Download App

Chapter 83: Rumah Baru

Rayi memarkir mobilnya di sebuah rumah dengan plataran yang sangat luas , tak jauh beda dengan rumah milik keluarga Rayi . Luna menelan ludah melihat begitu besarnya rumah yang ada di depannya .

" Bee , nggak ada yang lebih besar lagi apa " kata Luna sarkas

" kamu mau yang lebih besar ? nanti langsung bilang mama aja . Seminta kamu pasti di kasih sama mama " ujar Rayi .

" nih yah kalo ada paket ngambilnya susah Bee " keluh Luna ,

" udah masuk dulu , udah ditungguin " aja Rayi

" Bee ini nggak lucu beneran nggak lucu " rengek Luna enggan turun dari mobil . Rayi yang keluar terlebih dahulu segera membukakan pintu mobil untuk Luna , dia juga membukakan sabuk pengaman Luna .

" yah kalo kamu nggak suka tinggal bilang aja , toh ini juga masih lihat - lihat aja " hibur Rayi .

" mama sama papa kalo bingung uangnya buat apaan mending mentahnya aja " cibir Luna ,

" gini ya , aku nggak akan ngomong apa - apa di sana nanti . Kalo kamu nggak suka kamu bisa langsung bilang . Kamu juga bebas milih mau rumah yang kayak gimana . Mau mentah nya aja terserah kamu Bie . Karena mama sama papa ngasihnya ke kamu bukan ke aku Bie " kata Rayi sambil menggenggam lembut tangan Luna .

" tapi kan yang anaknya kamu " kata Luna bingung sambil , Rayi yang melihat bibir manyun Luna dibuat gemas .

" Bie , nanti kalo nggak ada aku please ya Bie please banget . Jangan pernah buat ekspresi gitu di depan cowok . Kecuali Abi !!" hardik Rayi yang langsung nyosor nyium kilat bibir Luna , membuat Luna segera mendorong Rayi menjauh .

" sumpah nih cowok gila , kita lagi ngomong serius dia malah bercanda " omel Luna ,

" lagian ya , mama sama papa itu lebih sayang ke kamu ketimbang sama aku . Jadi kamu mau nya apa juga di iyain aja sama mereka " kata Rayi cengengesan .

" eh tapi kan aku masih pacar Bee " protes Luna .

" makanya mama sama papa biar ke rumah kamu , paling nggak status kita lebih jelas dan bisa lebih dari pacar " kata - kata Rayi skakmat membuat Luna bingung harus menjawab apa .

" bisa - bisa nya gue terjebak di mulut buaya kayak kamu " kata Luna melenggang masuk meninggalkan Rayi yang tertawa puas karena membuat Luna tak berkutik .

" ya , yah , biar mama papa ke rumah kamu ya " sekali lagi Rayi menggoda Luna ,

" nggak sekarang " kata Luna sambil menutup telinga , tapi malah membuat Rayi berjalan sambil memeluk Luna dari belakang sambil menanyakan hal yang sama berulang - ulang .

" siang mama papa " sapa Luna segera setelah masuk ke dalam rumah , Luna segera memeluk papa dan mama bergantian .

" siang sayang " balas mama dan papa hampir bersamaan .

" Gladis nggak ikut lagi ma ?" tanya Luna

" nggak dia kan ikut kelas make-up sekarang " jawab mama ,

" wah bagus dong ma , ada kesibukan " ujar Luna ,

" tapi nggak tahu mau bertahan berapa lama orang Gladis " celetuk papa ,

" papa nggak boleh gitu ya , omongan itu doa loh pa " kata Luna ,

" tuh pa dengerin anak nya aja tahu " kata mama menyindir papa ,

" hehe maaf anak cantik ku , ya udah tuk lihat - lihat dulu sana sama Rayi . Mama sama papa udah tadi " kata papa ,

" papa Luna mau ngomong katanya " sela Rayi , Luna tampak salah tingkah dia menatap Rayi tanda minta pertolongan .

" ada apa nak ?" tanya mama dan papa bersamaan

"maa , kayaknya ini terlalu besar deh . Dan lagi aku sama kak Rayi juga belum siap " kata Luna terbata .

" aku sih siap pa , tadi aja udah ijin bunda boleh nggak mama sama papa ke sana terus kata bunda kalo Luna ngasih ijin boleh aja mama sama papa ke sana " sela Rayi membuat Luna melotot ,

" tadi sama aku nggak bilang apa - apa " kata Luna berbisik pada Rayi yang tersenyum senang melihat Luna salah tingkah . Mama dan papa memandang Luna penuh harap .

