Download App

Chapter 13: AKU RINDU

🎀🎀🎀🎀

HAPPY READING

🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀🎀

Sudah 7 hari, selama itu pula Alyssa masih belum diijinkan untuk menemui Alvin.

Dari yang Ia dengar Alvin sudah siuman, Alyssa ingin sekali menemui kekasihnya itu, menanyakan bagaimana keadaannya? Apa pria itu masih marah? Atau masih mencintainya?

Pertanyaan terakhir membuat Ia takut, setelah mengetahui jika Renata yang selama ini berada di sisi sulit Alvin.

Jika dibandingkan dengannya, apa yang harus dibanggakan dari seorang Alyssa? Sepertinya tak ada. Karena Alyssalah penyebab kesulitan Alvin.

Masih pantaskah Alyssa bersama pria itu jika pada akhirnya Ia sendiri yang menyakitinya.

"Ehem." Alyssa mendongak saat mendengar suara seseorang di dekatnya.

"Karin, Lia..." Alyssa menatap Lia yang terlihat memalingkan wajahnya, Ia tahu gadis itu marah karena Alyssa tak menepati janjinya untuk menghadiri ulang tahun sahabatnya itu. Alyssa sudah berusaha untuk meminta maaf dan berusaha menjelaskan alasannya. Namun, Lia tak mau mendengarnya.

Karin menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat polos tersebut. Alyssa menatapnya bingung.

"Apa ini?"

"Kau kan yang mengirim uang itu setiap bulan ke rekening ibuku." perkataan Karin seolah bukan hanya sekedar pertanyaan melainkan dijadikan sebagai tuduhan.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti?" tanya Alyssa jujur, gadis itu benar-benar tak paham.

"Aku tidak suka kepura-puraanmu Lys. Aku memang bukan berasal dari keluarga berada, tapi aku punya harga diri. Berhenti mengirim uang itu! Aku bukan pengemis." setelah mengatakan isi hatinya, Karin dan Lia berlalu begitu saja tanpa mendengarkan penjelasan dari Alyssa.

"Karin!"

🎀

🎀🌼🎀

🎀

Alyssa memijat plipisnya yang terasa berdenyut, belum selesai masalahnya dengan Lia kini sudah mendapat masalah baru dengan Karin.

Kedua sahabatnya itu kini menjauhinya, entah apa yang di maksud Karin, Alyssa masih belum mengerti.

Mengirim uang? Setiap bulan?

Kapan Alyssa melakukannya?

Ia bahkan tak pernah melakukan hal itu, karena Alyssa tahu Karin bukanlah tepikal orang yang akan menurunkan harga dirinya hanya untuk uang. Gadis itu akan melakukan apapun untuk apa yang Dia mau selagi memang gadis itu bisa mendapatkannya.

Mereka sudah berteman sekian lama, melewati suka cita bersama. Tapi kenapa untuk masalah saat ini mereka tak mau mendengar penjelasan dari Alyssa.

"Kamu sedang ada masalah?" tanya sang Mamih yang kemudian duduk disamping anaknya tersebut, Alyssa hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Hanya sedang banyak tugas aja."

"Kamu yakin gak mau cerita?" Alyssa terdiam. Aluna seolah tahu apa yang sedang di alami Alyssa.

"Baiklah Mamih tidak akan memaksa, Mamih yakin kamu sudah bisa mengatasinya sendiri."

"Edgar kapan pulang Mih?" tanya Alyssa mencoba mencari topik lain.

"Kemungkinan seminggu lagi, dia harus berlatih untuk menjadi penerus Ayahmu."

"Aku merindukan mereka."

"Mamih juga merindukan adik dan Ayahmu."

"Alyssa."

"Emm?"

"Kamu sedang ada masalah sama Alvin?"

Deg.

"Tidak Mih." bohongnya.

"Yasudah, Mamih mau ke minimarket dulu. Kamu jaga rumah yah." Alyssa hanya mengangguk sebelum sang Ibu bangkit dan berlalu.

🎀🎀🎀🎀

"Alvin udah dibolehin pulang."

Pesan dari Gio membuat Alyssa langsung menancapkan gas mobilnya menuju rumah sakit. Berharap semoga kali ini Ia diijinkan oleh Tante Monika untuk bertemu dengan Alvin.

Alyssa berlari menuju ruangan inap Alvin. Namun anehnya saat Ia sampai di sana, ruangan itu terlihat kosong dan tak ada siapa-siapa.

Apa Alvin sudah pulang? Batinnya.

Alyssa pun keluar ruangan lalu menuju lobby rumah sakit untuk bertanya.

"Sus, apa pasien yang bernama Alvin Dirgantara sudah pulang?" tanyanya.

"Oh iya benar Miss, satu jam yang lalu mereka sudah pulang."

"Ohh begitu, yasudah makasih Sus." suster itu mengangguk.

Alyssa berjalan pelan menuju parkiran, pikirannya bercampur aduk.

Apa aku harus ke rumahnya? Tapi bagaimana jika Tante Monika mengusirku?

Alyssa menghela nafas Ia kemudian menatap langit yang terlihat mendung.

🎀🎀🎀

"Aku kangen." gumam Alyssa pada langit yang sudah gelap dan hanya memperlihatkan bulan serta bintang yang selalu di sisinya.

Seolah suara pelan penuh kerinduan itu bisa tersampaikan kepada orang yang di tuju.

Flashback on

"Lihat bulannya bulat sempurna!" teriak Alvin kecil. Alyssa yang tertidur di rerumputan bersama Alvin hanya tersenyum merekah dengan mulut yang berkata 'wow'

"Bintangnya juga cantik." lanjut Alvin.

"Lyssa pengen jadi bintang deh." kata Alyssa.

"Kenapa?"

"Supaya di bilang cantik sama Kak Alvin." Alvin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar ocehan gadis di sampingnya itu.

"Apa tidak ada alasan lain?" tanya Alvin mencoba mengubah topik.

"Lyssa masih mau jadi bintang, karena kata Kak Alvin bintang itu akan selalu menemani bulan kapanpun."

"Lalu?"

"Kak Alvin bulannya dan Lyssa bintangnya, karena Lyssa akan selalu di samping Kak Alvin."

Flashback off

Di lain tempat Alvin sama halnya dengan Alyssa, pria itu tengah memandang langit yang di penuhi bintang serta bulan di tengah-tengah di balik balkon kamarnya.

Memorinya kembali mengingat kenangan masa kecilnya bersama Alyssa. Ia begitu merindukan gadis itu, ingin menemuinya, ingin memeluknya dan ingin merasakan bibir ranumnya.

Alvin menutup matanya dengan bibirnya yang berucap pelan.

"Aku rindu."


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C13
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login