Download App

Chapter 74: 74 - Kebebasan x Killua Part 1

Happy New Year 2021 gaes 🥳🥳, semoga tahun ini kita diberkahi selalu ya 💕 Rezeki lancar dan kesehatannya selalu the best no 1 🥰 Then of course the Covid-19 segera musnah ya biar bisa cepat party & jalan-jalan. Hehehe... Amin ❤

Yap, tidak usah berlama-lama lagi, Happy Reading and Enjoy 💕

Gon dan teman-temannya, tiba di sebuah tempat yang dibatasi oleh dua pagar kawat yang sudah berkarat dan pagar tersebut sangatlah panjang tanpa adanya pintu. Langkah kaki mereka terhenti karena terlihat adanya seorang anak perempuan.

Seolah-olah seperti sedang menunggu kedatangan mereka, anak perempuan itu berdiri di tengah-tengah yang di apit oleh kedua pagar kawat tanpa pintu untuk berjaga di sana.

Dia memiliki mata abu-abu dan rambut ungu tua ditarik menjadi tandan tebal, masing-masing diikat dengan tali ke arah ujung, yang samar-samar menyerupai bintang. Dia memiliki wajah bulat, hidung kecil, dan bibir tebal dengan kulitnya yang berwarna coklat tua. Dia memakai setelan pelayan standar Zoldyck.

Gon : Eh? Lucia, siapa dia?

Lucia : Pelayan.

Leorio : Tapi dia kelihatan berbeda dengan Zebro-san dan Seaquant-san ya?

Lucia : Itu karena tingkatannya berbeda, dia itu pelayan khusus yang ditugaskan untuk berjaga di daerah sini.

Kurapika : Ya, itu bisa terlihat dari pakaiannya.

Pelayan itu tidak bergerak sama sekali, dia hanya terpaku diam di sana, menatap tajam dan dingin ke arah mereka. Lucia mengabaikan hal itu dan terus melangkahkan kakinya mendekati pagar.

Lucia : Ayo jalan.

Gon melanjutkan langkah kakinya untuk mengikuti Lucia dari belakang. Leorio dan Kurapika saling pandang sejenak lalu mengikuti mereka. Lucia mendekati pagar tanpa pintu itu, pelayan itu langsung bergeser sedikit ke arah samping untuk memberikan sebuah jalan. Dia sama sekali tidak mencegat Lucia.

Lucia melewati pelayan itu dengan mudah, dan diikuti oleh Gon, Leorio dan Kurapika. Pelayan itu tanpa berkata apapun langsung membungkukkan badannya dan menundukkan kepalanya untuk memberi hormat. Tiba-tiba Lucia menghentikan langkah kakinya lalu sedikit menoleh ke belakang.

Lucia : Kau tidak mencoba menghalangi kami?

Pelayan itu sedikit tersentak kaget dengan adanya pertanyaan yang tiba-tiba dilontarkan oleh Lucia. Dia kebingungan dan sekilas dia menatap Lucia lalu dengan cepat menundukkan kepalanya lagi.

Lucia menyadari ada seseorang bersembunyi di balik dahan pohon yang ada di dekat mereka. Orang itu menggunakan Zetsu** untuk menghilangkan hawa keberadaannya. Lucia tersenyum licik saat mengetahui siapa orang tersebut.

(**Memungkinkan pengguna untuk menjaga aura agar tidak bocor dari tubuh mereka, Zetsu "menekan" / "Null (tidak ada). Zetsu menghentikan aliran aura dari tubuh mereka sama sekali. Dengan menutup semua aura mereka, pengguna dapat menghentikan semua aliran aura mereka seperti air dari katup, membuat kehadiran mereka jauh lebih sulit atau bahkan tidak mungkin untuk dirasakan. Meskipun teknik ini tidak memengaruhi penglihatan secara langsung, mengaktifkan Zetsu di depan orang lain akan memberi kesan bahwa pengguna telah berubah menjadi transparan.)

Lucia : (Hee, ternyata Kalluto ada di sana ya? Sepertinya dia sendirian tanpa Kikyo. Apa dia sedang mengawasi kami?) Hm, Canaria ya?

Canaria kembali tersentak kaget karena selama dia bekerja dikediaman keluarga Zoldyck, dia tidak pernah memberitahu namanya kepada siapa pun kecuali kepada Gotoh dan Killua yang sewaktu masih berumur 6 tahun, dimana tanpa disengaja dia memperkenalkan dirinya pada saat Killua mengajaknya ngobrol dan berteman walaupun dia menolaknya. Lalu dengan ragu Canaria menjawab pertanyaan Lucia, "Ya."

