Download App

Chapter 2: Perjalanan

Setelah istirahat yang cukup di reruntuhan itu, Aku melanjutkan perjalanan menuju Surabaya. Sedari tadi perjalananku diganggu para mutan saat menaiki motor. Mereka menjadi sangat agresif akhir-akhir ini hingga menyusahkan ku!.

"Ada apa Antara?".

"Risa apa kau tahu kenapa para mutan akhir-akhir ini jadi agresif?!".

"Jadi agresif? Mungkin kamu mengganggu sarangnya kali."

"Ya kali! Kalau gitu namanya aku cari mati!".

Sial para Mutan ini sampai menghentikan motorku. Kalau begini ceritanya aku harus turun dari motor dan membunuh mereka semua.

"Laskara, bulu Garuda!".

Dengan Laskara aku menciptakan sebuah busur dan satu anak panah. Aku menarik busur itu dan menembakkan anak panah itu ke atas langit.

Beberapa saat kemudian anak panah itu turun dari langit dengan bentuk yang sangat kecil dan sangat banyak. Walaupun menjadi kecil, tapi sekali menancap ditubuh mutan, anak panah itu meledakkan sel-sel mutan hingga para mutan itu mati dalam beberapa detik.

"Hah… jadi bau darah Mutan."

Karena tidak menemukan tempat pemberhentian yang cocok, akhirnya aku melanjutkan perjalanan dengan bau darah mutan yang menempel di tubuhku.

12 jam berlalu dan aku sudah sampai di Surabaya. Ini lebih dari perkiraan ku, aku kira aku bakal sampai 3 hari tapi nyatanya aku sampai dalam 2 hari 12 jam.

Sesampainya di depan gerbang pintu kota Surabaya aku di tahan sebentar oleh para penjaga gerbang karena bau badanku yang sangat menyengat.

Aku disuruh mandi dan membersihkan semua darah yang menempel di tubuhku.

"Jika anda bilang kalau anda adalah orang dari GajahMada Logistic maka langsung saja kami akan membiarkan anda lewat."

"Hehe. Walaupun aku dibiarkan lewat tetap saja nanti orang-orang akan kabur saat mencium bau badanku."

Penjaga itu memberiku sebuah kaos oblong dan jaket militer yang sama seperti yang aku kenakan tadi.

"Loh kok?…."

"Ini adalah kemampuan Laskara ku."

"Baru kali ini aku melihat penggunaan Laskara peniru benda."

Aku pun menerima baju itu dan memakainya dengan cepat. "Memang hanya baju dan jaket ini saja yang nyaman di tubuhku!".

Setelah itu, aku kembali mengendarai motorku dan masuk kedalam kota Surabaya.

Surabaya adalah satu kota yang masih aktif dan berfungsi sebagai penampungan warga yang belum menjadi Mutan. Sekeliling kota Surabaya dibatasi oleh tembok yang tebal dan tak mudah di hancurkan Berada di kota ini membuatku ingin berlama-lama disini.

Selain itu, Surabaya adalah markas besar pasukan GARUDA yang bertarung di garis depan medan perang melawan para Mutan.

Saat Aku hendak menuju tempat persediaan Surabaya, ada Seseorang yang menghalangi jalanku dengan tubuh besarnya.

"Lama tidak bertemu Tara!".

"Oh! Lama tidak bertemu Om Yudha! Masih suka menyiksa para mutan?".

"Tentu! Itu hobiku!".

Om Yudha Triani, panglima GARUDA serta mentorku saat aku berada di GARUDA. Ya aku sempat menjadi anggota pasukan GARUDA waktu Mutan kelas S muncul di Indonesia.

"Seperti biasa ya jadi kurir. Gak bosan tuh?".

"Gak kok. Malah aku senang begini dari pada bertarung di garis depan."

"Tara, kemampuan mu itu sangat berguna loh di medan perang."

"Aku tau. Tapi aku lebih suka melihat orang senang dengan usahaku."

Om Yudha langsung memukul belakangku dengan sangat kuat hingga membuatku batuk.

"Cih! Tidak ada celah untuk membujukmu."

"Oh ya om Yudha, om tau kenapa akhir-akhir ini para mutan agresif?".

"Agresif? Akhir-akhir ini?".

"Iya. Mereka tampak gelisah dan menyerang tanpa ragu."

"Gelisah? Jangan-jangan…."

Om Yudha terdiam sebentar. Wajahnya terlihat ketakutan. Ada apa gerangan? Apa dia mau buang air besar?.

"Maaf Tara aku harus pergi."

"Ya…."

