Download App

Chapter 107: Lamaran

Up : Minggu, 10/01/2021 - Pukul 18.00 WIB

______________________________________________

Wina memfokuskan dirinya untuk skripsi dan bekerja, dia juga mencoba untuk dekat dengan Bastian. Setiap hari tidak pernah Bastian tidak mengirim atau telpon kepada Wina. Wina serasa menjadi wanita paling spesial di dunia karena perlakuan istimewa dari Bastian.

" Sayang! Makan siang di Hotel AAA ya!" kata Bastian saat menelpon Wina. ( " Iya! Lo jemput gue?" tanya Wina.)

" Iya, sayang! I love you!" jawab Bastian. - ( " Ok!" jawab Wina.)

Bastian menutup panggilannya, dia tahu jika Wina belum bisa mencintainya tapi dia cukup senang karena Wina selalu mau jika dia mengajaknya kemana-mana.

Siang itu Restoran AAA sangat sepi menurut Wina, karena dia tidak melihat seorangpun berada di dalam restoran saat dia dan Bastian datang.

" Tumben sepi!" ucap Wina.

" Ayo, sayang!" ajak Bastian yang memeluk pinggang ramping Wina. Mereka masuk ke bagian VVIP dan alangkah terkejutnya Wina saat melihat banyak sekali orang yang berada di dalam situ.

" Papa? Mama? Mom? Dad? Kalian semua..." Wina terkejut melihat mereka semua.

" Ada apa ini?" tanya Wina lagi.

" Winona Alvaro, will you marry me?" tiba-tiba Bastian bersimpuh dengan satu kaki disamping Wina. Wina yang mendengar ucapan Bastian menatap nanar pria itu. Matanya berkaca-kaca, tubuhnya menyuruhnya untuk menerima, tapi hatinya dengan keras menolak lamaran Bastian. Wina terdiam ditempatnya, dia menatap papa, mama, mom dan dad nya. Lalu kembali menatap Bastian yang wajahnya berubah menjadi pucat karena takut.

" Bisa kita tunangan dulu?" ucap Wina.

" Kamu menerima?" tanya Bastian tidak percaya.

" Jika tidak keberatan untuk tunangan...iya!" jawab Wina.

" Aku tidak perduli walau kita harus tunangan dulu atau pacaran dulu atau apa dulu! Yang penting kamu menerimaku!" tutur Bastian yang didelingi tawa dari beberapa orang.

" Ya, Sebastian Gunawan! Aku menerimamu!" jawab Wina tersenyum. Lalu Bastian menyelipkan cincin di jari manis Wina diiringi tepuk tangan semua anggota keluarga dan mereka memberikan selamat pada keduanya.

Mereka kemudian makan bersama dengan perasaan bahagia, semua keluarga berusah untuk mengakrabkan diri dan saling mengenal.

" Apa kamu merencanakan semua ini hingga mengusir para pengunjung?" tanya Wina pada Bastian. Bastian hanya menggaruk-garuk kepalanya dan tersenyum pada Wina, lalu diraihnya kedua tangan Wina.

" Aku tidak mau kamu lepas dariku, Win! Aku harus mengikatmu agar tidak ada yang berani mengambilmu dariku!" tutur Bastian mengecup kedua punggung tangan Wina.

" Trima kasih sudah mau menerimaku apa adanya!" kata Wina tersenyum.

Setelah acara makan-makan, semua pamit kembali ke rumah masing-masing, yang tertinggal hanya Ben, Manda, Bastian dan Wina.

" Kalian besok datang ya ke acara pertunangan!" kata Ben pada Wina dan Bastian.

" Pertunangan siapa, Om?" tanya Bastian.

" Anak mantan Bos Om dulu besok tunangan! Revan!" kata Ben santai, Wina yang mendengar hal itu memejamkan matanya, tubuhnya seakan limbung, tapi dia cepat menguasai keadaan, karena dia tidak mau membuat semua curiga.

" Siap, Om! Ya, kan, sayang!" jawab Bastian.

" Tentu saja! Dia juga teman sekolah!" jawab Wina tegar.

" Kita pulang? Kepalaku sedikit pusing karena kurang tidur semalam!" kata Wina.

" Jangan memforsir tenagamu, sayang! Papa nggak mau kamu sakit gara-gara kerjaan!" kata Ben.

" Iya, pa! Papa tahu sendiri Wina juga nyiapkan skripsi!" kata Wina.

" Iya!" jawab Ben.

Bastian mengantar Wina dan mertuanya pulang dan dia langsung pamit setelah sampai di rumah Wina karena masih harus meeting dengan relasinya. Sedangkan Ben langsung kembali ke kantor dan menyuruh Wina untuk istirahat saja. Wina membaringkan tubuhnya di ranjang, dilihatnya beberapa panggilan dari momnya. Wina mengerutkan dahinya, ada apa mom telpon? batin Wina. Wina menelpon balik Monica.