Lucia : Kau harus lebih berhati-hati supaya tidak mendapatkan hukuman. Bukannya kaasan** menyuruhmu untuk menghalangi mereka masuk? (tersenyum)

(**sebutan untuk seorang ibu/mama. Artinya sama dengan okaasan, hanya saja jika ditambahkan huruf "o" di depan maka panggilannya lebih sopan/formal).

Canaria melihat ke arah Gon, Kurapika dan Leorio.

Canaria : Ya, itu benar tapi saat ini mereka bersama dengan anda, Lucia-sama**. Saya tidak berani menghalangi mereka.

(**sebutan pak, nyonya, tuan, nona. Gelar panggilan ini biasanya digunakan untuk memanggil atasan/boss mereka dan membuat kata-kata lebih sopan (dalam ekspresi tetap) atau memanggil orang dengan tingkatnya yang lebih tinggi dari dirinya, pada pelanggan, atau pada orang yang dikaguminya. Dan juga versi lebih hormat dari -san.)

Lucia : Hmm.. Kau tahu namaku?

Seketika itu juga Canaria langsung panik dan ketakutan. Dia sedikit gemetaran.

Canaria : I-itu...

Lucia : Kau tidak perlu menjelaskannya. Aku tahu, kau mengetahui namaku dari oniichan ya? Dan kau juga tidak perlu setakut itu padaku (tersenyum)

Leorio : Meskipun Lucia ini sadis dan kejam, kau tidak perlu takut! Benar tidak Gon? (sambil merangkul bahu Lucia)

Lucia langsung menepis tangan Leorio dengan pelan.

Gon : Itu benar! Namaku Gon, mereka Leorio dan Kurapika. Namamu Canaria ya? Bagaimana kalau kita berteman? (sambil mengulurkan tangannya)

Kurapika tersenyum. Canaria menolak dengan keras. Dia menegaskan bahwa kalau seorang pelayan itu tidak pantas berteman dengan atasannya. Tapi Gon berkata bahwa kalau dia, Kurapika dan Leorio bukanlah atasannya.

Sewaktu Canaria hendak menyambut uluran tangan Gon tiba-tiba ada serangan kilat datang menyerang ke arah mereka tepatnya ke arah Canaria, Lucia yang menyadari hal itu pun langsung dengan cepat memotong peluru yang keluar dari kipas yang selalu dibawa Kikyo itu dengan senjata darahnya.

Kikyo : Lancang! (berteriak) Berani-beraninya kau mengabaikan perintahku untuk menghalangi mereka!

Lucia : Kau juga lancang tiba-tiba menyerang kami begitu (tersenyum)

Gon : Siapa dia?

Lucia : Ibuku (tersenyum)

Gon : Eh?

Leorio : EH?! KAASAN DA TO?! (EH?! KAU BILANG IBU?!) *berteriak*

Lucia : Sou yo (Tepat sekali) Kenapa paman?

Belum sempat Leorio menjawab, Kikyo langsung berteriak memanggil nama Lucia.

Kikyo : Lucia! (berteriak) Kau tahu apa yang sudah kau lakukan sekarang?! Kenapa kau membawa mereka ke sini?! (marah)

Lucia : Ya, tentu saja aku tahu. Bukannya kau sudah tahu alasannya, kenapa aku membawa mereka ke sini? (tersenyum)

Gon : Kami datang untuk menyelamatkan Killua!

Kikyo mengabaikan Lucia, dia melihat ke arah Gon dan lainnya tanpa berekspresi apapun.

Kikyo : Maafkan aku yang tidak memperkenalkan diri. Aku ibunya Killua dan Lucia. Anak yang berdiri di sampingku ini namanya Kalluto, dia adik dari Killua dan Lucia.

Kalluto hanya menatap Gon dan lainnya dengan tajam. Terlihat dengan sangat jelas rasa ketidak sukaannya terhadap kehadiran Gon dan lainnya dari tatapan matanya yang dingin menusuk.

Kikyo : Kau pasti yang bernama Gon ya? Aku mendengar banyak soalmu dari Illumi (tiba-tiba berbicara dengan suara lembut) Tapi dari kata-katamu itu kau membuatnya terdengar seolah-olah kita sedang menculik lalu menyiksa Killua saja (berbicara dengan suara normal)

Lucia : Bukannya itu benar?

Kikyo : TUTUP MULUTMU LUCIA! (berteriak keras) Ah, Killua tahu bahwa kau ada di sini (tiba-tiba berbicara dengan suara lembut kembali)

Gon, Kurapika dan Leorio menatap Kikyo dengan tajam.

Kikyo : Aku punya pesan untukmu dari Kil.

"Kite kurete arigatou, sugoku ureshii yo. Demo ima wa aenai. Gomen naa (Terima kasih sudah datang, aku sungguh senang. Tapi sekarang tidak bisa menemuimu. Maaf ya.)"

