Download App

Chapter 14: Merasakannya Lagi!

" Selamat Malam!" ucap Lewis.

" Selamat malam!" jawab Tata lalu dia masuk ke dalam apartementnya. Kamu sudah tunangan! Tapi belum sampai menikah! batin Lewis.

" Lewis sangat sopan dan lembut! Andai mas yusman seperti dia!" ucap Tata. Tata senang melihat wajah lewis yang berubah-ubah saat menceritakan petualangannya. Saat mereka berdekatan, Tata merasa aman. Beda dengan Yusman, dulu dia merasa aman, tapi sekarang, dia merasa yusman sangat posessif dan otoriter.

Keesokan harinya Tata diundang Naya untuk menghadiri pesta kekasihnya, sebenernya Tata malas, karena tempatnya di sebuah club malam.

" Ayolah, Ta! Setahun sudah kita nggak pernah ketemu, masa iya lo tega nggak mau nemenin gue?" rengek Naya.

" Iya, deh! Tapi bentar aja!" ucap Tata.

" Iya, gue janji!" jawab Naya. Malam harinya Tata dan Naya masuk ke sebuah club malam mewah di kota SS. Tata duduk dimeja yang telah dipesan kekasih Naya. Suara musik yang berdentum keras hampir memekakan telinga Tata.

" Lo jangan minum yang berwarna kuning, karena itu bukan juz jeruk. Lo minum coke aja! Tu, yang warnanya hitam!" tutur Naya pada Tata. Naya sedang asyik turun sama kekasihnya. Tata sendiri bersama teman-teman Naya yang duduk berpasangan.

" Hai! Lo Tata?" tanya seorang cewek.

" Ya!" jawab Tata.

" Gue Sarah!" ucap Sarah.

" Lo teman Naya?" tanya Tata.

" Gue temen cowoknya!" ucap Sarah. Lalu mereka larut dalam suasana malam itu. Tata menuang minuman coke ke dalam gelasnya. Dilihatnya Naya sedang berciuman dengan kekasihnya di sebelahnya setelah mereka turun. Tata menelan salivanya, saat diliriknya tangan kekasih Naya meremas dada Naya hingga Naya mendesah. Tata langsung meneguk minuman yang ada di depannya tanpa melihat dulu. Kok rasanya pahit? batin Tata. Sejurus kemudian Tata merasa kepelanya sedikit pusing, diliriknya Naya lagi, kali ini tangan kekasih Naya masuk kedalam rok Naya, menyebabkan Tata merasa pengen ke toilet. Tata berjalan sedikit terhuyung, dia merasa tanah yang dipijaknya bergoyang. Setelah sampai di toilet, dia masuk untuk buang air kecil, lalu dia keluar dan membasuh wajahnya. Kepalanya masih sedikit pusing. Dia keluar dari toilet, langkahnya masih sedikit limbung.

" Hello, bitch!" sapa seorang pria yang sepertinya sedang mabuk. Tata mempercepat langkahnya, tapi pria itu lebih dulu menarik tangannya hingga tubuhnya terbentur dinding.

" Ahhhh! Sakit!" teriak Tata.

" Wow! I didnt touch you yet!" ucap pria itu sambil menekan tubuh Tata ke dinding.

" Let me go!" teriak Tata. Ditamparnya Tata dengan keras. Plakkkk!

" Bitch!" teriak pria itu. Tata seketika pingsan akibat tamparan pria itu.

" Good! Let's having fun!" ucap pria itu.

Tata menggerak-gerakkan matanya yang terpejam, dia mencium bau minyak kayu putih. Dibukanya kedua matanya.

" Ahhhh!" Tata meringis merasakan sakit di kepala dan tubuhnya.

" Minumlah!" ucap seorang pria.

" Trima...Valen?" ucap Tata saat melihat orang yang ada di depannya, dia sedang berbaring di ranjang. Jantungnya berdegup kencang, karena wajah Valen begitu dekat dengannya. Tata menelan obat yang diberikan Valen dan meminum air digelas yang dipegangkan Valen. Kenapa jantung gue seperti ini lagi? batin Tata.

" Kamu ngapain ke club?" tanya Valen lembut. Astaga bibir itu? Kenapa gue pengen sekali merasakan bibir Valen lagi? batin Tata.

" Reyn!" panggil Valen dengan suara beratnya yang terdengar begitu seksi ditelinga Tata.