" gimana Luna , kamu mau mama sama papa ke sana atau lihat - lihat rumah dulu " kata mama memegang tangan Luna

" gini aja kamu lihat - lihat dulu ya " kata papa sambil mendorong Rayi agar mengajak Luna berkeliling . Luna pun pasrah saat Rayi merangkul pinggangnya mengajaknya berkeliling .

Luna dan Rayi berkeliling melihat satu persatu ruangan .

" ini gede banget Bee " ujar Luna saat berada di kolam depan kolam renang yang berada di lantai tiga rumah .

" terus kamu mau nya gimana ?" kata Rayi sambil memeluk Luna dari belakang .

" nanti kalo rumah kita terlalu gede kalo kita berantem kita punya banyak ruangan untuk sendiri - sendiri . Sedangkan kalo rumah kita kecil kalo kita berantem kita bakalan cepet baikan karena nggak punya ruangan untuk menghindar " jelas Luna menyandarkan diri dalam pelukan Rayi .

" Bener juga ya Bie , terus kamu mau nya rumah nya kayak gimana ?" tanya Rayi .

" udah apartemen kamu juga udah bagus kok " kata Luna sambil melepas pelukan Rayi kemudian duduk di ayunan yang ada di pinggiran kolam .

" beneran nggak pengen rumah yang baru ?" tanya Rayi menghampiri duduk disebelah Luna .

" iya Bee , nggak penting besar kecilnya tapi siapa yang ada di rumah tempat kita pulang " Luna mengulurkan tangan dan segera di sambut genggaman oleh Rayi .

" seneng deh kalo kamu mau ngomongin tentang rumah kita " Rayi mencium tangan Luna .

" tapi aku pengen fokus kuliah aku dulu Bee " kata Luna menatap Rayi sedih .

" iya aku tahu Bie , kamu tahu kan aku selalu dukung kamu " kata Rayi menenangkan Luna .

" ya udah kita ke mama sama papa yuks " ajak Luna .

" ngapain buru - buru Bie " Rayi menarik kembali Luna yang akan beranjak pergi .

" papa sama mama udah nunggu lama " kata Luna ,

" nanti mau bantuin aku kan " kata Rayi merebahkan kepalanya di bahu Luna .

" bantuin apaan ? " tanya Luna curiga , dia melirik Rayi ,

" aku nanti ada pertemuan malam di Heaven , jagain aku ya " kata Rayi , Luna segera mendorong Rayi

" pertemuan apaan di Heaven itu , ngapain juga aku harus jagain kamu !! " amuk Luna ,

" makanya aku ngajak kamu , ini client baru Bie . Tuh si Deryl yang buat janji di sana . Orangnya minta entertain gitu " jelas Rayi berusaha menenangkan Luna .

" entertain apaan kalo di tempat dugem Bee !!" Luna makin marah

" hehe maka nya aku bawa kamu " Rayi membela diri

" terus dulu siapa yang kamu bawa he " amuk Luna ,

" haha Roy ,mentok - mentok aku batalin " Rayi meyakinkan Luna .

" lagian pertemuan di tempat kayak gitu sih " Luna terlihat masih marah ,

" kan dia brand minuman yang khusus di bar gitu jadi mereka minta nya tempat nya itu " jelas Rayi .

" terus tugas aku ngapain di sana ?" akhirnya Luna mau mengerti .

" batas aku cuma 10 gelas , nanti kamu yang jaga batas aku . Dan kamu yang anterin aku pulang " Rayi menjelaskan tugas Luna .

" gitu aja kan ?" tanya Luna ,

" iya sayang ku " Rayi memberi kecupan penutup pada bibir Luna .

" Bee kamu bisa nggak , lihat situasi dan kondisi dulu . Main cium aja main peluk aja kalo dilihat mama sama papa kan malu " amuk Luna sambil mendorong Rayi menjauh .

" iya Bie maaf ya " kata Rayi sambil mencium singkat bibir Luna kemudian berjalan menjauh .

" Bee kamu tuh ya " Luna pun berlari mengikuti Rayi , dan mencubit perut Rayi , namun Rayi malah memeluk dan menciumi pipi Luna berkali - kali


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C83
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login