Download App

Chapter 28: Mengalami Sebuah Kejadian yang Besar

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Saat Bai Yeqing menunggu jawabannya, ia hanya mengangkat alisnya. Kemudian Bai Yeqing hanya mendengar Xia Xingchen berkata, "Tentu saja aku peduli. Kamu menjadi presiden paling populer di negara kita, dan semua orang peduli padamu. Kemarin dalam berita, aku melihat bahwa kamu mungkin terluka, dan rekan-rekanku yang lain sama seperti aku. Sangat khawatir terhadap pemimpin negaranya."

Bai Yeqing menatapnya tajam, dan ia bertanya dengan dingin, "Apakah hanya itu?"

Xia Xingchen tidak mengerti hal yang dimaksudnya dengan 'hanya seperti itu'. Tidak ingin terjebak pada pembahasan yang tidak dimengertinya, ia pun beralih ke topik yang lain, "Kamu sangat lemah, jangan banyak bicara sekarang. Makanlah bubur ini selagi panas! Cepat sembuh agar masyarakat tidak begitu khawatir."

Xia Xingchen berbicara lagi dan menyuapi bubur itu ke mulutnya. Sekilas Bai Yeqing melihat ekspresi di wajah Xia Xingchen. Matanya yang semula menggelap lalu berubah lebih terang, seolah-olah ia ingin melihat sesuatu di wajah perempuan itu. Namun pada akhirnya, itu tidak berhasil.

Bai Yeqing seketika merasa sedikit kecewa dan tidak mengatakan apapun lagi. Ia hanya memakan buburnya dengan ekspresi acuh tak acuh.

Suasana ambigu tadi menghilang sejenak.

Tiba-tiba saat ini perasaan dalam hati Xia Xingchen berubah. Apakah ia khawatir seperti orang lain? Pertanyaan ini tentu hanya bisa dijawab oleh dirinya sendiri.

*****

Hingga pada suatu sore, Fu Yichen kembali ke rumah itu. Ia datang untuk mengganti perban Bai Yeqing yang sudah sangat kotor oleh obat merah dan bekas darah.

Selama dokter pribadinya ini datang untuk merawat, Bai Yeqing hanya berbaring di ranjangnya. Ia pun hanya melirik sebentar ke Dokter Fu Yichen dan tertidur lagi.

"Dia demam sepanjang malam, tapi saat pagi hari sudah tidak demam. Dia memiliki selera makan yang baik, dan makan dua mangkuk bubur sepanjang hari." Xia Xingchen dengan patuh melaporkan situasi sepanjang hari ini. Meski demikian ia melaporkan ke dokter itu dengan suara pelan, maklum ia takut membuat Bai Yeqing marah. Kemudian, Xia Xingchen melanjutkan lagi, "Lalu dia bangun sebentar tadi, dan aku sangat mengkhawatirkannya. Dr. Fu, apakah dia baik-baik saja?"

"Yah, ini normal. Lagi pula kondisinya saat ini juga tidak terlalu buruk." Fu Yichen melirik Xia Xingchen sembari berkata, "Aku akan mengganti perban untuknya sekarang, tolong bantu aku."

"Baik, Dok" Jawab Xia Xingchen dengan tegas.

Xia Xingchen mengambil gunting untuk memotong kain kasa di dadanya sesuai dengan instruksi Fu Yichen. Sebelum selesai mengganti perbannya, Bai Yeqing tiba-tiba terbangun.

Sepintas, Bai Yeqing melihat bahwa Xia Xingchen condong ke arahnya dengan membawa gunting ditangannya, dan ia sedikit mengernyit keningnya. Dengan suara malas ia bertanya, "Ada apa?"

"Dr. Fu ada di sini, dan sekarang aku harus mengganti perban yang menutupi lukamu." Kata Xia Xingchen, kemudian ia pun melanjutkan penjelasannya, "Mungkin akan sedikit menyakitkan."

Dengan suaranya yang lembut itu, Bai Yeqing secara tidak sadar ia merasa sedikit lebih tenang. Ia nyaris tidak membuka matanya yang berat, "Berikan aku guntingnya, kamu lebih baik keluar saja!"

