Download App

Chapter 156: KEBENCIAN ANDIEN

"Hem... sebaliknya pembicaraan kita lanjutkan nanti saja. Kita harus turun karena kita sudah sampai." ucap Nur baru sadar saat mobil angkot berhenti di depan sekolah Yayasan Budi Mulia.

"Aku rasa pembicaraan kita terlalu seru, hingga aku tidak menyadari kalau sudah sampai di sekolah." ucap Mahesa keluar dari angkot dan mengulurkan tangannya untuk membantu Nur.

Wajah Nur memerah, tidak bisa menerima uluran tangan Mahesa.

"Maafkan aku Pak Mahesa...kita bukan...Pak Mahesa tahu itu kan?" ucap Nur tidak meneruskan ucapannya karena Nur yakin Mahesa sangat mengerti apa yang dia maksudkan.

"Santai saja Bu Nur, aku yang harusnya minta maaf. Kita memang bukan muhrim, jadi apa yang aku lakukan tadi tidak pantas." ucap Mahesa seraya menjepit daun telinganya meminta maaf pada Nur.

Nur tersenyum, menyembunyikan rasa malunya melihat sikap Mahesa yang begitu santai dan menyenangkan.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C156
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login