Download App

Chapter 86: Cari Mati

Luna masuk ke dalam kamar dan menyiapkan baju Rayi dan sepatu Rayi , setelah itu ia menganti baju nya . Luna hanya mengenakan mini dress tanpa lengan berwarna hitam tanpa lengan . Dengan bagian leher dan dada yang terekspos jelas . Tak lupa Luna mengenakan jaket berbahan denim untuk menutup tubuh bagian atasnya agar tidak kena marah Rayi . Ditambah heels berwarna maroon makin membuat kaki jenjang Luna makin memukau .

Dan saat siap - siap Rayi masuk ke dalam kamar . Rayi yang hendak melepas bajunya segera di larang oleh Luna .

" aku keluar dulu , nggak enak sama yang lain " kata Luna buru - buru berjalan keluar .

" mereka nunggu di cafe bawah , mau ngerokok mereka " kata Rayi memberi tahu .

" oh kirain " kata Luna balik lagi ke kamar , kemudian menata ranjang yang berantakan . Sedangkan Rayi menganti baju nya . Saat Rayi melepas baju nya tanpa sengaja Luna melihat di punggung tengah sebelah kanan terdapat sebuah tatto . Luna segera mendekat dan membaca tatto tersebut . ~Lovely Luna ~ .

Luna memukul punggung Rayi ,

" kapan buat ini ?" amuk Luna , pukul Luna berkali - kali

" udah lama Bie " kata Rayi memegang tangan Luna agar tidak memukulnya .

" lama itu kapan ? aku nggak pernah lihat . Terus buat apa coba bikin gituan " kata Luna kembali menata ranjang tapi masih dengan ekspresi marah .

" eh Bie kita emang pernah gitu buka- bukaan baju selama pacaran . Cuma sekali dulu itu aja kan " goda Rayi sambil mengenakan baju .

" Bee aku lagi marah yah , jangan coba bercanda ya " amuk Luna melepas outer nya .

" jangan coba - coba lepas outer kamu di luar . Ini beda pembahasan ya " kini giliran Rayi yang membuat tatapan sadis meminta Luna memakai baju nya lagi .

" iya - iya " kata Luna segera memakai kembali outer nya .

" dengerin ya " Rayi duduk di hadapan Luna menatapnya penuh kasih sayang .

" aku udah buat ini sebelum kamu kerja di tempat aku , kamu ingat kan kalo aku lebih dulu suka sama kamu bahkan sebelum kamu kerja di tempat aku " kata Rayi menjelaskan .

" Bee kalo orang lain lihat , nanti di kira kamu bucin banget sama aku " komentar Luna .

" bodoh amat , emang aku cinta banget - banget sama kamu " cium Rayi di kening Luna .

" kamu itu emang " kata Luna pasrah .

" ya udah yuk berangkat " ajak Rayi .

Hari ini Rayi mengenakan switer V-neck berwarna hitam senada dengan baju Luna . Keduanya segera berjalan keluar rumah dan menyusul yang lain .

Luna melingkarkan tangan di lengan Rayi , mereka tampak sangat serasi . Senyum terkembang di bibir Rayi dan Luna saat tanpa sengaja mereka bertatapan .

" cantik " Rayi berbisik pada telinga Luna , membuat Luna tersipu malu .

" emang kalo ngga ikut minum nggak boleh ya Bee ?" tanya Luna yang kali ini disuruh menjadi sopir Rayi .

" ya kan nggak enak aja Bie , oh ya kamu dulu belajar bawa mobil di ajarin sama siapa ?" tanya Rayi penasaran .

"harus di jawab ya ?" Luna ragu - ragu ,

" nggak juga sih , kok lebih tenang ketimbang Roy atau Johan yang bawa mobil " Rayi memberi alasan .

" oh yah " ujar Luna bangga .

" kak Nakula yang ajarin ?" tanya Rayi lagi .

" hehehe bukan Bie , di ajarin mantan cowok aku " kata Luna takut kena marah .

" jangan bilang Oldiet " tanya Rayi ,

" bukan pas kuliah " Luna cengar cengir ,

" aku kira kak Nakula atau kak Sadewa " kata Rayi memainkan ponselnya .

" kamu yang tanya kamu juga yang marah " kata Luna saat melihat ekspresi Rayi .

" siapa yang marah Bie , nih Deryl tanya udah sampai mana " kata Rayi sambil menunjukkan ponselnya pada Luna .

" kirain marah " kata Luna memberi senyum imutnya .

" aku nggak akan cemburu sama masa lalu kamu , karena yang akan jadi masa depan kamu ya aku " kata Rayi percaya diri sambil membalas pesan Deryl .

" aku nggak pernah percaya kalo kamu nggak pernah punya cewek , sumpah " sindir Luna .