"Kenapa? Aku membantu Dr. Fu dan tidak mungkin keluar begitu saja."

"Hei Ingat! Jika aku menyuruhmu keluar, kamu harus keluar!!" Bai Yeqing mengangkat tangannya untuk mengambil gunting dari tangan Xia Xingchen. Sayangnya Xia Xingchen mengangkatnya lebih tinggi darinya, dan tidak memberikan kepadanya.

Seketika Bai Yeqing mengerutkan kening dengan melihat perlakuan Xia Xingchen padanya.

'Perempuan ini, apakah dia memanfaatkan sakitnya sekarang?' Pikir Bai Yeqing...

Lalu ia melirik Fu Yichen dan memintanya, "Suruh dia keluar!"

Fu Yichen menatap Xia Xingchen dengan penuh arti dan memandangnya. Sekejap kemudian ia menggigit bibirnya lalu berkata "Nona Xia, maaf atas permintaanku tadi. Aku ingat bila lukanya akan terlihat dengan banyak darah. Presiden takut Anda tidak tahan. Jika Anda takut, silakan keluar. Aku pikir agar presiden sendiri yang membantu saya."

Begitu Fu Yichen berbicara, Bai Yeqing menatap Xia Xingchen dengan tatapan yang tajam.

'Orang ini! Siapa yang membuatnya begitu banyak berbicara? Banyak omong!' Pikir Bai Yeqing kesal.

Xia Xingchen pun terdiam sejenak dan melirik Bai Yeqing. Dalam hati ia melanjutkan isi hatinya, 'Pria ini... apakah dia benar-benar takut pada lukanya?'

Karena Bai Yeqing tidak membantah perkataan Dr. Fu, apakah itu berarti apa yang ia katakan itu... benar?

Bai Yeqing gelisah. Namun sebaliknya, Xia Xingchen tidak bisa menahan tawa, "Hahaha. Tenang, aku tidak takut. Selain itu... dia sangat terluka sekarang, aku takut dia tidak bisa menahan diri."

Fu Yichen mengangguk, "Hmmm masuk akal, itu yang terbaik yang bisa Anda lakukan."

Bai Yeqing seketika terdiam, ia pun menjadi semakin kesal. Jadi, apakah pendapatnya benar-benar diabaikan oleh kedua orang di depannya ini sekarang?

Ketika Fu Yichen sedang memberikan obat, Xia Xingchen membantu memotong kain kasa di dada dan tangannya.

Setiap kali Bai Yeqing bernapas, napasnya terdengar agak berat. Lagi pula mengenai lukanya, Xia Xingchen sudah melihatnya kemarin. Sekarang, ia hanya perlu memeriksanya lagi. Xia Xingchen merasakan tulang belakangnya sedikit terasa lebih baik dari pada kemarin.

Xia Xingchen bergerak lebih hati-hati, karena takut menyakitinya.

Tatapan Bai Yeqing jatuh di wajahnya selama Xia Xingchen membersihkan lukanya. Melihat wajahnya yang cemberut dan pucat, ia berkata, "Jangan memaksakan diri."

"Jangan meremehkanku." Xia Xingchen meliriknya, kemudian melanjutkan pekerjaannya memotong kain kasa, "Meskipun aku belum pernah melihat cedera yang sangat serius seperti ini, tapi aku pernah mengalaminya. Ya, aku pernah mengalami kejadian besar seperti itu."

"Kamu? Pernah mengalami cedera yang besar?" Bai Yeqing dengan santai berbicara dengannya. Tampilan Xia Xingchen yang fokus sebenarnya terlihat begitu menawan.

"Ketika aku melahirkan Xia Dabai, aku mengalami pendarahan besar. Saat itu aku merasa seperti di antara hidup dan mati. Dokter memberitahuku jika keadaan ini sangat kritis. Tapi untungnya, aku selamat. Kalau tidak, kamu tidak akan melihatku sekarang. Jadi, menurutmu apakah aku sudah pernah mengalami kejadian yang besar?"

