Download App

Chapter 30: Menjaga Jarak dengan Aman

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Fu Yichen benar, sangat mudah untuk jatuh cinta dengan Bai Yeqing. Karena itu, jika Xia Xingchen benar-benar jatuh cinta padanya, kemungkinan besar rasa itu pasti sebuah kesalahan. 

Xia Xingchen sebenarnya orang yang pemalu, dan tidak mau membawa keburukan pada dirinya. Sayangnya, setelah hari itu, ia selalu menjaga jarak dari Presiden Bai Yeqing baik sengaja maupun tidak.

Seperti ciuman untuk mengalihkan rasa sakit itu, Xia Xingchen berusaha untuk sebisa mungkin tidak mengingat kejadian itu.

Untungnya, setelah Bai Yeqing sudah mulai pulih, ia mulai sibuk kembali. Meskipun masih di tempat tidur, Leng Fei datang setiap hari untuk melaporkan situasi saat ini secara tepat waktu.

Selama empat hari berturut-turut, Bai Yeqing tidak pernah muncul dalam berita dan di depan umum. Hal ini menimbulkan kecurigaan di dalam negeri dan luar negeri, jadi ia harus berdiskusi dengan Leng Fei tentang tindakan pencegahan yang tepat.

Pada hari kelima, Leng Fei mengusir beberapa pejalan kaki yang tanpa sengaja melewati daerah sekitar rumah ini. Xia Xingchen sendiri juga sibuk di dapur untuk merebus air dan memberinya obat.

Ketika Xia Xingchen sibuk, tiba-tiba ponselnya berdering. Kontak bernama 'Zenan' berkedip di layar. Xia Xingchen dengan cepat melihat layar ponselnya, ia baru ingat bahwa Zenan adalah Yu Zenan pasangan kencan butanya beberapa waktu lalu.

Yu Zenan belum menghubunginya sekalipun sejak hari itu. Xia Xingchen sampai mengira bila pria itu tidak akan melanjutkan kencan buta mereka lagi.

"Hei, halo"

"Apakah kamu berada di Kantor Kementerian Luar Negeri? Aku ada di depan lobi kantormu, hari ini aku akan mengajakmu makan bersama." Jawab Yu Zenan dari seberang telepon tersebut. Dari suaranya masih terlihat akrab seperti saat itu, padahal mereka berdua hanya bertemu sekali.

Saat Yu Zenan mengajaknya makan bersama, Xia Xingchen seketika menjadi khawatir, "Aku sudah tidak berpartisipasi dalam ujian penilaian saat itu. Jadi, aku menggagalkannya."

"Apakah kamu tidak serius mempersiapkannya, mengapa kamu tidak mengambil ujian penilaiannya itu?"

"Ceritanya panjang." Suara Xia Xingchen berubah menjadi pelan. Kemudian ia mendapatkan kembali semangatnya, "Tapi itu tidak masalah, aku sekarang sedang mengirim lamaran dan mulai mencari pekerjaan lain."

"Kamu punya bakat, tunggu saja. Kementerian Luar Negeri pasti akan memanggilmu kembali."

"Jangan berusaha menghiburku." Xia Xingchen benar-benar tidak menganggapnya serius.

Yu Zenan tertawa, "Haha, apakah kamu tidak dalam perasaan yang baik? Aku sedang membujukmu dan membuatmu merasa lebih baik. Namun, membujuk di telepon sepertinya tidak berhasil, hehe. Di mana kamu sekarang? Aku akan menjemputmu. Aku ingin mengajakmu pergi dan makan sesuatu yang enak untuk memperbaiki suasana hatimu."

"Dengan Aston Martinmu lagi?"

"Jika kamu tidak suka mobil ini, tidak apa-apa. Aku akan pakai mobil yang lain."

