Download App

Chapter 77: Beradu Strategi

Setelah sampai rumah Rayi segera merebahkan tubuhnya di sofa , dan saat ponselnya berbunyi dia segera merogoh saku nya untuk mengambil ponselnya .

' udah sampai ? ' , bunyi pesan dari Luna . Rayi segera melakukan panggilan telepon . Dan tak beberapa lama terdengar suara Luna .

" kenapa belum tidur ? " tanya Rayi ,

" cuma mau mastiin kamu udah sampai apa belum ? " jawab Luna ,

" Bie ,,,,,," suara Rayi tampak berat ,

" hemb ,, " Luna pun ragu - ragu menjawab .

" Bie ,,, aku mau kita jalani hidup kita sendiri - sendiri ,,," jawab Rayi ragu - ragu .

" apa Bee ?? " suara Luna lirih , tak beberapa lama terdengar suara isak tangis Luna .

" kamu bisa meraih mimpi kamu yang udah lama kamu buat,,"

" tapi Bee , kita masih bisa sama - sama sekalipun kita ga bisa selalu bareng - bareng kan ?" isakan Luna makin terdengar

" bisa Bie , tapi akan makin banyak pertengkaran dan kita makin saling menyakiti lagi Bie " jelas Rayi berusaha kuat .

" kita omongin besuk ya Bee , kamu tadi bilang mau ngomong besuk kan " elak Luna ,

" mungkin aku akan kehilangan akal kalo ketemu kamu . Bie aku selalu berdoa buat kamu bisa jadi seseorang yang jauh lebih baik dibanding saat ini . Semoga kita berjodoh saat kuta bertemu lagi "

" Bee ,, kamu ga serius kan ? , aku akan berpura - pura kamu ga pernah ngomong gitu "

" maaf Luna ini yang terbaik buat kita " Rayi tak lagi memanggil Luna dengan panggilan sayang . Dan saat itu Luna tersadar ucapan Rayi serius .

" oh jadi ini akhir dari kita , okey " Luna tampak berusaha keras menahan tangisnya dan langsung memutus sambungan teleponnya . Rayi menutup matanya nya dengan lengannya . Mencoba memikirkan apa kah yang ia lakukan benar atau salah .

Di tempat lain Luna berusaha menutupi tangisannya dengan menangis dengan menutup bibirnya .

" stop Luna " kata Luna pada dirinya sendiri , dengan sekuat tenaga menghentikan tangisannya .

Luna mengompres matanya nya dengan handuk dingin untuk mengurangi bengkak dimata , dia tidak mau anggota keluarganya tahu dia sudah menangis . Dan sekarang Luna sedang berjuang agar tertidur .

**

Keesokan harinya , saat membuka mata Luna melihat ponselnya berharap ada pesan masuk dari Rayi namun itu hanya harapan kosong .

Luna mematung sekian lama di depan kaca , sampai bunda memanggilnya berkali - kali Luna masih belum beranjak .

" dek buruan sarapan udah jam berapa ini " kata Sadewa menggoyangkan bahu adiknya , membuat Luna tersadar dari lamunannya .

" oh iya kak " kata Luna , yang segera memakai liptint dan juga parfum . Luna pun segera mengambil tas dan berjalan ke ruang makan .

" di panggil dari tadi loh dek " gerutu bunda ,

" iya maaf bunda " kata Luna sambil tersenyum memeluk bunda nya dari belakang .

" buruan makan " kata bunda menyiapkan roti untuk Luna .

" kak Nakula , udah berangkat bunda ?" tanya Luna ,

" iya katanya ada perlu gitu " jelas bunda , Luna hanya mengangguk - angguk sambil beberapa kali mengecek ponselnya , menunggu harapan dari Rayi . Namun Rayi tidak memberi kabar sama sekali .

" Rayi belum jemput dek ?" tanya Sadewa ,

" ada urusan luar kota kak , lagi ribet banget di kantor " jawab Luna menutupi ,

" ya udah berangkat bareng kakak aja " ajak Sadewa ,

" siap kakakku sayang " kata Luna girang sambil memeluk Sadewa ,

" tumben - tumbenan " kata Sadewa heran ,

" iya , habis ini aku ga bisa manja - manja sama kakak , bunda , kak Nakula " rengek Luna .

" aunty itu udah dewasa ga boleh manja - manja lagi " celetuk Abi yang duduk di samping Luna .

" gapapa Abi , aunty Luna kalo di rumah itu bayi nya om Dewa om Nakula " hibur Sadewa saat dilihatnya Luna manyun karena di ejek Abi , seketika Luna menjadi sumringah .

" ow yah bunda kak Dewa nanti ada kejutan saat nikahan kak Dewa " kata Luna setelah melepas pelukannya pada Sadewa .

" kejutan apa ?" kata bunda dan Sadewa bersamaan .

" bukan kejutan kalo Luna bilang , tunggu aja " kata Luna

" ih dasar bocah " gerutu Sadewa karena Luna sok rahasia .

" kak Nakula sekarang lagi berjuang pasti nya .." kata Luna pelan ,

" berjuang apaan ? cewek mana lagi yang jadi korban ?" tanya Sadewa

" itu anak , udah tahu punya adik cewek masib aja suka mainin cewek " kata bunda khawatir .

" tenang bunda kak Dewa , sekarang kak Nakula yang jadi korban kutukan cinta ,, hahaha " kata Luna terkekeh , Sadewa dan bunda geleng - geleng heran .

