Download App

Chapter 105: Mengenalmu 1

Up : Jum'at, 08/01/2021 - Pkl. 18.20 WIB

___________________________________________

" Kita makan dulu!" kata Gunawan. Kemudian mereka menikmati makanan yang dihidangkan sesuai pesanan tadi.

" Bas! Ini putri Om! Namanya..."

" Winona Alvaro!" kata Bastian cepat. Mereka bertiga terkejut dengan ucapan Bastian.

" Kamu kenal Wina?" tanya Ben dan Gunawan bersamaan.

" Mungkin Wina yang lupa dengan saya!" kata Bastian tersenyum.

" Apa kita pernah ketemu?" tanya Wina berusaha mengingat pria dihadapannya itu.

" Bandara Negara L?" ucap Bastian. Wina menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

" Toilet?" ucap Bastian tenang.

" Jam..."

" Pak Jam Tangannnn?" sahut Wina.

" Pak jam tangan?" kata Ben dan Gunawan bersamaan lagi.

" Iya, Pa! Waktu Wina mau berangkat ke negara L waktu itu, Wina ke toilet dan melihat seorang pria memegang jam tangan mahal sambil senyum-senyum dan bilang lumayan buat beli baju pacarnya. Wina curiga makanya Wina ikutin ternyata dia ketemu temennya dan Wina denger kalo mereka ternyata komplotan pencuri bandara. Langsung aja Wina kasih tahu satpam dan ternyata Mas Bas yang punya jam tangan!" tutur Wina.

" Ooo...jodoh berati!" kata Gunawan tersenyum. Bastian yang mendengar papanya bicara begitu wajahnya menjadi merah karena malu, sedangkan Wina hanya tersenyum saja.

" Gimana kalo kita besanan, Mas Ben!?" tanya Gunawan tiba-tiba. Wina tersentak, tapi dia tidak mau membuat malu papanya.

" Kalo saya apa kata Wina, Mas! Kalo dia mau, saya pasti setuju!" kata Ben tersenyum.

" Gimana, Win? Kamu mau jadi menantu Om?" tanya Gunawan. Bastian menatap wajah gadis di depannya, dia merasa Wina tidak tertarik padanya.

" Pa! Wina pasti sudah punya kekasih!" kata Bastian.

" Saya bersedia, tapi kita jalani dulu!" kata Wina tiba-tiba.

" Ha?" ucap Ben terkejut. Wina menatap papanya lalu memejamkan matanya tanda menyetujui rencana perjodohan ini.

" Ka...kamu serius?" tanya Bastian terbata.

" Tapi dengan syarat, kalo kita nggak cocok, kita gak akan memaksakan diri!" kata Wina tegas.

" Tentu saja!" sahut Bastian dengan hati berbunga-bunga.

" Bagus! Papa bangga sama kamu Bas! Kamu harus bisa memiliki hati Wina!" tutur Gunawan yakin.

" Siap, Pa!" jawab Bastian tersenyum.

Selamat Tinggal Revan! Sudah cukup lo mempermainkan gue, menyakiti hati gue! Tidak membalas Cinta gue! Gue akan bawa cinta lo sampai mati! Gue akan mencoba mencintai Bastian dengan cara lain! batin Wina. Revan tidak pernah sedikitpun menghubungi Wina bahkan hanya mengirim pesan saja dia tidak pernah.

" Sayang!" panggil Ben saat mereka pulang dari meeting dan dalam perjalanan ke kantor.

" Ya, Pa?" jawab Wina.

" Apa kamu yakin dengan perjodohan ini?" tanya Ben.

" Yakin, Pa!" kata Wina.

" Sampai kapan?" tanya Ben.

" Biar Wina jalani dulu sama Bastian, Pa!" jawab Wina.

" Papa tahu kamu tidak mencintai dia!" kata Ben.

" Wina akan belajar, Pa!" kata Wina. Ponsel Ben berbunyi dan dilihatnya nama Bos tertera di layar.

" Halo, Bos!" sapa Ben. - (" Gue bukan Bos lo lagi, Ben!" kata Valen.)

" Selamanya anda adalah Bos saya!" jawab Ben. - ( " Sudah! Aku mau mengundang kamu dan keluargamu untuk menghadiri acara pertunangan Revan!" )

" Baik, Bos! Kapan?" tanya Ben. - ( " Bulan depan! Gue kasih tahu soalnya gue takut lo sibuk!" kata Valen lagi.)

" Kalo Bos yang suruh, saya pasti batalkan semuanya!" jawab Ben. - ( " Ok, ajak semua, ya!" )

" Baik, Bos!" jawab Ben. Lalu Valen mematikan panggilannya dan Ben melepaskan bluetoothnya.

" Papa harap kalian saling mengenal dan menjadi saling menjaga dan menyayangi!" kata Ben melanjutkan pembicaraannya.

