Download App

Chapter 79: 79 - Heavens x Arena Part 2

Terlihat Killua dan Gon sedang mengantre panjang di sebuah loket bersama dengan orang lain untuk mendaftarkan diri mereka sebagai peserta yang akan ikut bertanding di Arena Surga. Gon sedikit tercengang melihat antrean yang sangat luar biasa panjang ini.

Gon : Antreannya panjang benar ya. Semua orang yang berada disini ingin pergi ke Arena Surga juga ya?

Killua hanya tersenyum lebar saat mendengar ocehan Gon yang polos.

Killua : Tidak ada servis khusus di sini meskipun kau itu seorang Hunter. Semua orang harus diwajibkan mendaftarkan diri terlebih dahulu jika mau masuk ke dalam sana dan juga bagi yang pertama kalinya harus diseleksi dulu di arena lantai satu.

Gon : Hee... Aku gugup.

Killua : Kau tidak perlu merasa gugup, khawatir atau terbebani, jika kau mau mengalahkan orang yang selevel Hisoka setidaknya kau harus terus naik lebih tinggi lagi ke atas dan menjadi lebih kuat, jadi siapa pun lawannya, kau hanya perlu mengalahkannya.

Gon : Okay...

Killua : Lalu semakin tinggi kau naik, maka semakin banyak uang yang kau dapat dan tentunya lawannya juga semakin sulit dihadapi (tapi tentu saja itu bukanlah masalah bagiku.)

Gon : Begitu ya...

Killua : Gon, kau sudah berhasil melewati gerbang pengujian yang ada dirumahku, kan?

Gon hanya mengangguk.

Killua : Nah, kalau begitu kau tidak perlu merasa ragu dan takut lagi.

Gon : Huh?

Killua mendekatkan dirinya ke telinga Gon lalu membisikkan sesuatu.

Gon : (Eh? Apa bisa hanya dengan itu?)

Pegawai : Ya, silakan berikutnya~

Killua : 2 orang.

Pegawai langsung memberikan dua lembar kertas formulir. Setelah selesai mendaftarkan diri, pegawai memberitahukan nomor peserta mereka, Killua (#2054) dan Gon (#2055).

Pegawai : Harap diingat nomor peserta kalian karena nomor kalian akan dipanggil untuk diseleksi di arena lantai satu. Kalau begitu, silakan masuk.

Kemudian Gon dan Killua langsung masuk ke dalam dan mereka pun pergi ke arena lantai satu. Setibanya di arena lantai satu, terlihat ada banyak sekali peserta yang sedang bertanding dan para penonton yang memberi semangat. Suasana sangatlah ricuh dan ramai. Gon kembali tercengang dan merasa kagum sekaligus.

Killua : Tempatnya tidak berubah sama sekali. Semoga saja peraturan dan hadiah uangnya juga tidak berubah (tersenyum)

Gon : Eh? Killua pernah ke sini sebelumnya?

Killua : Ya, pada saat umurku 6 tahun. Ayahku menyuruhku mengasah kemampuanku disini tanpa diberi uang sepersen pun. Katanya "kau tidak diizinkan pulang sebelum mencapai arena lantai 200."

Gon : Eh?!

Killua tertawa saat melihat reaksi Gon yang terkejut seperti dugaannya. Tiba-tiba Killua tersenyum sangat lebar. Dia melihat Lucia melambai-lambaikan tangannya di antara para penonton.

Killua : Gon, itu Luci! Ayo ke situ!

Gon : Ya!

Gon melihat sekelilingnya sambil mengikuti Killua dari belakang. Mereka berdua duduk mengapit Lucia dan berada di tengah-tengah para penonton.

Penonton 1 : Hajar! Hajar!

Penonton 2 : Ayo!!

Penonton 3 : Sikat habis!!

Lucia : Osoi! (Lama!) Kalian kan duluan pergi dari pada aku, kenapa kalian bisa lama sekali, sih?

Killua : Antrean panjang sekali!

Lucia hanya menyeringai lebar menganggapi keluhan Killua.

Gon : Lucia! Sejak kapan disini?

Lucia : Sejak tadi (tersenyum)

Killua : Kau ikut bertanding?

Lucia : Tidak, aku akan menjadi penonton yang paling setia untuk kalian. Hehehe...