" ya emang aku nggak pernah punya cewek selain kamu Bie . Buktinya mama papa aku sayang banget kan sama kamu " kata Rayi tak terima ,

" ya mungkin nggak pernah kamu ajak pulang " Luna masih mengolok - olok Rayi .

" nggak ada cerita " gerutu Rayi .

" ya mungkin "

" udah fokus nyetir aja " kata Rayi memutar dagu Luna agar fokus ke depan .

" iih orang dia yang ngajakin ngomong juga " Luna pun kembali fokus mengendarai mobilnya .

Luna memarkir mobilnya dengan mulus , Rayi segera turun dan membukakan pintu untuk Luna . Saat sudah keluar dari mobil Luna segera merapikan penampilan Rayi , setelah itu Luna pun berganti merapikan penampilannya dibantu Rayi .

" masih sepi Bee ?" tanya Luna sambil melihat sekeliling ,

" kita yang kesorean kayaknya janjiannya " jawab Rayi

" bagus lah bisa cepet pulang " kata Luna berjalan menghampiri mobil Deryl yang parkir tak jauh dari mobilnya .

" jangan ngajak cepet-cepet pulang " hardik Deryl pada Luna ,

" yah kan cuma urusan bisnis Bee " kata Luna ke arah Rayi , namun Rayi pura - pura membalas pesan .

" kapan lagi urusan bisnis bisa sama refreshing " kata Johan senang sambil sedikit berjoget bersama Roy ketika . Luna melotot ke arah Rayi . Namun Rayi hanya bisa tersenyum pasrah .

" mari yuk masuk sayang ku " kata Rayi sambil merangkul Luna , takut Luna lebih marah lagi . Luna hanya bisa pasrah mengikuti Rayi .

Luna dan Rayi berjalan mengikuti Deryl dan juga yang lain . Mereka berhenti di kursi paling ujung . Di Sana sudah ada rekan bisnis Rayi . Mereka saling berjabat tangan satu sama lain , dan ketika menjabat tangan Luna mereka memberi isyarat bertanya .

" tunangan saya " Rayi menjelaskan pada rekan bisnisnya ,

" oh jadi ini yang bikin Oldiet blacklist pak Rayi sana - sini " kelakar Raka , disambut tawa yang lain . Luna kontan menatap sinis Rayi karena berlagak tidak ada masalah di depan Luna .

" ehm jangan bahas itu di depan dia , bisa marah besar dia " kata Rayi memberitahu pada Raka . Raka dan yang lain pun kemudian membahas urusan pekerjaan .

Semakin malam semakin riuh suara musik , dan Rayi dan yang lain pun tak lagi membahas urusan bisnis . Saat Luna hendak beranjak berdiri Rayi buru - buru menarik tangan Luna mendekat membuat mau tak mau Luna mengurungkan niat untuk beranjak pergi . Raka dan yang lain melihat kearah Luna yang tampak dongkol kearah Rayi .

" Bee , mau ke toilet " bisik Luna pada Rayi yang tengah ngobrol dengan yang lain ,

" aku anterin " kata Rayi segera beranjak ,

" astaga emang aku anak TK apa " kata Luna sebal

" emang tahu tempat nya ? " kata Rayi

" tuh yang di pojok kan " tunjuk Luna pada tulisan Toilet , membuat Rayi tak bergeming .

" aku anterin " paksa Rayi ,

" no , dan lagi kamu bisa lihat juga aku kesana dari sini " debat Luna mengecilkan suara nya karena yang lain mulai melihat mereka berdebat .

" okey , lebih dari 5 menit aku samperin kesana " kata Rayi sambil menata rambut Luna ,

" are you serius ? " kata Luna tak percaya , tapi hanya di sambut senyuman khas dari Rayi . Luna pun hanya bisa menggelengkan kepala dan berjalan pergi .

" sumpah loe tuh ya " kata Deryl yang tak percaya dengan sikap Rayi yang super protective pada Luna ,

" loe tahu kalo dia sampek lecet dikit aja , bisa mati gue " kata Rayi yang ekor mata nya tak luput dari Luna yang berjalan ke arah toilet ,

" tapi loe parah kebangetan " timpal Johan ,

" wajar lah , kalo sampai kejadian kayak Oldiet juga siapa yang ga khawatir " ujar Raka ,

" nah itu bener banget " kata Rayi setuju , " kalian tahu ga dia dirumah itu kayak princess dijagain mati - matian sama ketiga kakak cowoknya , ga boleh lecet dikit aja " lanjut Rayi .

" 3 kakak cowok ?" Raka tak percaya , Rayi mengangguk menyakinkan .

" cari mati emang dia " kata Deryl di timpali tawa oleh yang lain , yang juga ikut memperhatikan ke arah toilet .


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C86
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login