Download App

Chapter 9: Masa Lalu Xinxin Bagian 1

Mereka berdiam diri cukup lama sibuk dengan pikirannya masing-masing, hingga Xinxin mulai menceritakan kisahnya:

"Tahun itu, ibuku berusia 20 tahun, ia seorang mahasiswi yang sifatnya baik hati, ceria dan sering menolong orang lain yang kesusahan bahkan binatangpun ia tolong dan rawat dengan baik. Karena sifat penolong itulah makanya ia mengambil jurusan kedokteran di UI. Namun setelah peristiwa itu, sifatnya berubah drastis."

"Ketika itu ibuku seharusnya berada di kampusnya, namun ia dan teman-temannya sedang berbelanja kebutuhan untuk keperluan BFM FKUI (Badan Film Mahasiswa Fakultas Kedokteran UI : sebuah badan kelengkapan senat mahasiswa FKUI yang memiliki minat, hobi dan kreatifitas mahasiswanya dalam bidang perfilman, fotografi dan desain). Sewaktu di perjalanan jalan kaki di pinggir jalan, tiba-tiba dari kejauhan datang sekelompok massa yang melempari pertokoan dan kaca mobil dipecahkan, orang-orang disekeliling mereka yang melihat hal itu segera lari menghindari amukan massa".

"Mereka pun ikutan lari namun tak tahu arah kemana akibat pikiran kalut dan ketakutan. Mereka malahan tiba di daerah pertokoan yang dijarah dan mobil yang sudah dibakar. Ibuku dan temannya lari kembali kearah lain namun ternyata bukan di wìlayah itu saja yang terjadi kerusuhan, wilayah lainpun terjadi hal yang sama, bahkan terjadi pertumpahan darah dan jatuh korban".

"Ibuku tiba-tiba ditarik oleh pria yang merupakan pelaku kerusuhan itu dan pria itu berteriak memanggil teman-temannya dan berkata "[hei disini ternyata ada cewe cina. ayo kita habisi!]".

Ibuku yang mendengar hal itu meminta ampun dan memohon untuk melepaskannya namun tak digubris oleh pria itu. Kawanan perusuh segera berkumpul mengelilingi ibuku sehingga ia terjebak tidak bisa lari kearah manapun".

"Salah satu kawanan itu berteriak mengusulkan "[Daripada kita habisi, mendingan kita nikmati tubuhnya yang putih mulus itu]".

Massa yang lain menimpali "[Gue setuju. Lagian cewe Cina kemana-mana pakaiannya seksi, mengundang nafsu mirip pelacur murahan]".

Massa lain serentak berteriak "[setuju]".

"Semua maju mendekatinya dan merobek kaos berlengan pendek yang dikenakannya, menurunkan paksa celana panjangnya, dan dalemanpun turut dipaksa buka hingga tak sehelai benangpun menutupi tubuhnya.

Ia yang seorang diri tanpa tau ilmu bela diri, tak sanggup melawan puluhan massa yang entah apa sebabnya mengamuk, membakar, melukai dan menyerangnya. Segera ia diperkosa secara bergantian. Ia menangis sejadi jadinya, meronta ronta, memelas meminta ampun, bahkan berulang-ulang berteriak meminta tolong kepada siapa saja untuk menolongnya namun hingga suaranya habispun tak ada orang yang menolongnya. Bukan hanya perbuatan biadab itu mereka lakukan, bahkan tamparan, tendangan, dan jambak rambut pun ia terima, bagaikan seorang budak dan pelacur murahan yang seenaknya diperlakukan begitu".

"Saat itu anggota kepolisian entah berada dimana, seakan mereka takut menghentikan massa padahal keadaan saat itu sangatlah kacau. Tak ada yang menolongnya, bahkan teman-temannyapun yang ikut berbelanja dengannya malah melarikan diri tanpa menolongnya. Entah mereka akhirnya bernasib sama dengannya atau hanya dirinyalah yang mendapatkan perlakuan seperti ini".

"Entah berapa banyak pria-pria bejat yang menyetubuhinya. Entah bagaimana juga akhirnya ibuku dilarikan ke rumah sakit, mungkin polisi akhirnya datang menyelamatkannya ataukah para binatang itu mungkin ada sedikit belas kasihan sehingga mengirimnya ke rumah sakit, tak ada yang tahu. Namun begitu dilarikan ke rumah sakit, sudahlah sangat terlambat, ia bagaikan mayat hidup".

"Kakek dan nenekku yang saat kejadian itu sedang keluar kota mengenai penyuplaian dagang, mereka tidak mengetahui akan kejadian itu apalagi mereka saat itu ke daerah pertambangan emas di Kalimantan Tengah yang jauh dari pemukiman penduduk. Akhirnya mereka tau kabarnya pada malam harinya, itu juga sewaktu menonton berita tv di hotelnya. Segera mereka pulang ke rumah saat itu juga, sesampainya dirumah jam 3 dini hari ternyata rumahnya gelap gulita, pintu gerbang dan pintu depan rumah terbuka lebar. Rupanya rumah mereka dirampok".

"Mereka takut dirumah masih terdapat pelaku perampokan. Namun demi menemui ibuku, mereka memberanikan diri masuk ke dalam rumah apapun yang terjadi. Didalam rumah, barang-barang tak berharga serta serpihan kaca jendela berserakan di mana-mana. Mereka berkeliling ke tiap sudut rumah sambil memanggil ibuku yang rupanya tak berada di rumah, pekerja dirumahpun tak ada, rumah dibiarkan kosong".

"Kemudian mereka menelefon para pekerja yang bekerja di rumah mereka untuk menanyakan keberadaan ibuku. Namun para pekerjapun tak tau keberadaannya. Para pekerja itu segera meninggalkan rumah majikannya ketika rumahnya dikepung dan diserbu oleh orang-orang asing. Mereka diancam akan dibunuh apabila melawan sehingga mereka kabur dari rumah majikannya tanpa melawan orang-orang itu yang menjarah seisi rumah majikannya. Jadi mereka tak tau keberadaan ibuku".

"Akhirnya kakek nenek memakluminya dan tidak mempermasalahkan mereka yang kabur karna ketakutan sehingga rumahnya dijarah. Hanya keberadaan ibunyalah yang mereka khawatirkan, dan berharap semoga ibunya dalam keadaan selamat dan mudah-mudahan sedang berada di rumah temannya. Namun mereka tak tahu harus menghubungi siapa teman ibunya itu".

"Akhirnya mereka mendatangi kampus tempat ibuku kuliah dan bertanya ke setiap siswa yang ditemui mengenai keberadaan ibuku. Namun tak ada yang tau, hingga akhirnya ada salah satu teman perempuan ibuku yang berani bicara bahwa ibuku tertangkap oleh perusuh itu dan ia tak ada keberanian untuk menolongnya karena takut akan keselamatannya juga dan meminta maaf atas perbuatannya yang tidak menolong ibuku".

"Nenek yang mendengar kabar itu langsung pingsan tak sadarkan diri. Kakek segera mengirim nenek ke rumah sakit. Kakek akhirnya menghubungi polisi untuk melapor kehilangan anggota keluarganya. Setiap hari mereka mencari anaknya yang hilang, dan mereka selalu datang setiap kali ada pemanggilan telepon dari kantor kepolisian mengenai pengidentifikasian korban yang dirawat maupun yang meninggal hingga akhirnya seminggu kemudian mereka menemukannya di rumah sakit dalam keadaan memprihatinkan".


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C9
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login