Bukan hanya Gon saja, melainkan Kurapika dan Leorio juga menunjukkan ekspresi serius dan waspada. Gon yang merasa ada yang aneh tidak dapat mempercayai perkataan Kikyo.

Gon : Kenapa Killua tidak bisa menemui kami?

Tiba-tiba Lucia tertawa keras.

Lucia : Pfft.. Hahahaha..

Kikyo : Apa yang kau tertawakan, hah?! (marah)

Gon dan lainnya kebingungan saat melihat Lucia yang tiba-tiba tertawa keras setelah mendengar pesan Killua yang dilontarkan oleh Kikyo. Lucia yang tidak ingin Gon dan lainnya mendengar perkataannya pun menggunakan telepati secara langsung ke Kikyo.

Lucia : "Lelucon yang sungguh luar biasa. Kau tahu kan, kau mungkin saja bisa membohongi mereka, tapi tidak denganku, kaasan" (tersenyum licik)

Kikyo menggertakan giginya dengan kesal.

Lucia : Mau kuberitahu satu hal penting sebelum terlambat? (tersenyum)

Kalluto : Anesama**, apa yang ingin kau katakan?

(**Sebutan untuk seorang kakak perempuan. Artinya sama dengan oneesan/chan. Hanya saja jika memakai kata "-sama" sebutannya lebih sopan/tinggi dari oneesan.)

Kikyo : Kalluto, kau diam saja! (berteriak)

Lucia : Karena untuk pertama kalinya kau memanggil dan berbicara denganku, akan ku beritahu deh (tersenyum licik) Sebentar lagi, oniichan akan segera keluar dari ruang penyiksaan karena ayah yang suruh.

Leorio : Ruang penyiksaan?

Lucia : Ya, oniichan sedang di hukum di sana.

Gon dan Kurapika yang tadinya melihat ke arah Lucia kembali melihat ke arah Kikyo yang tiba-tiba bersikap aneh.

Kikyo : Iya! Ahh! Iya... Sonna ni arienai wa! Mattaku papatara! Ahhh! (Tidak! Ahh! Tidak... Itu hal yang tidak mungkin! Dasar papa! Ahhh!) *berteriak histeris* Lucia, kau pasti sedang mencoba menggertak mama, kan?! Itu bohong, kan?!

Lucia hanya mengangkat kedua bahu dan tangannya ke atas, lalu tersenyum. Tidak lama kemudian, tiba-tiba Kikyo berteriak histeris lagi karena mendapatkan kabar seperti apa yang dikatakan oleh Lucia, Zeno membebaskan Killua dari ruang penyiksaan atas perintah Silva.

Killua's POV.

Killua yang masih bergelantungan di ruangan penyiksaan bermimpi tentang masa lalunya, dimana sewaktu dia masih berumur 6 tahun. Dia juga bermimpi bermain bersama Gon. Wajah Gon yang tersenyum lebar dengan tulus sambil berkata, "Tomodachi ni natte yo! (Ayo kita berteman!)"

Killua tersadar dari mimpinya lalu menggumamkan nama Gon dan kembali tertidur. Milluki memasuki ruangan, dia merasa kesal setiap kali melihat Killua yang terlalu cuek dan santai. Dia langsung mencambuk Killua.

Milluki : OKIRO!! (BANGUN!!)

Killua langsung tersadar dan mengangkat kepalanya sedikit lalu saat melihat dihadapannya adalah kakak keduanya, Milluki, dia langsung berakting polos seperti biasanya.

Killua : Ng? Oh, aniki? Ohayou. Ima nanji? (Oh, kakak? Pagi. Sekarang jam berapa?) Apa Luci dan Gon sudah sampai?

Milluki yang kesal saat mendengar nama Lucia dan Gon langsung teringat akan kejadian semalam dan itu membuatnya semakin kesal dan murka, ditambah pula dengan kepura-puraan Killua yang masih berakting polos dan tidak perduli itu. Milluki kembali mencambuk Killua sekali lagi.

Milluki : Ii ki ni naru na, Kiru! (Jangan terlalu tidak perduli, Kil!) Kau terlalu sombong! *menahan emosi*

Killua : Sonna! (Tidak seperti itu kok!) *masih berakting polos dan tidak merasa bersalah* Pukulanmu itu benar-benar hebat kak, aku kesakitan kok.

Milluki berusaha sabar, tubuhnya bergetar saat menahan amarahnya yang hampir meledak, dia terus menatap sinis dan tajam ke arah Killua.