" Halo, Mom!" sapa Wina. - ( " Sayang!" balas Monica.)

" Ada apa, mom?" tanya Wina. - (" Datanglah ke apartement Mom! Temani Mom! Dadmu sedang pergi!" kata Monica.)

" Wina sedikit pusing, Mom!" kata Wina malas. - ( " Apa karena anak brandal itu?" tanya Monica langsung.)

" Siapa maksud mom?" tanya Wina kaget. - ( Sayang! Mom tahu kamu terpaksa menerima Bastian! Karena anak brandal itu'kan?" kata Monica yang membuat Wina bergetar.)

" Mom...tahu?" tanya Wina dengan mata yang telah penuh dengan airmata. - ( Mom kenal kamu, sayang! Mom tahu semuanya!" kata Monica.)

" Wina harus bagaimana, Mom?" tanya Wina yang tidak sanggup lagi menahan tangisnya. - ( Sayang! Dia nggak berhak atas airmatamu! Anak brandal itu entah meniru siapa! Papanya adalah pria yang sangat romantis dan penyayang!" gerutu Monica.

" Jadi apa yang harus Wina lakukan, Mom? Sakit rasanya didada! Wina rasanya pengen mati aja!" kata Wina menahan isaknya karena takut mamanya mendengar. - (" Sabar, sayang! Kalo kamu mencintai Bastian, lupakan dia!" kata Monica.)

" Wina nggak tahu apa bisa mencintai laki-laki lain selain dia, Mom!" kata Wina terisak. - ( " Kalo mom bisa, kamu harus bisa! Memang pria Abiseka itu bisanya mematahkan hati keluarga mom!" gerutu Monica kesal.)

Setelah percakapan panjang itu, Wina akhirnya tertidur akibat kelelahan. Sementara Monica membuka IG dari salon tunangan Revan.

" Cantik! Seksi! Kaya! Pantes anak sableng itu mau! Apa kamu sekarang jadi orang yang materialistis, Val?" tanya Monica ambigu.

Tamara Mahardika, putri bungsu dari Keluarga Putra Mahardika, seorang konglomerat dari Negara M dan memiliki banyak cabang perusahaan di berbagai negara. Seorang model dan artis film yang sangat terkenal di dunia. Karirnya dimulai sejak dia remaja hingga sekarang diusia 20 th. Pernah berpacaran beberapa kali tapi semua hanya gosip belaka.

Saat ini media sedang melakukan wawancara pada keduanya yang disiarkan langsung dari Negara M dan disiarkan ke berbagai negara.

" Selamat Malam! Saya Revan Abiseka dan calon tunangan saya Tamara Mahardika mengumumkan pada media dan mengundang media untuk menghadiri acara pertunangan saya dan Tamara besok malam di Hotel MXM!" tutur Revan. Tamara tidak melepaskan gayutan tangannya dari Revan.

" Terima kasih, Mas Revan! Sekarang sesi tanya jawab! Silahkan kami beri batas 5 pertanyaan saja!" kata MC.

" Silahkan, Mas yang itu!" kata MC.

" Sejak kapan kalian pacaran?" tanya seorang wartawan.

" Sebenarnya belum lama, kami kenal baru sebulan saja dan saya sudah mantap untuk bertunangan dengan dia!" jawab Revan.

" Anda!" tunjuk MC pada seorang wartawan wanita.

" Apa setelah tunangan kalian akan menikah secepatnya?" tanya wanita itu.

" Iya! Sekitar 2 minggu kemudian kami akan menikah!" jawab Revan.

" Anda!" tunjuk MC.

" Kenapa sepertinya pertunangan ini tergesa-gesa? Apa Tamara sedang hamil?" tanya wartawan itu dan suasana langsung sunyi.

" Tidak! Kami malah belum pernah tidur dalam kamar yang sama!" jawab Revan. Situasi jadi riuh dengan jawaban Revan, ada yang percaya ada yang tidak.

" Yang lain!" kata MC.

" Apa ini adalah pernikahan dua perusahaan raksasa?" tanya seorang di belakang.

" Tidak! Ini murni kami saling mencintai!" jawab Revan.

" Dengan reputasi anda yang playboy dan sering mematahkan hati perempuan, apa anda yakin bisa menjadi suami Tamara?" celetuk seorang pria di tengah-tengah.

" Saya yakin! Lagipula saya hany ingin mendapatkan yang terbaik, apakah saya salah jika saya mencari selama ini?" jawab Revan cuek. Keadaan semakin ramai karena jawaban Revan.

" Tamara! Saya dengar kamu memutuskan kekasihmu gara-gara Revan!" teriak seseorang dari belakang.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C107
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login