Jam pelajaran telah usai waktunya para murid pulang ke rumah masing-masing..
Namun tidak untuk ketiga siswa ini mereka sengaja di tempatkan dalam kelas yang sama karena permintaan mereka bertiga dan tentu saja tidak ada guru yang berani melawan kuasa sang Rey.
Kaito memang tidak sekaya Rey namun orang tuanya merupakan pemilik dari perusahaan pengembangan teknologi sehingga mudah bagi Kaito membuat dan merakit sendiri alat-alat pengintai yang dibutuhkan temannya ini.
Dengan kamera mini yang disiapkan oleh kaito dan disimpan di tempat-tempat tersembunyi menjadikan Kaito dapat mengetahui semua yang terjadi di sekolah dan hal ini yang menjadikan Kaito dapat mengetahui bahwa Dena secara tidak sengaja menyentuh loker Sang Pangeran Rey kita.
"Dimana dia sekarang?"
"Sekarang dia ada di gudang belakang sekolah" jawab Kaito
"Bagus" Rey yang merasa senang dengan tingkah temannya yang gesit dan tahu harus berbuat apa. "Bawa orangmu dan bawa dia ketempat kita..." Rey yang sudah tidak sabar segera menyuruh Andy untuk menculik Dena dan membawanya ke tempat rahasia mereka..
Sebagai anak kepala sekolah Andy merupakan juara judo tingkat internasional antar sekolah. hal ini di karenakan Ayah Andy yang menjabat sebagai kepala sekolah hanyalah sebuah kedok yang di gunakan untuk menutupi perusahaan ilegal lainnya yaitu perusahaan yang menyediakan bodyguard maupun pembunuh bayaran.
Di gudang nampak seorang wanita yang histeris dengan air mata yang jatuh terus membasahi pipinya. bibirnya bergumam entah apa yang dia ucapkan tidak terdengar jelas dan rambutnya yang tadinya terlihat indah menjuntai sekarang nampak tidak terurus dan kusut. Tangannya diikat kebelakang dengan pandangan mata yang sedang mencari dan menatap di mana sekarang ia berada.
Pintu kemudian terbuka kemudian masuk 3 orang remaja yang memakai topeng berwarna putih dengan jubah hitam mirip film hollow diikuti dengan lima orang pria kekar di belakangnya.
"Siapa kalian ?
tidak ada jawaban atas teriakan Dena, kemudian salah satu dari ketiga orang itu segera mengeluarkan gunting dan pisau lipat yang terlihat tajam karena si pemiliknya nampaknya sangat menyayangi pisaunya ia terlalu bersemangat sambil mencium pisau lipatnya yang ganggang pisaunya nampak seperti emas dengan batu berlian menghiasi pinggirannya.
Kemudian sang pemimpin memerintahkan orang yang disebelah kirinya untuk segera mendekat ke arah Dena dengan mengangkat satu tangannya sambil menggerakkan pergelangan tangannya ke depan. segera satu orang itu maju ke arah Dena dan menjambak rambutnya dari arah belakang Dena dan tangan satunya memegang wajahnya dengan kuat agar pandangan wajahnya tetap memandang sang pemimpin kelompok tak berperikemanusiaan tersebut.
Wajah Dena tidak lagi mengeluarkan air mata namun matanya membelalak kaget dengan pandangan heran memikirkan apa kesalahannya sehingga ia berada di tempat terkutuk tersebut.
"Siapa Kalian? Dena mengulang kembali pertanyaannya. "Apa mau kalian? "Apa salahku ? Dena terus berceloteh. " Berisik ! Bentak Rey.
Wanita sialan berani sekali kau menanyakan siapa kami. Ucap Andy yang ingin segera menggunakan benda - berharganya kepada wajah dan Jari Dena. Sambil memohon kepada Rey agar bisa melancarkan aksinya.
Rey yang melihat tingkah Andy dengan segera mengetahui isi kepala temannya yang satu itu. kemudian Rey menyetujui apa yang temannya ingin lakukan.
Tanpa menunggu Andy langsung maju mendekati Dena. Saat sampai ke hadapan Dena, Andy kemudian berjongkok dan mendaratkan benda dingin dan tajam ke wajah Dena. Dena yang sangat takut kemudian menutup matanya sambil memohon agar Andy melepaskan pisau tersebut dari wajahnya. Namun saat Dena menggeliat karena terlalu takut akhirnya ujung pisau tersebut mengiris pipinya hingga mengeluarkan darah.
Akhhh... Tolong! Lepaskan aku! Kumohon aku salah.. Aku minta maaf bila telah menyinggung kalian... Dena dengan segala usahanya hanya bisa memohon agar tidak di bunuh dan agar mereka membebaskan Dena dari sana..
"Ups.. ucap Andy yang merasa tidak bersalah membuat sebuah irisan pada wajah Dena. kemudian dengan segera menjauhkan pisaunya agar jauh dari wajah mulus Dena.
Air mata Dena terus saja bercucuran hingga air matanya mengalir dengan deras bersamaan dengan darah segar yang keluar dari luka goresan yang di buat Andy pada wajahnya yang mulus. Dena sudah menyerah untuk berteriak karena baginya itu tidak ada gunanya toh walaupun dia memohon dengan sekuat tenaga belum tentu dia akan di bebaskan. Tapi Dena masih terus saja berfikir apa kesalahannya, mengapa ia di perlakukan seperti ini.
Do it !!
Satu kata yang keluar dari mulut Rey sudah membuat Andy tahu harus melakukan apa.
Dengan sigap dan cepat dia melepaskan ikatan tangan Dena dan memegang kedua tangannya. Dena memberontak sekuat tenaga namun apa daya kekuatan orang yang memegang tangannya sangat kuat hingga ia di buat tak berkutik.
Rey kemudian maju mendekat merampas pisau dari tangan Andy kemudian jonkok di Depan Dena dan mengarahkan ujung pisaunya ke jari-jari Dena satu persatu. Hal tersebut sontak membuat tubuh Dena kembali merinding dan ketakutan. dengan memohon dengan kepala yang terus menggeleng seolah mengetahui maksud dari lelaki yang berjongkok di depannya. Dena terus saja memohon agar jarinya tidak di apa-apakan.
Mimik wajah Dena yang histeris, takut dan kebingungan membuat Rey semakin ingin memotong jarinya. Dan
Sssttt... Krekk.. kreek.. Duk..
Jari tangan Dena satu persatu Jatuh ke lantai dengan cairan warna merah yang menyembur dari pangkal-pangkal jarinya.
***
bersambung..