"Tidak, bukan karena aku tidak suka. Hanya saja, aku sedikit sibuk akhir-akhir ini, dan maaf mungkin aku tidak bisa pergi hari ini." Xia Xingchen bukannya tidak mau berteman dengannya, tetapi tugas pertamanya sekarang adalah bukan untuk menyelesaikan urusan pernikahannya.

"Kalau begitu... bagaimana kalau besok?"

"Aku tidak tahu apakah urusanku akan selesai besok, setidaknya sepuluh hari kemudian."

"Oke, kalau gitu sepuluh hari kemudian. Itu saja!" Yu Zenan menjawab dengan cepat.

Xia Xingchen memikirkan bahwa Bai Yeqing pasti sudah bisa bangun dari tempat tidur meskipun ia belum sepenuhnya pulih setelah sepuluh hari ini. Walau sebenarnya, ia seharusnya tidak boleh berjanji dulu untuk sementara waktu.

"Oke. Kalau begitu sepuluh hari... Hei, bagaimana kamu bisa keluar dari kamar?" Xia Xingchen belum selesai berbicara dengan Yu Zenan, dan ketika dia melihat ke belakang, dia melihat seseorang muncul di ruang aula rumah itu.

Xia Xingchen terkejut.

"Apa?" Yu Zhenan bingung.

"Tidak ada. Maaf, aku sangat sibuk di sini, aku tidak ada waktu berbicara denganmu saat ini. Kalau begitu, sampai jumpa dalam sepuluh hari lagi." Xia Xingchen selesai berbicara dan menutup telepon dengan tergesa-gesa.

Ternyata Bai Yeqing lah yang berjalan keluar dari kamarnya. Ia berjalan setiap langkah dengan berusaha sekuat tenaga. Setiap satu gerakan, saraf di tubuhnya terasa sakit. Terlihat dari langkah-langkahnya saja sudah tidak stabil. 

Perjalanan dari kamar ke ruang aula juga lumayan jauh. Hal itu membuat dahi Bai Yeqing berkeringat dingin.

Xia Xingchen takut Bai Yeqing akan jatuh, ia tidak berani membiarkannya sendiri. Dengan cepat ia bergegas membantunya.

Hatinya gelisah ketika Bai Yeqing memasuki ruang aula rumah. Ia berusaha sekuat tenaga mungkin memegang pinggangnya dengan berpegangan pada sofa. Melihat kondisi Bai Yeqing yang seperti itu, Xia Xingchen jadi tidak tega bila hanya memandangnya saja.

Saat menggapainya, Xia Xingchen merasakan napas Bai Yeqing yang berat. Ia merangkul pingganya untuk membantunya berjalan. Xia Xingchen juga memegangnya dengan erat. Ya, saat ini kecepatan langkah Bai Yeqing sangat lambat.

Xia Xingchen berjalan sembari merangkulnya, kemudian ia pun bertanya, "Mengapa kamu keluar? Dokter Fu menyuruhmu untuk beristirahat di tempat tidur."

"Besok aku harus muncul di depan umum, aku harus terbiasa dengan rasa sakit ini."

"Kamu akan muncul di depan media besok?"

"Iya." Jawabnya singkat.

Xia Xingchen mengernyitkan dahinya, "Tapi tubuhmu baik-baik saja hanya untuk sementara waktu. Jika kamu memaksanya, kamu tidak akan dapat bertahan hidup! Apalagi, kamu masih memiliki begitu banyak luka yang belum sembuh, ada banyak orang di luar, dan cuaca juga sedang tidak bagus, kalau-kalau..."

Semakin banyak Xia Xingchen berkata, ia semakin khawatir.

Bai Yeqing menatap wajah Xia Xingchen yang cemas sehingga ia tiba-tiba merasa bahwa lukanya tidak begitu menyakitkan lagi.

Bai Yeqing membuka mulutnya yang pucat itu dan berbisik, "Menurutmu bagaimana keadaan pinggangku?"

