum bisnis) Aktor yang punya banyak adegan sepertimu itu, sangat mudah kelelahan dan banyak mengeluarkan keringat. Jadi, lebih baik kau makan saja makan siangmu itu, Kanzaki-kun (tersenyum kaku)

Shunta : "Shunta"

Takeru : Hah?

Shunta : Panggil aku Shunta, Takeru-san (tersenyum)

Takeru : (langsung memalingkan wajah dan melihat ke arah makanannya) Sudah, fokus dan cepat habiskan saja makananmu itu. Kau akan kehabisan waktu.

Shunta : Ya (masih melihat Takeru) Oh, tapi aku bisa memakan semuanya, loh. Aku juga bisa memakan dirimu semuanya dalam sekejap tanpa tersisa satu pun loh (tersenyum)

Takeru : Hentikan! Tidak lucu saat kau yang mengatakannya.

Shunta : Huh? Lucu? Apanya yang lucu? Aku sedang tidak melucu kok (menunjukkan wajah pura-pura polosnya)

Takeru tersentak kaget mendengarkan ucapan Shunta langsung menjatuhkan telur omeletnya.

Takeru : Makan saja makan siangmu! Berhenti melihatku! Puaskan saja nafsumu dengan itu! Kau menakutiku!

Shunta : Baik!

********************

-Malam hari, di apartermennya Shunta-

Takeru : (Akhir-akhir ini, di kamar ini aku dan dia terus seperti ini setiap harinya) Oi, Kanzaki-kun! Lepaskan! Lepaskan aku! (mendorong-dorong tubuh Shunta) *pipi merona*

Shunta tidak memerdulikan Takeru yang dari tadi terus menerus memberontak, dia mencium paksa Takeru. Akan tetapi Takeru tetap membalas ciumannya. Shunta melepaskan ciumannya dan langsung mencium dan menjilati bagian lehernya Takeru.

Takeru : (Argh! Gawat! Otongnya sudah mengeras)

Shunta : Panggil aku Shunta, Takeru-san.

Takeru : Jangan bercanda! Enyahlah! (merasa malu) *pipi merona* Jangan sombong hanya karena kita tidur bersama!

Shunta tidak memperdulikan apa yang dikatakan Takeru dan langsung membuka paksa bajunya Takeru.

Takeru : Tu-tunggu! Kau selalu saja memaksa... (berusaha keras menahan Shunta)

Shunta : Maaf. Namun setelah itu, kau selalu memberiku izin untuk melakukannya, kan?

Takeru : T-tidak! (memalingkan wajah ke samping) Itu... Itu karena otakku menjadi sedikit gila (pipi merona)

Shunta : (menatap Takeru dan merasa senang) Kalau gitu, biarkan otakmu menjadi gila sekali lagi (memegangi otongnya Takeru)

Takeru : Tolol! Lepaskan tanganmu itu!! Ngg... Ahh... (sedikit gemetaran)

Walaupun mulut dan hatiku berusaha menolak dan memberontak, akan tetapi tubuhku tidak pernah bisa menolaknya. Takeru berkata dalam hati, "Setiap hari, jika diberi setengah kesempatan saja, dia pasti selalu akan menukik dan melahapku. Jujur, aku sulit untuk mengakui dan mengatakannya, tapi dia sudah tidak membuatku kesal lagi. Aku sudah mulai terbiasa dengan apa yang dia lakukan terhadap tubuhku ini setiap harinya dan dia sudah berhasil menjinakkan aku. Aku dijinakkan olehnya dan kehilangan kendali pada diriku sendiri."

-Bersambung-


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C8
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login