" Iya, Pa! Wina janji!" jawab Wina. Ponsel Wina bedering, nama Karin tertera di layar ponselnya. Karin? Tumben! batin Wina memasang earphonenya.

" Ya, Rin?" sapa Wina. - (" Win! Lo tahu nggak kalo Revan akan tunangan?" tanya Karin.)

Jantung Wina seakan tertusuk duri tajam, kecil tapi sakit sekali.

" Lo tahu dari mana?" tanya Wina dengan suara agak tersekat. - (" Lo nggak lihat IG Tamara artis dan model itu?" tanya Karin menggebu.)

" Lagian apa hubungannya sama gue?" tanya Wina dengan suara yang dibuat kuat agar papanya tidak mendengar. - (" Papa lo kan dulu asisten papanya! Masak nggak diundang?" kata Karin.)

" Itu urusan ortu gue, Rin! Udah, ya! Gue lagi di jalan!" kata Wina mematikan panggilan Karin yang belum selesai.

Revan tunangan? Dengan Tamara? Tentu saja, mana mungkin Revan mau sama gue? Tamara lebih dari segalanya! Dia cantik, seksi, terkenal! Sedangkan gue? Huh! Astaga, sakit sekali rasanya dada gue! batin Wina memegang dadanya.

" Kenapa dada kamu, Win?" tanya Ben.

" Nggak papa, Pa! Hanya sedikit berdebar aja!" jawab Wina.

" Lebih baik periksa ke dokter! Takutnya kenapa-kenapa!" kata Ben.

" Iya, Pa!" kata Wina menuruti apa yang papanya suruh, karena dia tidak mau memperpanjang masalah ini jika sampai dia berbohong dengan alasan lain.

Wina membuka IG miliknya dan membuka IG Tamara saat sudah duduk di mejanya. Hati Wina semakin hancur saat melihat foto-foto kemesraan Revan dengan Tamara. Apakah karena ini selama hampir 4 bulan kamu menghilang setelah malam itu? batin Wina sedih. Tanpa terasa air matanya membasahi kedua pipinya yang mulus itu. Dia harus kuat, pria ini tidak pantans mendapatkan airmatanya, tapi Wina tidak sanggup melihat kemesraan mereka di foto-foto itu.

Wina membaringkan tubuhnya di ranjang kamarnya, dia meminta izin pada papanya untuk pulang cepat karena tubuhnya terasa tidak enak. Untuk beberapa saat dia tertidur akibat lelah tubuh dan pikiran.

Jam menunjukkan pukul 7 malam, Wina terbangun saat di denagrnya ada yang mengetuk pintu kamarnya.

" Ya, Mbok?" sahut Wina saat tahu Mbok Yem yang memanggil.

" Makan malam siap, Non! Papa sama mama udah nunggu di bawah!" kata Mbok Yem.

" Suruh duluan aja mbok! Aku mandi dulu!" sahut Wina malas.

" Baik, Non!" jawab Sayem. Wina bangun dari tidurnya, dengan langkah malas dia masuk ke dalam kamar mandi dan berendam di bath up untuk merilekskan tubuhnya. Setelah puas, Wina keluar dan membilas tubuhnya lalu mengeringkan tubuhnya dan memakai piyama mandi. Diraihnya ponsel yang ada di dalam tasnya dan di nyalakannya. Ada beberapa pesan masuk, diantaranya dari beberapa sahabatnya dan dari nomor baru.

Wina menekan pesan dari nomor baru itu.

@ Wina..ini aku Bastian

@ Wina..ini aku lagi..tolong balas

@ Winona Alvaro..kalau kamu tidak setuju dengan perjodohan ini..katakan

@ Win, please...aku tidak apa-apa

Dan banyak lagi yang lain.

Wina membaca pesan dari Bastian sambil tersenyum, pria yang baik! Itu kesan pertama Wina pada diri Bastian saat melihatnya di bandara. Tapi aku wanita kotor Bas! Apa lo masih mau menerima gue jika lo tahu gue ternoda? batin Wina.

@ Bisa kita ketemu? Lo dimana?

Wina membalas pesan dari Bastian.

@ Di apartement

Tidak butuh waktu lama Bastian membalas pesan Wina.

@ Sharelock...gue OTW

Wina bangun lalu mangganti pakaiannya, kemudian dia memasukkan dompet dan ponselnya ke dalam tas dan menyambar kunci mobilnya. Wina berlari menuruni anak tangga rumahnya.

" Pa! Wina makan malam sama Bastian!" kata Wina tersenyum saat dilihatnya orang tuanya masih di meja makan.

" Jangan malam-malam!" kata Ben.

" Sipa, Bos!" sahut Wina lalu melirik mamanya yang melotot padanya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C105
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login