Killua : Itulah kenapa kau bisa duluan di sini dari pada kita (tersenyum)

Lucia : Begitulah (tersenyum)

Gon : (Ah, sayang banget. Padahal aku ingin melihat Lucia bertarung.)

Lucia hanya tersenyum saat mendengar suara hati Gon.

Lucia : Berjuanglah kalian berdua! (tersenyum)

Killua : Gon, kau tahu, aku menghabiskan waktu sekitar 2 tahun di sini.

Gon : (2 tahun...) *melonggo* (Tapi selama itukah waktu yang dibutuhkan Killua? *sambil memandangi Killua yang sedang tersenyum lebar melihat ke arah ring* Mungkin saja ya, kan waktu itu dia masih berumur 6 tahun...)

Tiba-tiba terdengar suara operator dari speaker.

Operator : Peserta dengan nomor #1733 dan #2055, silakan ke ring E.

Gon : Ah, nomorku dipanggil! Aku gugup sekali!

Refleks Killua dan Lucia pun menoleh ke arah Gon.

Killua : Semangat, kau pasti bisa Gon! Lakukan seperti yang kukatakan tadi (menyeringai)

Lucia : Aku menjamin kau pasti lolos 100%, karena aku dan Mike sudah melatihmu sangat keras (tersenyum)

Gon hanya mengangguk. Dia semakin yakin dan percaya diri karena mendapat dorongan semangat dari Killua dan perkataan Lucia, lalu dia bangkit dari kursinya. Dia menitipkan tasnya ke Killua, kemudian dia berjalan sedikit kaku ke arah ring E karena merasa gugup.

Pada saat dia sudah berdiri di atas ring E, terdengar hinaan dan cemoohan dari beberapa penonton. Killua dan Lucia yang mendengar hal itu pun hanya tersenyum.

Gon mengabaikan semua penonton yang menghina dan menertawakannya. Dia menatap serius dan fokus ke arah lawannya. Lawannya sangatlah besar, lebih besar 2x lipat daripada dirinya. Lawannya tertawa meremehkannya. Wasit memberikan penjelasan secara singkat.

Wasit : Waktu untuk menunjukkan kemahiran kalian adalah 3 menit. Siap... Mulai!

Gon mengingat kembali latihannya saat bersama Mike dan Lucia juga perkataan Killua.

Gon : (Hanya dorong sekuat tenaga...)

Gon pun langsung mendorong lawannya sekuat tenaga sesuai yang dikatakan oleh Killua lalu lawannya langsung terbang keluar ring dan menghantam tembok. Tembok yang terkena hantaman tubuh yang besar dan berat, seketika itu juga sekitarannya langsung hancur dan retak.

Penonton : Uso! (Bohong!) *tercengang*

Killua menyeringai lebar lalu mengacungkan jempolnya ke atas. Sedangkan Lucia hanya tersenyum saat melihat Gon berhasil mengalahkan lawannya.

Killua : Yes!

Wasit : Peserta #2055 pemenangnya!

Para penonton yang tadinya mencemooh Gon pun langsung terdiam. Sedangkan penonton lainnya langsung bersorak ria dan memuji Gon. Gon terdiam dan tidak bisa mempercayai dengan apa yang telah dia lakukan pun melihat ke arah telapak tangannya.

Dia terbengong sejenak lalu berkata di dalam hatinya, "Sejak kapan aku sekuat ini?" Dia melihat ke arah tempat Killua dan Lucia berada lalu tersenyum lebar dan berkata lagi di dalam hatinya, "Terima kasih atas latihannya, Lucia."

Gon kembali melihat ke arah lawannya yang pingsan di atas lantai, lalu melihat ke arah wasit. Wasit langsung memberikan penilaian dan Gon pun berhak maju dan naik ke atas. Dia langsung diizinkan pergi ke arena lantai 50.

Demikian juga dengan Killua. Wasit mengatakan bahwa karena Killua yang ternyata sudah pernah bertanding sebelumnya sampai ke arena lantai 200 langsung ditawarkan bisa naik ke arena lantai 180, akan tetapi Killua menolak tawaran itu dengan alasan, "Aku ke arena lantai 50 saja, aku ingin sedikit bersantai dan bermain."

Setelah itu Gon dan Killua menukar tiket kemenangan yang didapat dari wasit ke loket untuk mendapatkan hadiah mereka. Pegawai memberikan dua buah amplop berwarna coklat muda. Gon yang penasaran langsung membuka amplopnya dan isi dari amplop itu adalah hadiah uang sebesar 152 jenny.