Ketika Xia Xingchen mengatakan hal-hal ini, nadanya terdengar sangat santai, dan bahkan ia masih bisa tersenyum. Setelah mengatakan itu, Xia Xingchen masih menatapnya, seolah ia sedang menunggu Bai Yeqing menganggukan kepalanya.

Bai Yeqing mengerutkan alisnya. Seketika ia hanya terdiam dengan serius.

Perempuan ini, ia bahkan tertawa saat menjelaskan hal seperti itu!

"Jangan terlalu serius." Melihat wajah Bai Yeqing yang serius membuat Xia Xingchen menjulurkan lidah dan terlihat seakan sedang meledeknya, "Yah, aku seharusnya tidak mengatakan hal-hal seperti itu pada saat ini."

Ia menundukkan kepalanya lagi dan masih sibuk menggunting kasa untuk perban. Rambut panjang di pipinya turun, menghalangi wajah lembutnya yang tampak fokus.

Bai Yeqing menatapnya, hal yang tidak bisa dijelaskan dalam benaknya adalah ekspresi ketakutan dan ketidakberdayaan dirinya yang tergeletak di atas ranjang operasi.

Urusan Xia Xingchen, Leng Fei telah menindaklanjuti. Namun, Sekertarisnya itu tidak pernah mengatakan kepadanya bahwa Xia Xingchen menderita pendarahan hebat.

Setelah mendengarnya sekarang, tanpa diduga, dadanya terasa sesak.

Bai Yeqing menggerakkan jari-jarinya. Tiba-tiba ia menjulurkan tangannya dan menyingkap rambut panjang di pipinya. Ia juga menaruhnya di belakang telinganya.

Saat ujung jari pria itu menyentuh telinganya, Xia Xingchen seolah seperti membeku. Hatinya seakan kacau saat mendapat sentuhan Bai Yeqing seperti ini.

Tanpa sadar Xia Xingchen menatapnya, dan melihat kilau yang sangat dalam di mata pria itu. Hal ini membuat jantungnya berdetak kencang.

Dengan santai, Bai Yeqing menyingkap rambut di pipi Xia Xingchen, dan tidak mengatakan apapun padanya. Xia Xingchen menundukkan kepalanya dengan tenang dan berusaha tidak terlihat malu.

Tapi… Xia Xingchen tidak bisa menahan diri untuk terus mengingat-ingat dalam benaknya. Perasaan yang rumit ini... apa artinya?

Sebaliknya, Fu Yichen yang tanpa sengaja memahami semua detail kecil ini di matanya. Ia hanya bisa memandangi perilaku mereka berdua. Seakan memahami sesuatu, ia hanya membuka bibirnya dan tertegun.

Selama ini ia dan Bai Yeqing tumbuh bersama dalam lingkungan tentara. Kejadian itu adalah pertama kali baginya dapat melihat Bai Yeqing menatap seorang perempuan dengan tulus.

Hal ini sungguh langka! 

"Mereka berdua, apakah menjadi suatu hal yang tidak mungkin jika mereka memiliki masa depan untuk hidup bersama?' Tanya Fu Yichen dalam hati.

*****

Setelah Xia Xingchen memotong kain kasa, luka semalam benar-benar terlihat dengan jelas. Meskipun ia sudah melihatnya, tapi dirinya masih tidak berani melihatnya lagi.

Luka ini pasti terasa sangat sakit, melihatnya saja sudah bisa membayangkan betapa perihnya!

Fu Yichen berkata dengan bijaksana layaknya seorang dokter pada umumnya, "Obat ini punya dosis tinggi, dan akan sedikit terasa perih."

"Sudah, hentikan omonganmu ini. Oleskan saja!"

Fu Yichen mengangguk dan mengoleskan obat itu pada lukanya.

Untuk sesaat, tangan Bai Yeqing yang tidak terluka meremas seprai di bawahnya. Rasa sakit yang tidak tertahankan membuat bibirnya pucat. Di dahi, ujung hidung, dan semuanya tampak mengucurkan keringat dingin dengan deras. Namun, ia memilih untuk menggertakkan giginya dengan kuat tanpa mengeluh kesakitan sedikitpun.

Xia Xingchen hanya merasa jantungnya ikut berdetak kencang saat melihatnya. 


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C28
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login