" Gue diajak Naya!" jawab Tata. Dia berusaha turun dari ranjang, sementara Valen berdiri dan meletakkan gelas ke atas nakas. Karena masih pusing, Tata limbung, untung tangan besar Valen berhasil memegang tubuh Tata. Tatapan mata mereka beradu, tiba-tiba Tata membuka bibirnya. Valen yang sangat merindukan gadis didepannya itu perlahan mendekati bibir Tata dan mengecupnya lembut. Tata menutup matanya, merasakan dunia berhenti sekali lagi dan ribuan kupu-kupu berterbangan menggelitik perutnya. Valen melepas kecupannya, dilihatnya perlahan Tata membuka matanya. Tata menatap Valen seakan meminta lebih, ini hal baru bagi Tata, dia tidak pernah merasakan hal seperti ini dalam hidupnya, bibirnya meminta lebih. Valen yang seakan mengerti isi hati Tata, menangkup wajahnya dan menyesap bibir bawah Tata, lalu yang atas, manis sekali! batin Valen. Tata terdiam memejamkan matanya sekali lagi untuk merasakan nikmat sesapan bibir Valen. lalu lidah Valen menerobos masuk ke dalam rongga mulut Tata, Tata terkejut, bagaimana bisa sebuah lidah begitu lincah menelusuri deretan giginya dan menyesap lidahnya hingga membuat getaran dalam tubuhnya. Tata merasa salivanya tertelan Valen dan begitupun sebaliknya. Perasaan ini, baru pertama kali dia rasakan yang begitu indah dan nikmat baginya. Valen melepas ciumannya saat dilihatnya Tata terengah kehabisan nafas. Valen mengecup kening Tata. Tata melepas pegangan Valen dan berlari ke dalam kamar mandi. Di dalam kamar mandi Tata menatap wajahnya di cermin, dia meraba bibirnya yang terasa tebal akibat ciuman Valen. Dia memegang dadanya, jantungnya berdetak keras. Apakah ini yang namanya cinta? Saat berdekatan jantungmu akan berdetak kencang? batin Tata. Gue nggak perduli, gue hanya merasa sangat bahagia dengan apa yang baru saja terjadi. Tata tersenyum dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya lalu dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Dasar otak mesum! batin Tata. Tok! Tok! Tok!

" Reyn! Kamu tidak apa-apa?" tanya Valen yang tadi merasa kaget karena tiba-tiba Tata berlari setelah diciumnya. Valen takut Tata marah dan membencinya. Dia berjalan mondar-mandir didepan kamar mandi. Tok! Tok! Tok!

" Reyn!" panggil Valen lagi. Tata hanya terdiam, dia malu jika harus bertatapan dengan Valen saat ini. Tata membasuh wajahnya dan duduk di kursi yang ada disitu. Valen semakin gelisah karena Tata tidak menjawab panggilannya.

" Please, Reyn! Kamu boleh hukum aku semaumu! Tapi jangan seperti ini! Aku akan melakukan apa saja yang kamu mau! Tapi jangan marah padaku! Aku janji aku tidak akan menciummu lagi! Aku..."

" Kamu apa?" tiba-tiba Tata membuka pintu saat Valen bilang dia nggak akan menciumnya lagi, karena dalam hati Tata dia tidak mau Valen berhenti melakukan itu.

" Maaf!" ucap Valen sambil menunduk, dia tidak berani menatap wajah Tata. Dasar cowok bodoh! batin Tata tersenyum, dia merasa gemas dan ingin meremas pipi Valen karena wajah tampannya terlihat lucu jika seperti ini.

" Aku mau pulang!" kata Tata.

" Aku antar!" sahut Valen cepat dan melihat ke Tata. Tata menatapnya dengan tajam, Valen langsung menunduk lagi.

" Lihat wajahmu dicermin itu! Seperti anak kecil yang nggak dikasih mainan!" kata Tata mengejek. Valen hanya terdiam, lalu dia mengikuti Tata yang

berjalan menuju ke pintu penthousenya. Valen membuka kode dipinggir pintu memakai tangagl kelahiran Tata, Tata sempat melihat dan kaget , buat apa juga tanggal lahirnya dipakai buka pintu. Apa orang kalo cinta beneran jadi gila? Gue nggak mau ah! batin Tata. Valen mengantar Tata pulang ke apartementnya.

" Kamu mau apa?" tanya Tata saat dilihatnya Valen mengikutinya saat akan masuk ke dalam apartementnya.

" Aku mau ngantar kamu sampai apartementmu! Jangan sampai ada lagi yang gangguin kamu!" jawab Valen takut-takut. Tata tidak merespon, dia hanya berrjalan dan Valen mengikutinya dari belakang. Saat sampai di depan pintu apartement Tata, Tata memutar memutar kunci hingga terdengar bunyi, Klik! Lalu dia membalikkan tubuhnya menghadap Valen.

" Trima kasih kamu telah menolongku!" ucap Tata.

" Sama-sama!" jawab Valen. Valen ingin sekali mengecup bibir Tata sekali lagi, tapi dia takut Tata akan marah. Lalu tanpa dia duga tiba-tiba, Cup! Tata mengecup pipinya dan berlari masuk ke dalam apartementnya. Valen hanya diam mematung di depan pintu. Apa bener dia tadi nyium gue? batin Valen. Tapi, dia kan udah punya tunangan? Apa dia ...! Ahhhh, yang penting itu suatu tanda buat gue! Kamu udah membuka sedikit peluang buatku, Reyn! Jangan sebut namaku Valentino Abiseka jika kamu tidak bertekuk lutut dikakiku! batin Valen senang. Kamu akan jadi milikku! Hanya milikku! batin Valen lagi. Kemudian dia memegang pipi yang dikecup Tata tadi dan melangkah pergi.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C14
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login