Killua : Gomen. Warukatta yo, aniki (Maaf. Aku yang terburuk, kak) *menatap Milluki dengan polos*

Milluki : Ughh, grrr... (menahan emosi) USOTSUKI!! (KAU BOHONG!!) *berteriak keras*

Milluki melihat tidak ada sedikit pun penyesalan dan permintaan maaf secara tulus dari mata Killua. Dia langsung meledak dan mencambuk Killua berkali-kali. Setelah itu dia menghentikan cambukannya untuk melihat reaksi Killua. Killua hanya tersenyum licik dan memandang rendah ke arah Milluki.

Killua : Yappa wakaru? (Ternyata kau tahu ya?) Aniki, sebaiknya kau berhenti mencambukku sebelum Luci datang kesini.

Milluki : Grrrr... (menahan emosi) Ah, Kiru... Omae no tomodachi... (Ah, Kil... Temanmu itu...) *tersenyum licik*

Killua : . . . . .

Milluki : Kudengar sekarang mereka bertiga sudah ada di dekat rumah kepala pelayan dan juga bertemu dengan mama lho. Fufufu...

Milluki berencana memancing amarah dan memanas-manasi Killua. Dia berniat mengancam Killua dengan menggunakan teman-temannya.

Milluki : Dou suru, Kiru? (Mau melakukan bagaimana, Kil?) *tersenyum licik* Bagaimana kalau aku menyuruh mama untuk membu--

Belum selesai Milluki mengatakan perkataannya, tiba-tiba satu rantai yang mengikat erat tangan Killua langsung terputus, dan seketika itu juga kuku jari Killua berubah tajam dengan tatapan mata yang sangat dingin dan senyuman yang teramat menyeramkan terlihat dari wajahnya.

Killua : Milluki, coba saja kalau kau berani menyentuh mereka bertiga sedikit pun, bukan Luci yang akan membunuhmu tapi aku!

Milluki sedikit tersentak kaget, matanya langsung membesar, refleks dia mundur sedikit ke belakang. Dia tidak menduga Killua akan bereaksi begitu dan rantai kuat yang mengikat kedua tangan Killua bisa dengan mudahnya dihancurkan.

Dia merasa takut dan kaget dengan ekspresi Killua yang berubah menjadi menyeramkan dan dingin. Dia merasa terancam dan berencana mau mencambuk Killua lagi, pada saat dia hendak mau mencambuk Killua, tiba-tiba pintu besi terbuka dan terlihat Zeno muncul dari belakang.

Zeno : Mou sono hen ni shitoke, Miru (Sudah cukup, Mil)

Milluki : Tck! (berdecak kesal) Demo, Zeno jiichan... Koitsu zenzen hansei shinai da ze! (Tapi kakek Zeno... Orang ini sama sekali tidak memikirkannya/menyesal sedikit pun!)

Zeno tertawa lalu berjalan mendekati Killua.

Zeno : Hohoho... Hm, sonna koto wakattoru (Hm, aku tahu hal itu.)

Sekarang Zeno berdiri tepat di hadapan Killua yang satu tangannya masih bergelantungan. Milluki terpaku diam di sana, dia masih menunggu penjelasan Zeno.

Zeno : Kiru, mou itte ii zo (Kil, kau sudah boleh pergi.)

Killua : Haaaii~ (Baaiik~) *tersenyum*

Killua langsung sedikit menggoyangkan satu rantai besi yang tersisa di tangan kirinya lalu menarik keras, seketika itu juga rantai besi itu langsung terputus, lalu dia menarik kuat borgol di kedua tangan dan kakinya. Milluki yang masih berada di sana sedikit terbengong-bengong dan terpaku diam. Dia memerhatikan semua gerak-gerik Killua.

Killua : Ahh~ itakatta (Ahh~ sakit) Semua tubuhku pegal sekali...

Killua memijat-mijat lengan dan bahunya. Dia juga menggerakkan tangannya seperti melakukan pemanasan sewaktu orang mau melakukan olahraga lalu mengangkat tangannya ke atas untuk merenggangkan badannya. Setelah itu dia berjalan santai ke arah pintu keluar.

Killua : Aniki, ore hansei shinai, kedo... (Kak, meskipun aku tidak memikirkannya/menyesal, tapi...)

Killua berhenti melangkah lalu menoleh sedikit melihat ke arah Milluki.

Killua : Aku tahu kok itu salah. Karena itu, aku hanya diam saja dan membiarkanmu menyiksaku sepanjang hari.

Milluki : NANI?! (APA?!)

Killua kembali berjalan menuju ke arah pintu keluar, dia mengabaikan Milluki yang tampak mulai naik darah.

Zeno : Kiru, Silva mayo yonderu kara naa... (Kil, Silva memanggilmu...)

Killua : Oyaji ga? (Ayah?) *sedikit tersentak*

Killua mendorong pintu.

Killua : Wakatta (Aku mengerti.)

-Bersambung-

☆Please VOTE and COMMENT☆


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C74
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login