Download App

Chapter 40: Cinta Lama dan Baru Saling Bertemu

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Dalam pertemuan dengan Yu Zenan, Xia Xingchen tidak terpikirkan akan melihat Bai Yeqing di lapangan golf ini. Apalagi, saat jarak diantara keduanya hanya dua puluh meter.

Jika Xia Xingchen pura-pura tidak memandangnya, sayangnya Bai Yeqing juga bersama Xu Yan di tempat ini.

Punggung Xia Xingchen menempel di dada Yu Zenan dan ia baru saja belajar bermain golf. Awalnya ia tidak merasakan apa-apa, namun saat ini justru merasa bersalah.

Kebetulan sekali, mata Xia Xingchen tidak sengaja saling memandang dengan Bai Yeqing dan jantungnya tiba-tiba berdegup kencang.

"Itu…" Xia Xingchen mulai berbicara, dan tangannya ingin lepas dari telapak tangan Yu Zenan, "Atau... mari kita lakukan sesuatu yang lain, bagaimana kalau berhenti bermain?"

Mata Yu Zenan sangat tajam. Ia menatap Xia Xingchen, sekejap kemudian melirik ke arah rombongan kepresidenan.

Yu Zenan tampak tidak senang, "Dari saat pertama kali dia muncul sampai saat ini, matamu terus menatap ke arahnya. Segitukah? Apakah Tuan ini begitu menarik?"

"Kamu ngomong apa sih? Aku tidak mungkin seperti itu!"

"Tidak?" Yu Zenan mendengus, matanya menatap serius ke mata Xia Xingchen, "Kamu terlalu sering mengawasinya!"

"Siapa bilang aku mengawasinya? Aku tidak mengawasinya!" Xia Xingchen tidak menutupi perasaannya.

"Kalau begitu siapa yang kamu lihat?" Yu Zenan mengangkat alisnya dan tampak tidak percaya dengan kata-kata Xia Xingchen.

Xia Xingchen mengatupkan bibirnya dan mencoba mencari alasan lain, "Oh, aku melihat orang asing yang berdiri di sebelahnya, itu yang sibuk menerjemahkan."

"Ha! Kamu mencoba membohongiku?"

"Dia adalah pacar pertamaku." Xia Xingchen mencondongkan sedikit tubuhnya ke depan, dan berkata dengan malu-malu, "Namun, kami sudah putus selama bertahun-tahun. Selain itu, dia juga akan menjadi saudara iparku."

Yu Zenan seketika terdiam dengan simpati, "Wow, ini menyedihkan."

"Hey, kamu sedang mengejekku!"

"Ya, kurasa dia cukup menarik bagimu." Yu Zenan berdiri di depannya dan meletakkan tangannya di atas bahu Xia Xingchen, "Lihat, begitu aku dekat denganmu, mata pria itu pasti akan menatap ke arah kita."

Xia Xingchen langsung diam tertegun. Ia hanya melirik Xu Yan, persis seperti yang dikatakan Yu Zenan. Alhasil Xu Yan langsung melihat ke arah mereka berdua. Xia Xingchen mencoba bertahan sebentar lagi dan pria di depannya tersenyum padanya.

Ini aneh. Jelas belum lama sejak Xia Xingchen dan Xu Yan ini terakhir bertemu. Namun pada saat ini, penyesalan di hatinya berangsur-angsur mereda.

Sebaliknya, seseorang tanpa sadar berlama-lama di sana.

Xu Yan duduk berdampingan di tempat istirahat dan sedikit bersandar ke belakang kursinya sambil ngobrol dengan Tuan Mayn. Tubuhnya yang tinggi dan tegap seperti bangsawan pada umumnya.

Melihat bahwa Xia Xingchen sedang menatapnya, ia tiba-tiba memalingkan matanya dan hanya menatapnya dari kejauhan. Entah penyebabnya, tapi tatapannya terasa sejuk dan tidak ada peningkatan apapun.

Sebaliknya, detak jantung Xia Xingchen berdetak cepat. Dalam waktu yang lama, jantungnya berdegup kencang. "Apakah kamu ingin aku mengetes hati pria itu?" Yu Zenan tiba-tiba bertanya.

"Apa?" Xia Xingchen tidak mengerti. Hati siapa yang akan diujinya?

Yu Zenan merentangkan lengannya yang panjang, melingkarkan lengannya di pinggang Xia Xingchen, dan tiba-tiba memeluknya dengan kuat.

Hormon pria mengisi napasnya, Xia Xingchen terdiam sejenak untuk menyadari bahwa ia dipeluk oleh Yu Zenan. Kini wajahnya langsung memerah karena malu.

"Hei! Apa yang kamu lakukan!"

"Sudah, jangan bergerak!" Yu Zenan tertawa, "Hei, tahukah kamu apa yang cinta pertamamu lakukan sekarang?"  

Xia Xingchen hanya terdiam saat Yu Zenan menanyakan itu.

"Hmmm wajah penerjemah itu memang sedikit cemburu! Tapi... aneh, kenapa malah wajah Presiden yang terlihat sangat tidak baik!"

Xia Xingchen menggigit bibirnya dan mendorongnya untuk menjauh dengan wajah yang memerah, "Kamu bajingan!"

Yu Zenan tertawa dan protes, "Hei aku di sini untuk membantumu. Sekarang kamu bisa melihatnya, bawah cinta pertamamu masih mengingatmu!"

