Download App

Chapter 18: #Berkas

Chapter (18)

...

"Di sini.. Di sini berkas nya pak!" Seru seorang warga, yang menjawab dengan lantang juga, sambil melambaikan tangan, dan memperlihatkan berkas yang di bawa nya.

"Apa itu benar berkas nya?" Ujar pak polisi yang bertanya pada Dipta.

Dipta pun mulai bangun, dan berdiri, untuk melihat berkas yang di maksud.

"Ya, benar.. Itu berkas nya!" Jawab Dipta yang membenarkan.

"Baik lah.. (Jawab polisi itu lirih pada Dipta, dan menganggukan kepala nya) Kalau begitu tolong cepat bawa ke sini!" Tegas pak polisi yang menyuruh orang yang membawa berkas itu untuk datang menghadap nya.

"Siap pak...." Jawab orang itu dengan lantang, di antara kerumunan warga yang menyaksikan.

Lalu orang itu mulai berjalan dengan cepat menuju ke tempat, di mana Dipta berada saat ini.

"Permisi.. Pak ini berkas - berkas nya tadi." Ujar seorang pria muda yang sekarang sudah berdiri di hadapan Dipta. Pria ini adalah seorang anak muda yang berpenampilan biasa saja.

"Oh terimakasih." Jawab Dipta, sambil menerima berkas milik nya itu.

Lalu Dipta mulai membuka berkas nya, dan akan memeriksa isi nya.

"Silakan di periksa dulu pak!" Seru pak polisi itu yang menyuruh Dipta untuk memeriksa berkas nya.

"Iya pak. Ini lagi mau saya periksa." Jawab Dipta.

"Baik. Kamu, tunggu sebentar di sini dulu!" Seru pak polisi yang menyuruh pemuda itu untuk menunggu sampai Dipta selesai memeriksa.

"Oke pak." Jawab si pemuda itu dengan santai.

Dipta mulai untuk memeriksa semua nya, satu per satu.

"Hmm, semua komplit." Ucap Dipta dalam hati nya.

"Gimana pak, benar itu milik anda?" Seru pak polisi yang bertanya pada Dipta.

"Ya, benar pak." Jawab Dipta yang membenarkan.

"Apa sudah di teliti semua nya? Ada yang kurang atau tidak?!" Tegas pak polisi itu yang bertanya lagi.

"Ya, sudah. Semua nya komplit, dan baik - baik saja." Jawab Dipta memberitahu, sambil mengembalikan, dan juga menata berkas - berkas nya lagi untuk dia masukan ke dalam amplop wadah nya.

"Oh, baik lah.." Jawab pak polisi itu. Lalu pak polisi itu menatap ke arah si pemuda. "Kalau begitu sekarang kamu sudah boleh kembali. Terimakasih sudah menjaga nya." Tegas pak polisi pada pemuda itu, dan juga berterimakasih pada nya.

"Sama - sama pak. Kalau begitu saya balik lagi ya." Jawab pemuda itu dengan santai, dan ingin berjalan balik ke tempat nya.

"Ah tunggu!" Seru Dipta yang menyuruh si pemuda itu untuk berhenti.

Pemuda itu pun tetap diam di tempat nya, dan tidak jadi pergi kembali. "Iya pak. Ada apa?" Seru si pemuda itu, dan bertanya pada Dipta dengan penasaran.

"Apa kamu masih sekolah?" Dipta bertanya dengan serius.

"Sekolah. Saya sudah tidak sekolah pak, sudah lulus SMK setahun yang lalu." Jawab nya memberitahu Dipta.

"Oh.. Berarti sekarang kamu sudah bekerja ya?" Seru Dipta yang bertanya lagi.

"Harus nya sih begitu pak. Tapi.... (berhenti sejenak, terlihat sedang memikirkan sesuatu)

"Tapi kenapa..?" Dipta bertanya lagi.

"Tapi.. Sebulan lalu saya di PHK pak." Jawab nya sedikit malu, sambil menundukan kepala nya.

"Kenapa di PHK..?" Dipta bertanya lagi.

"Ada pengurangan karyawan, dan saya salah satu nya yang juga kena." Jawab pemuda itu memberitahu.

