Download App

Chapter 30: Mengapa Kamu Tidak Menjadi Gigolo Saja?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Pada malam hari, warna-warna lampu neon menerangi seluruh kota. Malam hari masih panjang dan belum berakhir di bar. Ini adalah tempat hiburan untuk rekreasi banyak anak muda yang berkumpul untuk bersenang-senang sampai pada malam hari. Lampu-lampu yang berkedip dan musik yang mengalun riuh rendah membangkitkan antusiasme semua orang.

Ye Mei duduk di depan bar, menatap bartender tampan yang sedang bartending dengan gaya sambil tersenyum padanya lurus-lurus, dan tertawa kecil. Beberapa gelas anggur merah yang diminum Ye Mei membuat pipinya memerah. "Kakak tampan, kamu begitu tampan. Mengapa tidak menjadi gigolo saja?"

Ye Mei yang sedikit mabuk kini tersenyum menawan sambil memainkan rambut ikalnya yang berwarna seperti anggur merah. Ye Mei terlihat sangat memesona. Ketika bartender mendengar pertanyaan Ye Mei, ia tidak marah dan malah tersenyum, "Nona cantik. Jika kamu mau menyambutku, menjadi gigolo juga bukanlah hal tidak mungkin."

Ye Mei terus menyesap anggur meskipun sedikit pusing. "Sudahlah. Aku tidak suka hal seperti itu. Suasana hatiku senang malam ini, jadi aku akan memberitahumu satu rahasia. Pria yang ingin kutiduri adalah pria paling tampan di Ibukota…"

Kata-kata 'Setelah mabuk, seseorang akan mengatakan kata-kata dari dasar hati' ternyata memang benar. Meskipun Ye Mei belum mabuk, ia masih bisa mendengar perkataannya meskipun ia tidak betul-betul menyadarinya. Kini, Ye Mei sudah sedikit terhuyung-huyung. Bartender melihat sekilas Ye Mei dan tidak menanggapi, tapi ia mengambil anggur untuk dirinya sendiri.

"Segelas anggur putih!" Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari bar yang berisik ini. Suaranya merdu didengar hingga membuat orang-orang ingin mencicipinya. Bartender mendengar suara itu dan menoleh, lalu melihat wajah mungil yang halus dan sempurna.

Orang yang datang adalah Shen Cheng yang berencana untuk minum sedikit anggur demi mengurangi rasa bosan. Mendengar suara ini, bartender membeku sejenak. Ia mengangkat kepalanya dan melihat sekilas Shen Cheng. Meskipun terkejut, bartender itu masih tetap mengangguk padanya dengan sopan.

Dengan cepat, segelas anggur putih yang sangat kental disajikan di depan Shen Cheng. Bartender membuat gestur untuk mempersilahkan Shen Cheng meminumnya. Shen Cheng mengambil gelas, mengangkat kepalanya, dan menghabiskan anggur di dalam gelas dengan satu tegukkan. Lalu, ia mengerutkan kening dan mengencangkan bibirnya yang merah. Ini adalah reaksi alami yang akan muncul ketika minum anggur keras.

Shen Cheng meletakkan gelas anggur yang kosong dan mengetuknya dengan jarinya. Bartender tersadar kembali dari keterkejutannya dan memberinya segelas anggur putih lagi. Ia bekerja sebagai bartender selama enam atau tujuh tahun di bar ini, tapi ini adalah pertama kalinya ia bertemu seorang wanita yang begitu berani. Wanita lain akan berteriak 'keras' setelah minum koktail, namun gadis ini masih bisa begitu nyaman setelah minum anggur putih?

Setelah Shen Cheng minum beberapa gelas, perutnya mulai terasa terbakar. Shen Cheng telah lama terbiasa dengan perasaan seperti ini dan tidak peduli.

"Kamu mengapa minum begitu banyak?" Ye Mei bertanya dengan terhuyung-huyung. Ia menoleh dan melihat Shen Cheng, kemudian segera setengah terbangun dan memekik, "Kamu?!"

"Hng," Shen Cheng merespons pelan. Ia tidak kesal meskipun Ye Mei mengingatnya. 

"Bukannya kamu hamil? Mengapa masih berani minum anggur?" tanya Ye mei. Ia menggosok-gosok matanya dan memastikan sekali lagi bahwa ia tidak salah mengenal orang. Ia segera mengambil gelas Shen Cheng dan menciumnya, lalu ekspresinya segera berubah. "Ini adalah anggur keras…"

Shen Cheng menundukkan kepalanya dan sengaja melihat perutnya yang datar. Ye Mei melihat itu, lalu mengikuti arah pandangan Shen Cheng. Ia melihat ke bawah, bawah lagi, terus melihat ke bawah…"Ya ampun!" Ye Mei berteriak, seakan melihat hantu.

Shen Cheng melirik Ye Mei dan bergumam tegas, "Jangan berisik."

Ye Mei menutup mulutnya dengan tangannya, maju ke depan, dan mengamati perut Shen Cheng dengan mendetail. Setelah itu, ia mengulurkan tangannya dan menyentuh perut Shen Cheng. Sebuah rasa dingin menjalar dari telapak kaki hingga menuju ke jantung. Ye Mei sontak tercengang. "Kamu… Itu… Perut besarmu pergi ke mana?" 

"Aku, keguguran—"

"Keguguran?" Ye Mei terkejut sampai wajahnya pucat, "Perutmu begitu besar. Setidaknya sudah berjalan enam bulan, kan? Bagaimana bilang akan keguguran, langsung keguguran…"


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C30
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login