Killua : Ternyata hadiahnya masih tetap sama (tersenyum)

Gon melihat ke arah Killua.

Killua : Mau menang atau pun kalah di arena lantai 1, semua peserta akan mendapatkan hadiah uang yang setara, lalu dengan 152 jenny itu kita hanya bisa membeli sekaleng minuman di setiap arena lantai kecuali di arena lantai 1 ini. Terus, di arena lantai berikutnya jika kalah maka tidak akan mendapatkan apapun. Pemenang di arena lantai 50 akan mendapatkan sekitar 50.000 jenny.

Gon : 50.000? Itu banyak (tersenyum)

Lucia : Oniichan pernah sampai arena lantai 200, kan? Untuk mencapai arena tersebut kira-kira dapat berapa?

Killua : Hm, aku berhenti tepat di lantai 200 jadi aku tidak tahu, tapi di arena lantai 100, kalau tidak salah inget sih sekitar jutaan. Terus di arena lantai 150 sekitar puluhan jutaan. Lalu di lantai 190 mungkin sekitar ratusan jutaan.

Seketika itu juga mata Lucia berbinar-binar dan membayangkan dirinya dikelilingi oleh uang, tas, sepatu, baju, dll.

Gon : Eh?! (kaget) Terus kemana uangnya sekarang? (seolah-olah berubah menjadi batu)

Killua : Itu kan kejadian 4 tahun yang lalu, tentu saja sudah habis semua dong! Aku belanjakan semuanya untuk snacks! (menyeringai)

Lucia : (Dasar tidak berguna!)

Gon : Dalam 4 tahun, snacks macam apa itu sampai habis ratusan jutaan?! (gemetaran)

Lucia : Chocobo.

Killua : Nah! Betul! (tertawa)

Gon : Haa? Apa itu? (masih gemetaran)

Tiba-tiba Lucia menyambar amplopnya Killua. Killua sedikit tersentak lalu melihat ke arah Lucia dengan tatapan mata kucingnya.

Killua : Apa?

Lucia : (Ah, tahu begini aku ikut mendaftar juga!) Oniichan, aku minta uangnya ya! (mata memelas)

Killua : Buat apa? (masih mata kucing)

Lucia : Aku haus, mau beli choco mint (masih mata memelas)

Killua : Kau kan biasa minum darah (masih mata kucing)

Lucia : . . . . . Itu benar tapi sesekali aku juga ingin minum minuman yang manis... (masih mata memelas)

Gon yang mempunyai firasat akan terjadi perdebatan panjang jika tidak meleraikan kedua sahabatnya pun langsung menarik Killua pergi. Lucia hanya melambaikan tangannya ke arah Gon yang sedang menarik Killua ke arah lift.

Killua : Gon, lepasin! Apaan sih?!

Gon : Killua, ayo cepat pergi ke arena lantai 50, aku sudah tidak sabar!

Setelah itu Lucia pun mengikuti Gon dan Killua dari arah belakang. Tiba-tiba ada seorang anak kecil memakai jubah judo berwarna putih dengan seorang pria memakai kacamata dan rambutnya yang dibelah tengah melewati Lucia. Mereka pergi ke arah loket. Lucia menoleh lalu tersenyum.

Lucia : "Aku percayakan Gon dan oniichanku kepadamu, Wing-san. Mohon bantuannya."

Pria yang memakai kacamata itu pun tersentak kaget saat mendengar adanya suara yang muncul di kepalanya, lalu dengan segera berbalik badan untuk melihat siapa. Akan tetapi dia tidak bisa menemukan siapapun itu.

Zushi : Shihandai (guru), aku mendapatkan 152 jenny!

Wing : . . . .

Zushi : Shihandai? Shihandai!

Wing : Eh? Ah.. Baguslah, simpanlah uangmu itu dengan baik, Zushi.

Zushi : Osu**! (Yes sir!)

(**Selain arti "yes sir (ya pak)", kata "osu" mempunyai banyak arti lain, misalnya : hai! dan yo! Selain itu juga bisa dipakai untuk sapaan yang digunakan antara teman dekat laki-laki.)

Wing membetulkan kacamatanya.

Wing : (Siapa orang yang barusan lewat itu?)

-Bersambung-


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C79
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login