"Apa?" Bai Yeqing bertanya tiba-tiba, membuat Xia Xingchen menggaruk kepalanya tidak mengerti, 'pinggang apa?' Katanya dalam hati.

Bai Yeqing meliriknya, dan tangannya yang tidak terluka tiba-tiba merangkul Xia Xingchen.

Gerakan tangannya sedikit bertenaga, Xia Xingchen pun seketika maju selangkah dan hampir menempelkan wajahnya ke dada Bai Yeqing.

"Um…" Xia Xingchen mengerang, tubuhnya menjadi kaku, dan ia berusaha untuk menjaga jarak dari Bai Yeqing, "Apa yang kamu lakukan...?"

Seluruh dada Bai Yeqing terluka, Xia Xingchen takut menyakitinya, jadi ia hanya bisa menahan tangannya di pundaknya.

Sayangnya, pria itu sepertinya melupakan cederanya.

Telapak tangannya yang besar yang memeluk pinggang Xia Xingchen bergeser ke samping, dan ia mencubit tepat di sisi pinggangnya yang baru saja dirangkulnya.

"Sakit…" Xia Xingchen mengerutkan alisnya.

"Bodoh!" Bai Yeqing menatapnya dari atas ke bawah, dan memukulnya dengan lembut. Ia menggesek-gesekan cederanya ke Xia Xingchen. Dengan pelan, ia menggesek-gesekkan luka dadanya ke Xia Xingchen.

Xia Xingchen menahannya sebentar. Bai Yeqing tidak paham dengan apa yang dilakukan Xia Xingchen.

Berbeda dengan Bai Yeqing, saat ia menyadari hal yang Xia Xingchen lakukan, ia merasakan sedikit kehangatan dan sedikit rasa kasih sayang yang tidak dapat dijelaskan oleh hatinya...

Telapak tangan Xia Xingchen terasa sangat hangat. Suhu tubuhnya seakan mampu melewati pakaiannya, berpindah dari tangannya ke kulitnya dan menembus jauh ke dalam dadanya. Bai Yeqing hanya merasa bahwa rasa sakit yang baru saja dirasakannya mampu menghilang walau hanya sebentar.

Kemudian… hanya terdengar detak jantung Xia Xingchen yang sedang tidak teratur… dan… panas yang membuatnya merasa tidak nyaman....

Saat ini, Xia Xingchen berusaha sangat keras untuk menjaga jarak darinya, tapi sekarang… keduanya begitu dekat. Ketika mereka mendekat, ia bisa melihat dengan jelas wajah Bai Yeqing yang tampan. Xia Xingchen melihat jauh ke bawah. Ia memandangi simpul di tenggorokannya dan tulang selangkanya yang seksi… 

Xia Xingchen menundukkan kepalanya dan tidak berani menatapnya lagi.

Pikir Xia Xingchen, Bai Yeqing memiliki kehidupannya seperti peri, setiap sisi tubuhnya seperti dibentuk dengan sempurna… 

"Itu… tidak apa-apa, tidak sakit lagi…" Xia Xingchen akhirnya menemukan keberaniannya untuk berbicara. Walau demikian, dalam beberapa kata, ia harus berulang kali mengulang ucapannya.

Anehnya, gerakan Bai Yeqing tidak berhenti. Ia hanya menatapnya dan bertanya, "Apa yang terjadi dengan pekerjaanmu?"

"Ah?" Xia Xingchen seketika kaget dan karena terlalu dekat dengannya, dirinya langsung mengangkat kepalanya.

"Aku baru saja mendengar kamu berbicara di telepon. Apakah Kementerian Luar Negeri mengeluarkanmu?"

"Emm, iya." Xia Xingchen berusaha menjernihkan pikirannya, "Hari saat kamu terluka adalah hari aku ujian penilaian. Ketika Leng Fei meminta tolong padaku dan menjemputku, aku tidak punya waktu untuk mengambil ujian itu."


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C30
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login