Download App

Chapter 59: Memangnya Kenapa Kalau Dia Masih Anak-anak?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Menurut Bibi, kalau Ayah tahu kenyataannya, apakah Ayah akan membenci Zichen?" Karena merasa ragu, akhirnya Pei Zichen bertanya pada Lu Man. Dia benar-benar takut jika ayahnya akan membencinya. Tapi, saat dia melihat Lu Man berlutut seperti itu, dia berpikir bagaimana kalau nenek buyutnya tidak memaafkannya?

"Pasti akan marah, tapi tidak sampai membenci Zichen." Lu Man berkata dengan jujur.

Pei Zichen mendesah. 

"Zichen, mengapa mendesah?"

"Zichen terlalu baik hati!"

Lu Man terdiam.

"Baiklah, Zichen akan tidur. Bibi teruslah berlutut!" Setelah selesai berbicara, Pei Zichen pun tertidur.

"Dasar anak nakal!"

Dengan adanya Pei Zichen yang tidur di sana, Lu Man merasa sangat tenang. Setidaknya suasana di dalam ruangan ini tidak begitu suram!

Hanya saja, waktu terasa begitu panjang.

Lu Man menghitung domba sampai tertidur.

Satu tidur di sana dengan nyaman, satu lagi berlutut sambil tidur.

….

Setelah membuka pintu aula leluhur, Pei Xiuyuan melihat pemandangan yang tak pernah ia bayangkan. Dia merasa sakit hati ketika melihat Lu Man tidur saat berlutut. 

Mengapa Zichen ada di sini?

Pei Xiuyuan melangkah maju dan ingin memeluk Lu Man agar tidurnya lebih nyaman. Tapi, tiba-tiba Lu Man bangun sebelum ia sempat menyentuhnya.

"Bagaimana keadaan Nenek?" Lu Man sangat khawatir dengan situasi Nenek Pei.

"Jauh lebih baik. Sekarang tidak ada masalah."

"Baguslah..."

Pei Xiuyuan mengangkatnya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Istirahat dulu." Pei Xiuyuan memeluk dan meletakkan Lu Man di kakinya.

"Bolehkah aku beristirahat?"

"Sekarang sudah jam satu malam. Apakah kau mau berlutut hingga mati di sini?" Pei Xiuyuan tidak menyangka bahwa Lu Man benar-benar berlutut.

Lu Man ingin mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba kakinya mati rasa.

Pei Xiuyuan tahu bahwa kaki Lu Man mati rasa. Dia mulai memijat kaki Lu Man, dan Lu Man merasa sangat nyaman. 

….. 

Ketika ayahnya masuk, sebenarnya Pei Zichen terbangun, tapi dia tidak tahu harus berkata apa jadi dia berpura-pura tidur. Merasa seperti ada yang aneh, diam-diam dia membuka matanya. Dia mendapati bahwa ayahnya sedang memijat kaki Lu Man. Hatinya tiba-tiba sangat sakit. Ayahnya bahkan tidak pernah memperlakukannya seperti itu!

Lalu dia melihat ayahnya memeluk Lu Man dengan erat. Dia tidak tahan lagi!

"Ayah..."

Pei Xiuyuan tiba-tiba terkejut.

Pei Xiuyuan melepaskan Lu Man dan berbalik ke arah putranya, "Mengapa Zichen tidur di sini?"

"Zichen tadi datang ke sini..." Pei Zichen menundukkan kepalanya dan tidak bisa mengatakan apa-apa.

"Zichen takut aku di sini sendirian, jadi dia datang ke sini untuk menemaniku!" Meskipun Lu Man tahu bahwa dia tidak boleh mengajari anak untuk berbohong, tapi melihat Pei Zichen seperti ini, dia tidak ingin Pei Zichen disalahkan oleh Pei Xiuyuan.

Pei Xiuyuan dan Pei Zichen sedikit terkejut karena Lu Man mengatakan hal seperti ini.

Terutama Pei Zichen. Dia pikir Lu Man sangat marah padanya dan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengadu. Tapi, dia tidak menyangka bahwa Lu Man justru mengatakan hal-hal baik tentangnya.

"Zichen baik sekali." Pei Xiuyuan tidak mempercayai sikap putranya ini. Dia tahu betul bahwa putranya sangat membenci Lu Man. Tak mungkin dia datang untuk menemaninya.

Lu Man ingin mengatakan sesuatu.

"Sebenarnya bukan begitu. Zichen datang ke sini bukan untuk menemani Bibi, tapi karena Zichen merasa bersalah sampai tidak bisa tidur." Pei Zichen berkata dengan jujur.

Kejujuran Zichen membuat Lu Man dan Pei Xiuyuan tertegun.

"Kenapa Zichen merasa bersalah sampai tidak bisa tidur?" Pei Xiuyuan berkata dengan lembut.

"Vas itu pecah karena ulah Zichen." Setelah mengatakan itu, Pei Zichen tiba-tiba merasa tekanan yang ada di dalam hatinya menghilang. Ia bahkan tidak keberatan jika ayahnya menghukumnya!

Pei Xiuyuan masih tampak tenang. "Apakah Zichen sendiri yang melakukan ini?"

Setelah berpikir-pikir, Pei Zichen menjawab, "Ya."

Dia akan menanggungnya sendiri!

"Berdiri." Pei Xiuyuan berkata dengan nada dingin.

Pei Zichen segera berdiri.

"Berlutut di sana."

Pei Zichen berlutut tanpa membantah.

Pei Xiuyuan menggendong Lu Man dan pergi.

"Apa yang kau lakukan?" Lu Man bingung.

"Sekarang, pelaku yang sebenarnya sudah ada di sini. Apa lagi yang akan kau lakukan di sini?"

"Dia masih anak-anak." Lu Man tidak menyangka bahwa Pei Xiuyuan akan meninggalkan Pei Zichen berlutut seperti ini!

"Memangnya kenapa kalau dia masih anak-anak? Dia sudah berusia enam tahun. Dia sudah mengerti bahwa tindakannya salah." Pei Xiuyuan berkata dengan nada dingin.

"Dia adalah putra kandungmu."

"Aku tahu."

"Dia hanya anak kecil berusia enam tahun, apakah kau harus memperlakukannya sekejam ini?" bisik Lu Man. Dia takut Pei Zichen akan merasa tidak nyaman jika mendengarnya.

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.

Terimakasih atas pengertian Anda.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C59
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login