Benar saja Nakula sedang menunggu Xena di depan sekolah tempat Xena bekerja . Nakula dengan seksama melihat satu persatu . Saat dilihatnya Xena berjalan masuk kearah sekolah buru - buru Nakula keluar dari dalam mobil .

" Xena ,," panggil Nakula , Xena terhenti dan berbalik menoleh si pemanggil .

" oh Nakula ,, " jawab Xena seraya tersenyum dan menghampiri Nakula .

" udah terima kan undangan Dewa ?" tanya Nakula , Xena tersenyum mendengar pertanyaan Nakula .

" udah kok " angguk Xena , Nakula terdiam sejenak . Xena menatap Nakula yang sedang salah tingkah .

Xena menunjukan cincin di jari tengah nya pada Nakula yang terdiam lama . Senyum Nakula tampak mengejek .

" aku udah tahu kamu udah punya cowok " kata Nakula santai ,

" terus kamu ngapain masih nemuin aku " goda Xena ,

" yah karena ,,,, " Nakula bingung harus menjawab apa ,

" udah sana pulang , aku udah mau masuk " kata Xena hendak beranjak pergi .

" pulang jam berapa ?" tanya Nakula ,

" udah ada yang jemput " jawab Xena ,

" nanti jam 7 malem aku tunggu sini , aku tunggu sampai kami datang " pinta Nakula yang lebih tepatnya memaksa .

" kamu lagi ga punya pacar kan ?" tebak Xena , Nakula tersenyum senang akhirnya Xena paham situasi .

" 10 tahun kita terjebak di siklus gila ini , udah sana masuk " dorong Nakula pada Xena .

" maaf Na , ini lebih dari mematahkan siklus gila kita " Xena menunjukkan kembali cincin yang ia pakai . Nakula mendengus kesal .

" aku tunggu nanti jam 7 disini , bye bye " kata Nakula sambil berlalu pergi meninggalkan Xena yang hanya bisa menatap nanar Nakula . Xena menunggu sampai Nakula meninggalkan parkiran .

Sepeninggal Nakula , Xena segera masuk ke dalam gerbang sekolah .

**

Luna berjalan perlahan di lobi kantor , saat berada di depan lift dia baru menyadari Rayi sudah di berada di sana begitu juga pegawai yang lain . Luna berpura - pura tidak melihat Rayi , dengan mengalihkan pandangannya . Luna yang sadar akan itu pun mengurungkan langkah nya untuk masuk ke dalam . Dia pun berjalan ke arah tangga darurat .

" ok kalo itu mau kamu , berani adu strategi dan akal sama aku . Habis kamu Bee " omel Luna geram .

Dia melangkahkan kaki nya penuh semangat setelah melihat sikap Rayi .

Pagi itu Luna mengebut mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan pada nya . Sebelum jam istirahat dia membawa semua pekerjaan itu pada Deryl .

Luna mengetuk pintu ruangan Deryl , lalu membukanya perlahan .

" ada apa , masuk aja Lun " kata Deryl saat melihat Luna , tapi langkah Luna urung saat dilihatnya Deryl sedang berbincang dengan Rayi .

" nanti aja pak , tapi jangan lama - lama " kata Luna segera pergi dan menutup pintu . Rayi hanya bisa terdiam .

" kalian masih berantem ?" tanya Deryl ,

" udah , udah putus !! " jawab Rayi malas .

" ngapain Luna mutusin loe ?" tanya Deryl tak percaya

" gue yang mutusin dia " suara Rayi makin lesu ,

" astaga Yi , kan kalian bisa LDR sekalipun dia kuliah jauh " Deryl geleng - geleng kepala .

" bisa nya bisa Ryl , gue pengen Luna fokus kuliah nya . Biar dia bisa buktiin sama orang - orang yang hina dia disini " jelas Rayi .

" gini yah , Luna punya cowok aja yang deketin banyak . Apalagi Luna ga punya cowok " kata Deryl meyakinkan Rayi

" gue percaya Luna masih di jodohkan buat gue , meski bukan saat ini " kata Rayi ambigu .

" percuma jelasin sama orang kayak loe , udah sono pergi banyak kerjaan Luna yang gue tunggu " gerutu Deryl , membuat Rayi mai tak mau harus meninggalkan ruangan itu .

Selang beberapa lama Luna mengetuk pintu Deryl lagi , dan segera masuk . Luna menjelaskan satu persatu pekerjaan yang telah dia selesaikan .

" kak ini portofolio , sketsa , cetak biru udah aku kirim ke email kakak , terus sisa nya udah di flashdisk . Jadi semua kerjaan aku udah selsai " jelas Luna sambil menunjuk setiap apa yg dia bicarakan . Deryl mengangguk - angguk heran .

" pelampiasan yang bermanfaat " cibir Deryl ,

" jadi aku bisa keluar hari ini kan ?" celetuk Luna , Deryl melotot kaget .

" kan besuk hari terakhir Luna " cegah Deryl , " gue udah siapin pesta perpisahan loh " lanjut Deryl .

" jangan buang - buang duit bos deh . Toh disini juga ga ada yang suka sama gue " kata Luna sarkas ,

" tapi ini tradisi Lun " Deryl beranjak mencoba mencegah .

" udah ah kak , gue mau beres - beres dulu ya " kata Luna tak perduli dan beranjak pergi .


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C77
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login