Setelah itu dia berteleportasi menggunakan kemampuan Laskarnya.

Sedangkan Aku langsung menuju tempat persediaan Surabaya untuk menyetorkan logistik yang diminta oleh pasukan GARUDA.

Aku membuka gedung tempat persediaan Surabaya dan menaruh satu persatu bahan dan barang yang diminta. Sayur, daging, dan beras ku taruh di kulkas besar. Pakaian ku taruh di rak baju. Obat-obatan kutaruh di rak medis dan P3K.

Bagi yang penasaran kenapa sayur dan daging tidak basi berkat teknologi Laskara. Dengan teknologi Laskara masa suatu makanan akan diperlambat sehingga tidak terjadi kebusukan.

"Antara! Masuk Antara!".

Tiba-tiba Risa menelpon ku saat aku memakai earphone.

"Woah! Jangan teriak—".

"Antara! Dua mutan kelas S muncul di daerah Surabaya!".

!!

Aku langsung keluar dari gedung tempat persediaan dan langsung gas menuju depan pintu gerbang Surabaya.

Sesampainya Aku didepan pintu gerbang, betapa terkejutnya aku melihat dua sosok Mutan terkuat yang sedang berdiri dengan santainya.

"Oi oi yang benar saja...," Ucap om Yudha yang terlihat sangat ketakutan.

"Rook dan Knight...."

Itu adalah sebutan untuk kedua mutan kelas S itu.

Sedikit penjelasan kelas Mutan dibagi menjadi empat yaitu kelas D, C, B, A, dan S.

Kelas D adalah mutan tanpa pikiran dan mengandalkan hasrat membunuh saja.

Kelas C adalah mutan yang bergerombol dan bertindak mengikuti pemimpin Mutan.

Kelas B adalah mutan yang biasanya memimpin mutan kelas C dan D. Mutan kelas ini memiliki sedikit kepintaran.

Kelas A atau sering disebut dengan mutan Pawn. Mutan ini memiliki kepintaran yang setara dengan manusia biasa dan bertindak mengikuti mutan kelas S.

Kelas S adalah mutan yang memiliki kecerdasan melebihi manusia biasa. Mereka berjumlah 5 sesuai dengan bidak catur yaitu Knight, Rook, Bishop, Queen, dan King.

Dan yang sedang menghadapi kami adalah mutan kelas S, Rook dan Knight. Mutan terkuat yang dapat menghancurkan satu kota dalam semalam.

"Sial! Beberapa tahun lalu saja kita disusah kan dengan Bishop dan sekarang harus menghadapi Kinght dan Rook?!".

Aku berusaha berpikir dengan tenang. Aku tidak ingin bertindak gegabah seperti langsung menyerang mereka berdua.

"Om Yudha. siapkan pasukan GARUDA yang memiliki teknologi Laskara yang cocok untuk bertarung secara langsung."

"Baiklah!".

Baiklah... Sekarang, saatnya aku mengawasi pergerakan kedua monster itu sambil menunggu om Yudha kembali membawa pasukan GARUDA yang lain.

Selagi mengawasi kedua monster itu, Aku diam -diam menciptakan beberapa senjata yang berguna ditas yang biasanya kugunakan untuk menaruh logistik.

Rook. Mutan kelas S dengan kemampuan supranatural yang sangat hebat. Regenerasi nya kuat, susah untuk dilukai, dan pernah menghancurkan kota Cape, Afrika dalam satu malam.

Lalu ada Knight. Mutan kelas S yang ahli bertarung jarak dekat. Senjatanya adalah Void Sword dan pedang itu sama sekali tidak bisa dilihat oleh orang lain. Karena itu aku harus berhati-hati jika berhadapan dengan dia.

Baiklah persiapan selesai. Tinggal menunggu om Yudha kembali.

"Risa, aku butuh bantuan mu."

"Tentu saja. Suruh om Yudha membawaku ke Surabaya."

Tak lama kemudian, Om Yudha kembali dengan membawa pasukan yang terlihat kuat.

"Om, bawa Risa kemari."

"Tentu. Tapi aku butuh beberapa detik karena aku telah menggunakan kekuatan teleportasi secara berlebihan tadi."

"Tidak apa-apa. Jika ada Risa tingkat presentase kemenangan kita naik 50%".

"Baiklah. Tunggu dua mahluk itu menyerang dulu baru kau menyerangnya ya Tara!" Om Yudha menepuk pundakku.

"Kalian juga ikuti kata Tara ya!".

"Baik!".

Setelah itu, om Yudha berteleportasi ke markas GajahMada Logistic untuk menjemput Risa.

———

*To be continued


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login