"Kamu membantuku? Aku lebih merasa bahwa kamu hanya ingin mengambil keuntungan dariku!" Xia Xingchen berteriak dan mencoba untuk menyalahkannya.

Dalam kepala Xia xingchen, ia merasa bahwa Bai Yeqing mungkin hanya akan salah paham padanya dan Yu Zenan, kan? Tapi... siapapun yang dekat dengan Xia Xingchen tidak ada hubungannya dengan Bai Yeqing kan?

Setiap hari Bai Yeqing juga banyak berurusan dengan segudang urusan kenegaraan ini, bagaimana mungkin ia peduli tentang hal-hal sepele seperti ini?

Yu Zenan berseru dan menghela napas sambil berjalan, "Aku tidak menyangka ternyata kamu cukup nyaman dan memiliki sosok yang perhatian."

"Kamu masih berani bilang begitu!" Wajah Xia Xingchen memerah.

Yu Zenan berbalik. Ia menggenggam tangan Xia Xingchen dan berbicara dengannya lagi, "Jangan marah, aku tidak akan menahannya. Bahkan, aku merasa nyaman, apa kamu tidak merasakannya?"

Yu Zenan tersenyum, menggenggam tangan Xia Xingchen dan meletakkan di dadanya. Sebaliknya, Xia Xingchen justru merasa geli, kaget dan jengkel serta memelototinya secara bersamaan, "Siapa yang ingin menyentuhmu, aku tidak sesenang kamu."

"Hahaha!"

Xia Xingchen pun hanya bisa diam melihatnya tertawa puas. Ia masih merasa kesal atas perlakuan yang dilakukannya.

Tawa hangat dan bahagia Yu Zenan menembus hingga 20 meter jauhnya. Suara tawa itu langsung datang ke arah sana.

Leng Fei mengetahui wajah Presiden yang semakin buruk, terutama setelah Tuan Mayn pergi bermain golf. Bai Yeqing hanya duduk di sana dan seluruh udara tampak membeku.

"Tuan, orang yang bersama Nona Xia... sepertinya adalah adik Wakil Presiden Yu."

"Um." Bai Yeqing sudah menyadarinya dari tadi. Meskipun tidak lama sebelum Yu Zenan kembali ke Cina, ia bisa langsung mengenalnya walau hanya sekilas.

"Mengapa dia dan Nona Xia begitu dekat? Saya curiga dia tahu tentang hubungan Nona Xia dengan Anda dan sengaja mendekatinya."

Bai Yeqing hanya terdiam mendengar kecurigaan sekretarisnya ini. Bibirnya juga menutup rapat dan hanya bisa dengan jelas mendengar suara mereka. Namun, matanya tidak pernah melihat ke arah mereka lagi.

Leng Fei benar-benar tidak mengerti dengan maksud Tuannya.

*****

Setelah lama bermain, Xia Xingchen merasa lelah. Ia meminta izin kepada Yu Zenan untuk pergi ke kamar mandi sendirian. Ia melewati sisi Bai Yeqing. Dari situ, ia bisa langsung merasakan bahwa tatapan Xu Yan selalu mengikuti sosoknya.

Tapi bagi Bai Yeqing, tampaknya hati Xia Xingchen benar-benar merasa ada yang kosong.

Xia Xingchen mengabaikan rasa yang tidak bisa dijelaskan di hatinya dan melangkah tegap ke kamar mandi.

Setelah mencuci tangannya, ia keluar dari kamar mandi. Seketika ia menundukkan kepalanya dan tanpa sadar menabrak dada seseorang yang lebar.

Xia Xingchen tertegun setelah menabraknya. Ia mengangkat kepalanya dan tiba-tiba matanya bertemu dengan tatapan Xu Yan yang dalam.

"Bagaimana bisa kamu di sini?" Xia Xingchen tersenyum dan menunjuk ke plakat di dinding. "Ini toilet wanita."

"Aku tahu, aku sengaja menunggumu."

"Menungguku?"

Xu Yan mengangguk dan menatapnya dengan tatapan penuh arti, "Dia pacarmu? Orang yang membawamu pergi secara tiba-tiba saat terakhir kali kamu mabuk, kan?"

Tatapan Xu Yan saat menanyakan itu seperti seseorang yang kesepian. Xia Xingchen pun bisa melihat hal itu di wajahnya. 

Hati Xia Xingchen masih merasakan ada beberapa tekanan. Lagi pula, cinta pertamanya tidak bisa dipalsukan. 

Jadi, Xia Xingchen berbohong tanpa sadar dan mengangguk, "Ya, aku belum punya kesempatan untuk memperkenalkannya padamu secara langsung."

"Oh…" Xu Yan merendahkan suaranya dan menatapnya dengan tajam. Ia pun terdiam dengan cukup lama.

Entah kenapa, suasana itu menjadi canggung. Xia Xingchen memecahkan situasi ini dengan senyuman dan berkata, "Jika tidak ada yang ingin dibicarakan, kalau begitu... aku pergi dulu."

Setelah berkata seperti itu, Xia Xingchen melewatinya dan bersiap untuk keluar. Namun ketika baru saja hendak melangkah, pergelangan tangannya yang ramping ditarik oleh sebuah tangan yang kuat.

Xia Xingchen terdiam berusaha melepaskan genggaman tangannya. Xu Yan menggenggamnya lebih erat dan tidak bisa berkata apa-apa. Genggamannya bahkan semakin erat saat Xia Xingchen berusaha melepaskannya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C40
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login