"Berapa umur mu sekarang?" Dipta bertanya serius.

"19 tahun..." Jawab nya.

Dipta lalu menoleh ke arah pak polisi, dan polisi itu terlihat sedang menunggu nya. Dipta pun paham, dan dia tidak mau lama - lama lagi. Lalu Dipta merogoh ke saku nya, dan dia mengambil selembar kertas di tangan nya.

"Ini... (memberikan) Itu adalah kartu nama ku. Kalau kamu ingin bekerja lagi, kamu bisa menghubungi nomor yang ada di kartu itu!" Tegas Dipta yang memberitahu pemuda itu dengan sedikit senyum.

Si pemuda itu pun menerima kartu yang di berikan Dipta pada nya, dan juga terlihat wajah nya begitu senang setelah menerima nya.

"Dipta Ramadhan..." Seru si pemuda itu yang membaca di kartu nama, dengan suara sedikit keras, dan beberapa orang bisa mendengar nya.

"Apa... Dipta Ramadhan?" Seru pak polisi sedikit terkejut mendengar nama itu.

"Iya..." Jawab pemuda itu sambil menganggukan kepala nya.

Lalu pak polisi mendekat pada nya, dan ikut melihat kartu itu, dan juga membaca nya dulu di dalam hati. Dipta sendiri yang melihat nya hanya diam membisu.

"Benar kah itu dia? (kata pak polisi dalam hati) Dipta Ramadhan, Emperor Group." Seru pak polisi itu dengan suara keras, yang mengeja sedang membaca tulisan dalam kartu yang di berikan Dipta pada anak muda itu.

Sekejap pak polisi itu terkejut ketika mengetahui nya.

"Itu Dipta Ramadhan."

"Pemilik perusahaan Emperor."

"Iya, apa itu dia? Pemilik perusahaan terbesar itu?"

"Pak polisi itu tadi berkata seperti itu."

"Dipta Ramadhan, Emperor Group. Bukan kah begitu kata pak polisi itu tadi?"

Suara ramai - ramai warga yang ada di tempat itu, ketika mendengar nama Dipta Ramadhan, dan Emperor Group.

Dipta sendiri mulai merasakan tidak nyaman, dan ingin segera pergi. Lalu Dipta perlahan - lahan mulai bangkit, berdiri dengan tegak, dan sedikit menahan perih luka baretan yang ada di tubuh nya.

"Ada apa dengan Dipta Ramadhan?" Seru si pemuda itu yang bertanya, karena tidak tahu.

Tidak ada yang menjawab. Pak polisi itu lalu mendekat pada Dipta.

"Maaf, boleh tanya SIM Anda pak?" Seru pak polisi itu yang lalu menanyakan surat ijin mengemudi milik Dipta.

"Oh, SIM (Dipta mulai mencari dompet nya untuk mengambil SIM milik nya) Ini pak SIM saya!" Jawab Dipta sambil memberikan SIM milik nya yang di minta oleh pak polisi itu.

"Baik pak." Jawab pak polisi itu yang sambil menerima KTP yang di berikan Dipta.

Lalu setelah menerima SIM nya, pak polisi itu mulai meneliti, dan membaca nya.

"Benar, dia Dipta Ramadhan pemilik Emperor Group!" Bisik pak polisi itu pada teman polisi nya juga dengan lirih.

"Ya benar." Jawab teman nya dengan berbisik juga.

Lalu pak polisi itu mulai mengeluarkan buku kecil yang di bawa nya, dan mulai mencatat nomor SIM milik Dipta itu.

"Ini pak, saya kembalikan SIM Anda!" Seru pak polisi itu sambil memberikan SIM milik Dipta pada nya lagi, dan juga bersama dengan selembar surat untuk nya.

Surat itu adalah surat pemberitahuan kecelakaan untuk bantuan menderek mobil milik nya yang sudah hangus terbakar.

**Bersambung .....

#Jangan Lupa Beri Gift Jika Kalian Suka, Juga Batu Kuasa/Power Stone Kalian, dan Tambah ke Daftar Favorit Kalian juga ya! Terimakasih :-)


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C18
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login